Dede bayi

5.8K 422 39
                                    

Saat ini jendral sedang berada di rumah nya tentu saja dengan mahen yang sedang memangku kepalanya sambil mengelus rambutnya dengan penuh kasih sayang.

Mahen tersenyum saat Jendral bercerita bahwa dia sudah berbaikan dengan kedua orang tua nya dan dia juga mengucapkan terimakasih kepada mahen.

"Sama sama, aku seneng kalo kamu bisa Deket lagi sama mereka." Jawab mahen.

"Iya, yah walau mereka masih suka kerja tapi ga sesibuk kemarin, kamu tau bahkan tadi mamah masakin aku sarapan, papah juga sarapan di rumah."

"Beneran?"

"Iya dong."

"Seneng?"

"Banget hehe."

Mahen tersenyum tipis.

Hening beberapa saat mereka fokus pada pikiran masing masing dan juga kegiatan nya -mahen mengelus rambut jendral, jendral yang memainkan tangan mahen.

"Ay mau Dede bayi." Jendral memecahkan keheningan sambil menatap mahen polos.

"Bayi?" Mahen terdiam sambil menatap jendral.

"Iya Dede bayi, kan lucu nanti kalo aku punya Dede bayi aku bisa peluk peluk, cium cium, terus bisa di ajak main bareng nanti aku ajarin dia cara nya pake samurai sama piso." Jelas jendral dengan antusias.

Plak!

Mulut jendral di tampar oleh mahen.

"Aw! Auhh." Jendral mengelus mulut nya sambil cemberut, dia menatap mahen dengan tatapan memelas nya "ko di tampar? Auh tau."

"Ya kamu yang bener aja Jendral, masa anak nya di ajarin pake samurai kamu kira dia apaan." Mahen memutar bola mata nya malas sungguh dia benar benar tidak habis pikir.

"Ya gapapa nanti dia jago bela diri ga perlu di kawal lagi." Jendral bangkit dari acara tiduran nya lalu menghadap mahen sambil memegang kedua bahu anak itu "bayangin kamu di serang dan aku lagi ga di sambil kamu kalo bayi kita bisa bela diri kan kamu jadi ada yang lindungin."

Tolong...jauhkan mahen dari Jendral mode random seperti ini.

"Jen...dia masih bayi dan lagi aku ga akan izinin dia bawa gituan." Jelas mahen.

"Kenapa???" Jendral merengek ke mahen.

"Jendral sayang aku ga mau anak aku pegang gituan bahaya." Mahen menangkup wajah yang cemberut.

"Tapi kan nanti dia jadi anak kuat terus dia ga perlu ngonsumsi obat atau vitamin kan dia udah kuat, ayo lah ayyy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi kan nanti dia jadi anak kuat terus dia ga perlu ngonsumsi obat atau vitamin kan dia udah kuat, ayo lah ayyy."
Rengek jendral kepada mahen.

"....ga gitu..." Mahen terdiam dia bingung bisa bisa nya kekasih nya memikirkan hal tak jelas sampai segitunya.

"Terus gimana?" Tanya Jendral dengan polosnya.

"Gini, obat sama vitamin itu perlu sayang biar dede bayi nya kuat bukan kuat bisa tarung tapi kuat daya tahan tubuh nya biar ga gampang sakit."

"Ouhh gitu yah hehe aku ga tau." Ucap jendral dengan polos nya.

Ingatkan mahen bahwa Jendral adalah dom di sini:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingatkan mahen bahwa Jendral adalah dom di sini:)

( Mau ganti jadi markno aja ga?

Mahen : ayo Thor.

Jendral ; engga yah apa si kalian, ga boleh gitu.

Mahen : boleh ko, ya ga Thor.

Iya dong inget nasib kalian berada di tangan author.

Jendral : cih menyebalkan, mau pundung.

Pundungan kek boti

Jendral : diem deh bikin emosi aja.

Okey kita ganti jadi markno aja.

Mahen : horeeee.

Jendral : GAAAAAA PADA READERS JUGA MAU NYA NOMARK!

Suttt ga usah protes.)

"Iya sayang gitu."

"Okey, ayo buat bayi." Jendral menatap mahen kembali dengan senyuman yang menurut mahen sangat menyebalkan.

"Ga."

"Ko gitu sii." Jendral merengek dan menggoyangkan tangan mahen.

"Engga Jendral."

"Ayo buat Dede bayi ayyyyy!"

"Ga mau!"

"Tapi aku mau!"

Dan terjadilah sebuah perdebatan antara bikin bayi atau menolak membuat bayi.

Tbc

Hmm pendek bgt yahh, okey deh author triple update buat kalian nanti. Untuk sekarang gini dulu yahhh maaf kalo ada typo dan jangan lupa vote and komen TERIMKASIH.

berandal kesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang