04.ABOUT LISA

2.3K 266 20
                                    

JENNIE POV

Tetap disini, dibangku yang sama bersama Irene sekitar 30 menit sambil berbicara tentang hal-hal yang dia tanyakan atau aku tanyakan. Aku merasa nyaman dengan nya mungkin karena aku ingin punya banyak teman tapi aku tidak bisa melakukannya, kalian tau alasannya. Tidak akan ada orang yang menyukai ku untuk menjadi teman nya.

"So, aku melihat bagaimana kamu menatap Lisa, apa kamu menyukai nya?" Dia bertanya padaku sambil menyantap kentang goreng nya, aku meliriknya dan dengan malu-malu mengangguk kan kepala.

"Kau aneh, Lisa adalah pengganggu mu tapi kamu menyukai nya? Karakteristik apa yang kamu sukai darinya? Menjadi jalang?" Dia bertanya sambil tertawa karena kalimatnya, aku ikut tertawa dan menggelengkan kepala.

"Aku juga tidak tau, Jisoonie dan Chae juga bertanya kenapa aku menyukainya, tapi yang bisa aku katakan hanyalah dia cantik, pintar, dan aku menyukai nya" kataku yang membuatnya tertawa lagi. Dia menampar lengan ku masih dengan tawanya dan aku hanya menatapnya tersenyum.

"Apa?" Kataku bingung tapi masih memasang senyum diwajahku.

"Tidak ada, aku merasa lucu karena aku tidak benar-benar berpikir bahwa dia akan menyukaimu, jangan salah paham oke? Aku bukan orang yang sama seperti dia, aku mengenal sifatnya dan itu tidak mungkin terjadi, hei, aku tidak bermaksud menyakiti mu, kamu baik-baik saja?" Dia berkata membela diri, aku hanya tersenyum dan mengangguk.

"Tidak apa-apa, sungguh. Aku tidak berencana untuk menyatakan perasaan ku karena pertama dia adalah seorang Dewi dan aku hanya seorang gadis yang tinggal di apartemen dengan barang-barang rongsokan" kataku tersenyum, tapi jauh didalam hatiku, aku amat sangat terluka.

"Sulit menjadi aku, gadis nerd, jelek, dan kutu buku, kebanyakan orang sekarang menyukai teman yang kaya, cantik atau tampan. orang-orang tidak menyukai gadis seperti ku bahkan aku sendiri membenci diriku juga, karena penampilan fisik ini, aku terluka, dan aku tidak menginginkan ini lagi, aku tidak mau" tambahku. Dia menatapku dengan kasihan dan menghela nafas sebelum memelukku erat dan membisikkan sesuatu yang membuatku tersenyum.

"Jangan khawatir, aku bukan salah satunya, aku bersedia menjadi temanmu dan aku akan melakukan yang terbaik untuk membuatmu bahagia dan melindungimu.." kata Irene tulus.

"Terima kasih Irene" kataku.


•••

Another day of school, hari lain untuk mendapat bully an. Saat aku masuk ke rumah kemarin, aku di bombardir serentetan pertanyaan khawatir dari keluarga ku. Eomma ku menangis melihat keadaan ku dan appa ku mencoba menahan diri untuk tidak memukuli anak-anak orang kaya itu, sedangkan Oppa hanya bisa menatapku kasihan. Tidak apa-apa bagiku, meskipun aku sudah terbiasa dan satu tahun lagi aku akan lulus. Setelah itu aku akan memperbaiki diriku menjadi lebih baik bahkan jauh lebih baik.

"Eomma! Appa! Oppa! Aku berangkat sekarang!" Aku berteriak, mereka menjawab 'oke hati-hati' sebelum aku keluar apartemen kami. Aku berjalan menuju sekolah dengan berjalan kaki. Aku menabung uangku untuk membeli sesuatu.

Saat sedang berjalan, sebuah mobil sport berwarna merah menghalangi jalan ku. Pintu mobil terbuka memperlihatkan seorang gadis yang ku sukai, Lalisa Manoban.

"Oh hai" sapa nya membuatku kembali menunduk. Dia disini dan dia akan menggertak ku lagi. Berhentilah berasumsi bahwa dia ingin bertemu dengan mu Jennie!

"Apa Jennie menjadi pemalu? Aku baru pertama kali melihat balon malu" ucapnya membuatku menoleh ke arah nya. Dia menatapku sambil menyeringai

"Pertama-tama, ijinkan aku melakukan ini agar hari ku terasa lengkap" katanya sebelum langkah mendekati ku dan mendorongku hingga aku jatuh dan lutut ku terluka.

"Kedua..ini, jawab semua itu!" Dia berkata sambil melempar buku catatan nya kepada ku tepat mengenai luka baru ku membuat ku meringis.

"Dan ketiga, mati" lanjutnya sebelum pergi. Aku menatap sosok nya dan menghela nafas sebelum bergumam pada diriku sendiri.

"Kenapa aku sangat menyukai mu? Bagaimana cara nya agar aku bisa menghapus perasaan ku untukmu?" Monolog ku sebelum berdiri, tapi aku meringis kesakitan karena luka di lutut ku.

"Kamu jatuh karena nya lagi ya? Kamu terlalu keras jatuhnya, kamu harus berhati-hati" aku mendengar suara dari depan. Aku mendongak dan melihat Irene mengangkat alisnya sambil mengulurkan tangannya.

Aku tersenyum padanya, dan menerima uluran nya. Ketika aku sudah berdiri dia menghela nafas secara dramatis dan meletakkan tangan nya di pinggang.

"Kamu berat juga" katanya menghela nafas, tapi kemudian tersenyum. Aku mengambil buku catatan Lisa lalu mengambil bolpoin ku dan duduk dibangku terdekat. Irene ikut duduk di sampingku.

"Kamu akan mengerjakan pekerjaan rumah nya? Jen, aku mendengar apa yang dia katakan, jangan membuatnya percaya diri untuk memerintah mu, jika dia memerintah mu, kamu harus meminta imbalan setidaknya berupa uang" katanya yang membuatku tertawa ringan.

"Irene, tidak apa-apa, ini adalah satu-satunya cara agar aku bisa bersamanya, dan melihatnya dari dekat, jadi tidak apa-apa" kataku dan terus menjawab soal di buku catatan Lisa.

"Dan nanti kamu akan membawakan tas nya lagi? Mengisi botol minum ya, memesankan makanan untuknya, dan bahkan menyeka mulutnya?! Astagaa, jika Lisa bukan pemilik sekolah ini atau karena dia teman ku, aku sudah menampar nya karena melakukan ini padamu" ucap nya.

"Aku melakukan itu karena aku menyukainya, dan jika itu membuatnya bahagia maka aku akan melakukan apapun yang dia mau meskipun pada akhirnya dia tidak akan menyukai ku, setidaknya aku bisa membuatnya bahagia" kataku yang membuat nya memutar matanya.

"Persetan! Dengan hal 'aku menyukai nya', hanya jangan menyukai nya, jadi kamu bisa membenci nya dan membuat nya mudah untuk dirimu sendiri"

"Irene, tidak semudah itu, aku sangat menyukainya, jika aku bisa menghapus perasaan ku padanya semudah itu, maka aku akan melakukannya.."






-to be continued-

Bucin sama bodoh emang beda tipis:)

Maaf Ghost abis kebanjiran wkwk, nanti ghost double up okwayy

FROM NERDY TO DADDY - G!P [JENLISA]✓Where stories live. Discover now