01 = Pernikahan Sepihak

3.7K 462 65
                                    

"Bukankah seharusnya kau menolak perjodohan ini?"

"Kenapa aku harus menolaknya di saat kau bahkan tak bisa melakukan apa pun, Daisy?"

Daisy membuang napasnya keras saat mendengar balasan dari tanya yang dikatakannya. "Karena kau lebih memiliki kemampuan untuk melakukan penolakan. Itu sebabnya aku menyerahkan semua keputusan padamu, karena aku tahu kau akan menolaknya."

"Itu masalahmu," balas Nic santai. "Kau menyerahkan keputusan padaku dan inilah hasilnya. Aku juga tak bisa menolak permintaan ibuku."

Bohong. Nic bisa saja menolaknya, tapi ia memang tak mau.

Raut wajah Daisy perlahan berubah kaku. Daisy tidak ingin menikah dengan Nic—pria yang justru mencintai Gie, kakaknya. Lagipula, sampai detik ini, hatinya masih terpaut pada pria yang justru dinikahkan paksa dengan Gie. "Kita tak bisa menikah, Nic."

"Kenapa?" sahut Nic cepat. "Karena kau masih mencintai sepupuku yang sudah menjadi kakak iparmu?" Nic menyeringai kecil saat mendapati raut wajah Daisy semakin mengeras. "Lupakan saja kekasih yang sudah meninggalkanmu demi kekuasaan, Daisy. Lagipula, kau tidak akan bisa mengalahkan Gie."

"Dan kau pikir bisa mengalahkan Hugo jika kau menikahiku?" sergah Daisy tak kalah cepat. "Aku tahu tujuan utamamu menerima perjodohan ini, Nic. Kau berharap Gie menyesali keputusannya setelah melihatmu—pria yang selama ini selalu ada untuknya—justru menikahi adiknya. Begitu, kan?"

"Jika kau sudah tahu, bukankah sebaiknya kau mempersiapkan dirimu untuk mengikuti rencanaku, Daisy?" sambar Nic lagi. Mereka masih sama-sama memasang raut tenang walau jelas menyembunyikan gejolak emosi di dalam hati. "Mungkin saja kau bisa membalas rasa kecewa pada pria pengecutmu itu jika kita menikah dan menunjukkan kalau kita bisa bahagia tanpa mereka, kan?"

Daisy mengulas senyum miring setelah mendengkus kecil. "Kupikir kau cukup menyedihkan, Nic," ujarnya menatap Nic tanpa rasa gentar. "Kau masih belum bisa menerima kalau wanita yang kau cintai tidak pernah mau memilihmu."

Nic terdiam sesaat, menatap Daisy dengan lekat. "Jujur saja, Daisy. Kau pun sama sepertiku. Bedanya, aku tak ingin memperlihatkan kekalahan telakku. Tak sepertimu yang hanya bisa diam di saat hatimu terus menjerit tidak terima. Menyedihkan."

Satu senyuman mengejek itu membuat rahang Daisy beradu kuat. Sejak dulu, Daisy memang tidak pernah menyukai sifat Nic yang egois dan tak pernah mau terlihat salah.

"Lagipula, kau tidak bisa melakukan apa pun dengan perjodohan ini kan, Daisy? Lalu kenapa kau harus repot-repot mengajakku berdebat untuk sesuatu hal yang tak bisa kau ubah?"

"Kau harus sadar kalau pernikahan bukan sebuah hubungan yang bisa kau permainkan seenaknya, Nic," geram Daisy.

"Tentu saja. Aku bukan jenis pria yang akan menawari pernikahan kontrak dengan seorang wanita. Apalagi itu wanita yang sudah lama kukenal karena hubungan pertemanan antar keluarga."

Kekeras-kepalaan Nic akhirnya membuat Daisy membuang napas lelah. "Aku tak ingin menikah denganmu."

"Katakan itu di depan keluarga kita. Kita pasti tak akan menikah setelah kau mengatakannya di depan mereka." Nic menyeringai saat mendapati raut wajah Daisy semakin dipenuhi kemarahan. "Kenapa kau bisa menunjukkan kemarahanmu di depanku tapi tak bisa melakukannya di depan keluargamu? Bukankah dibandingkan aku, kau yang lebih menyedihkan, Daisy?" ejeknya.

Kemudian Nic melangkah maju mendekati Daisy, lalu meletakkan tangannya di puncak kepala wanita itu yang tentu saja langsung ditepis dengan kuat. Sayangnya, Nic jenis manusia yang jauh lebih keras kepala. "Terima saja perjodohan ini, Daisy. Kau tentu tahu banyak keuntungan yang kau dapatkan sebagai istriku nanti."

One Only [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang