Aris menatap lamat wajah abigaeil, pasti ada yang salah disini mengapa riani menceritakan tentang WISHNUTAMA.

"Mama abi bilang begitu?" abi mengangguk.

"Kalo begitu, abi mau om ajak ketemu mereka semua? " tanya aris

Abigaeil membulatkan matanya dengan mulut terbuka membentuk O saking senangnya.

"Mau!"

"Abi mau om.. ketemu mereka.."

Aris mengangguk mantap, membuat binar mata abigaeil semakin cerah.

.
.
.
.
.
.
.

Sehan mengedarkan pandangannya Pada seluruh penghuni ruang keluarga, jatuh pada manik tajam satu-satunya yang paling tua disini papa-nya, yang jarang sekali ikut bergabung bersama mereka tapi hari ini entah dalam rangka apa papa-nya mengumpulkan dia dan adik-adiknya.

Suasana canggung memenuhi ruangan super elegan dengan mewah tidak ada yang buka suara, hanya melirik ke satu sama lain.

"Dalam rangka apa nih.. tumben banget papa kumpulin kita, jangan bilang papa mau bagi-bagi warisan ya! "

Andhika melirik zaidan yang tiba-tiba bersuara terlebih dahulu setelah meletakan cup eskrim yang selesai dilahapnya, bukan hanya andhika semua saudaranya turut menatap   sibungsu gagal itu dengan tatapan menusuk.

"Eh.. ga ya, ya udah.." zaidan mengangkat bahunya mengabaikan tatapan-tatapan tidak bersahabat penghuni ruangan ini.

"Ada yang ingin papa beritahukan kepada kalian semua.. papa pikir papa harus memberi tahu ini.."

Andhika buka suara, setelah hening beberapa menit.

Semua menatap serius pada andhika cukup penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh kepala keluarga wishnutama ini.

"Kalian tahu sendiri kan, jika papa dan mama zane sudah resmi berpisah...
dan kalian tentu tahu alasannya..papa harap kalian paham dan bisa menerimanya.."

Semua terdiam dengan pikirannya masing-masing.

"Ray dan zai, kalian tetap anak papa terlepas dari bagaimana pun sifat mama kalian itu tidak ada hubungannya dengan kalian jadi papa harap kalian bisa bersikap lebih dewasa jangan menyalahkan diri kalian sendiri... "

Ray dan zai hanya diam ternyata papanya cukup memahami apa yang dua remaja itu rasakan.

" Dan... mulai hari ini anaknya mama ria, akan tinggal bersama kita dirumah ini.."

Semua menoleh pada andhika terkejut dengan ucapan yang baru saja diucapkan oleh sang papa.

" What's?! " arseno

"Ga bisa gitu dong pah.. apa-apaan kenapa harus sama kita, kita gak saling mengenal gimana ceritanya papa main setujui-setuju aja kita tinggal dibawah satu atap sama anak yang udah merebut semua kasih sayang mama..! " protes abrian.

"Bang.. papa tau, ini ga mudah buat kalian tapi tolong,. tolong pahami posisi papa, mama ria menitipkan anak itu pada papa dan papa berjanji pada mama kalian untuk menjaga anak itu"

Ujar andhika berusaha untuk menjaga ucapannya, berusaha untuk lebih tenang ia tidak ingin memperburuk hubungannya dengan anak-anaknya
ia ingin memperbaiki semuanya sekarang.

"Papa minta kita buat pahami posisi papa, tapi papa pernah ga mencoba buat ada diposisi kita..! " ian masih kekeuh dengan pendapatnya.

"Ian..." sehan mencoba menenangkan adiknya itu.

"Ga bisa mas.., abang ga setuju ian gak akan pernah nerima anak itu.."

Andhika mengehela nafas panjang begitu juga dengan sehan si kembar hanya diam dengan wajah datarnya begitu juga dengan ray dan zai hanya diam menyimak.

ABIGAEILWhere stories live. Discover now