🍒RE-01🍒

122K 8.9K 362
                                    

Komen yauw, VOTE PLIS JAN LUPA🏃

><

Prang!

Kaca jendela di Ruang Kepala sekolah pecah setelah seorang Siswa bernama Reihan Artalex Sugianto melemparkan batu-bata kesana.

Siswa berandal yang memang sudah sangat meresahkan warga sekolah Cendana ini tak ada kapoknya sama sekali.

Huh.

Dari kelas 10 sampai kini dia sudah masuk kelas 12, kenakalannya tetap berlanjut.

"Wih langsung pecah, bagus tuh, jadi tuh kepsek botak gak bisa korupsi Dana sekolah lagi! Dia kan harus benerin kaca-kaca jendela yang udah gue pecahin." Reihan bangga dengan hasil pekerjaannya.

Davin dan Jo menatap Reihan datar, nanti kalau udah berhadapan sama Elisya, Reihan kicep, tapi tingkahnya sudah melebihi kadar manusia pada umumnya.

Mungkin bisa disamakan sama titisan Setan.

"Kalau Eli tau, habis lo Rei." ceplos Jo santai, dia kan tau bagaimana watak Elisya bagaimana kalau berhadapan dengan Reihan.

Dan dia juga tau bagaimana Reihan kalau sudah berhadapan sama Elisya.

Reihan mendelik mendengar ucapan Jo, dia mendengus. "Kalau lo pada gak cepu, Elisyaiton itu gabakal tau!" ketusnya.

Davin tersenyum tipis, dia mengeluarkan ponselnya yang sudah terhubung pada Elisya.

"Elisyaiton ya? Kaya gini lo dibelakang gue Reihan, mau gue hukum lagi lo hah?"

Reihan menegang, dia menatap Davin penuh permusuhan, cowok bertindik dia mengacungkan jari tengahnya pada Davin.

"Fakyu Davin! Cepu bangsat!"

"Reihan, lo ngomong kasar."

"Ck, enggak Eli, aku gak ngomong kasar, Jo itu yang ngomong kasar."

Mendengar tuduhan tak berarti itu, Jo tak terima. "Eli! Lo dikatai mak lampir sama Reihan! Katanya muka lo jelek kaya keset kaki welcom!" teriak Jo sengaja.

Reihan sudah pucat, dia menatap Jo penuh permusuhan. "Enggak Eli! Aku gak ada ngomong kaya gitu! Gak usah dengerin omongan Jo babi itu!"

Tak ada sahutan, karena setelahnya Eli mematikan sambungan mereka, membuat Reihan semakin ketar-ketir dibuatnya.

"Apasih, lo biasa aja kali, emang dia bakal ngapain sih?"

Reihan menggeleng "Dia gak bakal ngapa-ngapain sih, cuma gue takut aja sama tatapan matanya, dia juga bar-bar tau, serem gue, gue pernah ditonjok nya sampai muntah darah."

"Cemen lo, kalah sama Elisya, padahal Eli tuh kayanya lemah lembut banget, tipe gue deh."

"Lo ambil aja sana, mana ada yang mau sama cewek galak kaya dia!" sewot Reihan.

Davin mengangguk. "Iya, nanti gue deketin, doain gue ya." cetus Davin tak sabar.

Reihan menggeram kesal, kenapa malah minta di doain sih! Harusnya Davin gak perlu berusaha deketin Elisya, karena Reihan gak bakal setuju.

Davin terlalu baik untuk si galak Elisya.

Kasian Davin nanti tertekan kalau jadi sama Eli.

...

Gadis cantik berambut sepundak itu menatap beberapa orang pembully yang berhasil dia tangkap, hari ini jadwal Elisya untuk ber patroli.

Sebagai Ketua Komisi Kedisiplinan, Elisya harus senantiasa berjaga dan menangkap para berandal di sekolah.

Tak ada yang berani melawan pada gadis setinggi 169 cm itu, tatapannya yang datar selalu membuat siswa-siswa itu panas dingin penuh ketakutan.

"Kalian memberikan lem setan di bangku siswa bernama Geo, kalian harus berhadapan dengan saudarinya, Zija, nih jatah lo, habisi gih."

Seorang gadis berwajah lumayan tampan itu berdiri di depan para pembully abang tersayangnya itu.

"Berani ya lo, gangguin abang cantik gue, mau mati ditangan gue lo kayanya." Zija dikenal sebagai siswi tampan bertenaga badak, wajar sih, dia kan anak Taekwondo.

Elisya mundur beberapa langkah membiarkan Zija menghabisi para pembully abangnya itu, Elisya menatap 2 temannya.

"Bella, tolong panggilkan satpam sekolah."

"Hah? Kenapa harus gue njing?"

Elisya menatap Bella penuh keangkuhan. "Karena gue maunya lo yang gerak, kenapa? Mau lawan perintah gue lo?" tantang Elisya.

Erlina sudah takut-takut, akan berbahaya kalau kedua gadis bar-bar ini berkelahi.

"B-biar Erlina aja ya Eli, udah jangan berantem kalian." Erlina berusaha mencegah perkelahian terjadi, bahaya kalau keduanya terlibat aksi pukul memukul.

Bella mendengus malas, dia ikut saat Erlina pergi dari sana, meninggalkan Elisya yang hanya menatapnya datar.

Setelah ini Elisya harus menghukum kucing kecilnya dulu.

"Zija gue duluan ya, lo urus mereka." pamitnya yang hanya dijawab anggukan oleh Zija, dia lagi asik mukul-memukul nih.

Lagian sih, berani banget gangguin abang cantik Zija, mau dipatahin tuh tangan mereka kayanya.

Sepertinya Reihan mulai merasakan hawa-hawa membunuh yang kuat, makannya dia berlari cepat untuk menyembunyikan dirinya dari Elisya.

Reihan tak pernah berani melawan gadis itu, sedari kecil juga Elisya lah yang selalu membela nya kalau ada bocil setan komplek yang mengganggu nya

Makannya Reihan sangat takut dan patuh pada ucapan Elisya, sehari doang, setelahnya dia lanjut lagi kenakalannya.

🍒Bersambung🍒

Naughty Rei [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora