How Embun Realize

55 6 3
                                    

Ini cerita diambil sebelum bab Embun-Biru yaa. Jadi sebelum Embun pacaran sama si Rendi.
Vote dan komennya juga ditunggu hehe.



*****

Sudah setengah tahun semenjak Biru lulus dari sekolahnya, dan lelaki itu tampak sangat sibuk dengan urusan kuliahnya. Biru berhasil lulus dengan nilai yang memuaskan, nyatanya memang anak lelaki itu memiliki otak yang encer. Dia juga berhasil memasuki jurusan teknik perminyakan di Universitas A yang sangat terkenal itu.

Dan di sinilah Embun, merenungi nasibnya. Sudah hampir satu bulan dirinya tidak bertemu dengan Biru. Embun kan kangen. Oh iya, sekarang dia udah kelas 11, 11 IPA 1. Kebetulan juga kapasitas otaknya melebihi dari yang dia pikirkan. Maksudnya, karena sering banget direcoki Biru untuk belajar mau nggak mau dia jadi rajin belajar. Dan yah, hasilnya cukup memuaskan. Dia masuk ke kelas unggulan. Sahabatnya, Keisha juga masuk di kelas yang sama dengannya.

Sebenernya, Embun ini anak yang cukup supel bisa nempel sana sini sama temen-temennya. Tapi tetep aja, lebih enak kalo apa-apa sama sahabatnya. Ya gak?

"Lo kenapa deh akhir-akhir ini lesu amat?" Tanya Keisha sambil makan coki-cokinya yang diambilnya dari tas Embun. Mereka saat ini berada di kelas yang kosong karena anak-anak lain udah keluar buat cari makan.

"Gue udah sebulan ini nggak ketemu Biru, Kei." Ucap Embun cemberut. Dia sedang duduk sembari menaruh kepalanya di lipatan tangannya yang menumpu di meja.

"Ya kan namanya mahasiswa baru, Nyet. Ya sibuk. Apalagi teknik, setau gue tu ospeknya anak teknik lebih kejem lah ketimbang anak lain." Keisha menjawab santai, karena dia udah pernah liat sendiri pas abangnya di ospek, jadi ya dia nggak heran sama kesibukan maba teknik.

"Emang iya?" Embun langsung mengangkat kepalanya menatap Keisha dengan semangat. "Kakak gue nggak ada yang anak teknik nih. Gue liat-liat mereka nggak ada kesibukan gitu."

"Yee abang-abang lo mah anak ips." Keisha memutar bola matanya malas.

"Tapi ya Kei, gue akhir-akhir ini ngestalk akun Biru kan. Dia tu sering banget sama kak Arini anjir, sama satu lagi cewe tapi gue nggak kenal! Kesel banget gue. Mana hobi mepet-mepet Biru lagi." Embun dengan kesal memukul-mukul mejanya pelan.

"Yee apa salahnya? Kan Biru nggak punya pacar sih." Sekarang Keisha mengambil pocky milik Sinta, teman sebangkunya. "Atau jangan-jangan lo cemburu nyet?"

Embun melongo kemudian tertawa ngakak. "Gue?" Embun menunjuk dirinya sendiri. "Gue cemburu sama Kak Arini? Ngapain anjrit. Emang gue suka sama Biru?" Masih dengan tawanya Embun mengelap air mata di sudut matanya. Dia pikir ini terlalu lucu, ya masa dia suka sama teman masa kecilnya. Aneh banget, iya nggak si?

Keisha hanya menatap Embun yang tertawa itu dengan pandangan skeptisnya sambil masih makan pocky rasa matchanya. Ini orang masih denial aja, pikir Keisha. Padahal udah jelas banget dia cemburu sampe ngestalk sosmed orang pake akun bodong.

Embun yang ditatap Keisha seperti itu langsung diam. "Enggak kan Kei? Gue nggak mungkin suka sama dia kan?" Tanya Embun panik dan bingung sendiri.

Keisha hanya menggelengkan kepalanya dan mengangkat bahunya. "Ya lo pikir aja, lo nggak suka ada cewek deket-deket sama Biru, lo kesel sama cewek itu, lo kangen sama Biru. Temen macem apa yang kayak gitu hah?" Keisha menekankan kata cemburu dan kangen.

Sebelum menjawab ucapan Keisha, bel masuk telah berbunyi. Padahal Embun masoh mau menyangkal pernyataan Keisha kalo itu hal wajar. Iya kan wajar kan antar sesama temen?

Kemudian sepanjang sisa pelajaran hari itu, Embun udah nggak bisa fokus lagi. Pikirannya bercabang, antara dia memang suka Biru, atau ini karena biasanya tiada hari tanpa Biru di sisinya? Embun bimbang. Kemudian dia marah-marah sendiri, gara-gara ucapan Keisha dia jadi overthinking kan. Duh.

Keluarga BiruWhere stories live. Discover now