Karena itu, cepat atau lambat Suhyeok akan tergantikan, bukan?

Vincenzo menghembuskan nafasnya, terlalu rumit menghadapi putrinya yang keras kepala.

Keras kepala seperti dirinya, tentu saja.

Pandangan Vincenzo masih tertuju pada tawa bahagia pangeran kecil Cassano,

Lion Cassano.

Nama itu begitu cocok untuk cucunya.

Dibanding Lion Lee.
Marga biasa dan tak memiliki kekuatan di dalam namanya.

Lion..

Vincenzo membelalakan matanya.

Tiba-tiba saja, tatapan cucunya itu langsung bertemu dengannya.

Tapi tatapan terkejut Vincenzo langsung berubah.
Kini ia menatap cucunya sambil tersenyum miring.

Sepertinya Vincenzo sudah mengetahui jika cucunya akan meresponnya seperti itu.

Lion dapat merespon panggilan dari pikirannya.

Cucunya itu tertawa memandang ke arahnya.
"Kakek Vi!"Lion melambaikan tangannya semangat, membuat semua mata akhirnya melihat ke arah pureblood vampire itu.

Vincenzo tersenyum lebar dan melambai balik pada Lion, lalu berjalan menuruni tangga untuk menghampiri keluarganya.

Vincenzo kini sudah berdiri di depan cucunya.
Ia mengelus rambut bocah yang senyumnya, yang harus Vincenzo akui, begitu mirip Suhyeok itu.

"Kami akan pulang sekarang.."ucap Suhyeok yang akhirnya berdiri dari duduknya.

Vincenzo langsung menatap Suhyeok.
Alis sang vampire terangkat satu
"Kami?"tekan Vincenzo.

Terlihat pandangan ayah mertua dan menantu yang saling beradu itu menyiratkan banyak hal.

"Ayah, Lion mau bermain dulu dengan kakek Vi.."ucap Lion.

"Lion.."panggil Cheongsan cepat.
"Ayo kita bermain saja di halaman depan!"lanjut Cheongsan yang mengerti situasi itu hanya untuk keluarga inti Cassano.
Ia begitu mengerti tempatnya.
"Cuaca di luar sedang bagus.."

Wajah Lion mulai merengut.
"Tapi Lion-"

"Lion.."panggil Namra yang memotong rengekan Lion.
"Bermainlah dulu dengan paman Cheongsan.. Ayah dan Mama harus bicara dengan kakek dan nenek,"jelas Namra.

Lion langsung terdiam.
Memandang kedua orang tuanya bergantian.
"Hmm.. Oke,"jawab Lion akhirnya.
Walaupun raut wajah anak berumur 4 tahun itu sangat menyiratkan kekecewaan.

"Ayo paman Cheongsan.. kita bermain petak umpet di luar,"Lion langsung berjalan menuju pintu keluar.

"Aye. Aye.. Pangeran,"setuju Cheongsan, ia berjalan di belakang Lion.

Tapi tiba-tiba langkah Lion terhenti.
Pandangan anak laki-laki itu tertuju pada Vincenzo.
"Kakek Vi.. jangan panggil ayah seperti itu. Mama akan marah,"ucap Lion sebelum melangkahkan kakinya keluar.

Semua terdiam mendengar ucapan Lion.
Memandang anak kecil itu dengan sedikit terkejut.

Kecuali Suhyeok dan Cheongsan yang hanya terdiam, saling beratatapan tak mengerti.
Tapi tak lama Cheongsan akhirnya mengikuti pangeran Cassano kecil itu keluar.

"Lion-"ucap Namra perlahan.
Dahinya berkerut.

Vincenzo menatap Namra dengan senyuman yang merekah. Kedua tangannya dengan santai ia masukan ke dalam saku celananya.
"Well... Dia seorang Cassano,"

ENCHANTEDWhere stories live. Discover now