Sooji tertawa. "Kemarilah. Tidak ada yang penting." Sooji menarik tangan Myungsoo dan menyuruhnya duduk di kursi yang tadi dia tempati.

"Eonni membawa banyak makanan. Kau harus mencobanya." Sooji mengambil sepotong gyeran mari dan menyuapkannya pada Myungsoo. "Eonni tolong ambilkan makan untuk Myungsoo."

Sementara Sooji menata beberapa makanan masuk ke dalam rantang lagi. "Nara, ini.. bawa semuanya keluar. Ajak yang lain makan siang bersama. Dan pesanlah kopi untuk semua. Aku yang bayar."

Nara pun segera keluar dari ruangan setelah mengucapkan terima kasih.

"Ini.." Soomi menyodorkan sepiring nasi lengkap beserta lauknya sama seperti yang dia siapkan untuk Sooji.

Myungsoo menerimanya dengan senang hati. "Terima kasih. Benar kau yang memasaknya?"

Sooji menyela jawaban yang akan dilontarkan Soomi. "Tentu saja. Asal kau tahu saja. Eonni sangat pandai memasak. Apapun yang ingin kau makan katakan saja. Eonni bisa membuatnya, apapun itu. Dia benar-benar wanita idaman sekali kan?"

Myungsoo tertawa. "Sooji benar. Ini enak sekali."

"Terima kasih." Soomi tersipu mendengar pujian Myungsoo akan masakan buatannya.

"Tadinya aku kesini ingin mengajakmu makan siang. Tapi lihatlah aku malah mendapatkan makan siang yang enak disini."

"Aku tidak tahu jika eonni akan datang. Ini hari keberuntunganmu. Kau bisa merasakan masakan eonni."

Uhukk!

"Sooji kau baik-baik saja?" Soomi menepuk pelan punggung adiknya.

Entah kapan Myungsoo mengambilnya tapi kini segelas air putih terulur dari tangannya. Dengan cekatan dia membantu Sooji minum dan mengelap mulutnya yang belepotan terkena saus bulgogi.

"Lihatlah.. bahkan Sarang tidak pernah makan seberantakan ini."

"Ish!" Sooji memukul pelan tangan Myungsoo. "Aku hanya tersedak."

"Hati-hati. Kunyah makananmu dengan benar."

Soomi terdiam melihat pemandangan di hadapannya. Bagaimana Myungsoo begitu perhatian pada Sooji. Refleksnya mengambilkan air minum tanpa bertanya dimana letaknya mengindikasikan bahwa pria itu sudah sering datang kemari. Usapan jari Myungsoo di bibir Sooji yang sama sekali tak canggung memperlihatkan sudah sedekat apa mereka selama ini. Bahkan mereka tidak ragu untuk melakukan skinship. Sorot mata Myungsoo dan senyuman Sooji juga tak terlewatkan begitu saja oleh Soomi.

Sebenarnya sudah sedekat apa mereka?

"Eonni.. terima kasih sudah menyelamatkan makan siang ku. Kau yang terbaikkk..!" seru Sooji sambil mengacungkan dua jempolnya.

Soomi tersadar dari lamunannya dan senyum tulus. Bagaimanapun situasi di keluarga mereka, Sooji tetaplah adik kesayangan Soomi. Dan sebaliknya, Soomi masih kakak terbaik yang Sooji miliki.

"Kau tidak akan pulang lagi malam ini?" Soomi bertanya sambil meraih tasnya.

"Entahlah. Masih banyak hal yang harus dilakukan disini."

"Pulanglah. Makan dengan ayah dan ibu meski hanya sebentar."

Sooji mengangguk. "Oh eonni, Myungsoo bisa mengantarmu pulang."

Si empunya nama terkejut mendengar perkataan Sooji. Dia sama sekali tak ada niatan untuk mengantar siapapun pulang. Tapi Myungsoo memilih untuk tetap diam saja.

"Ah tidak perlu.. aku bisa naik taksi saja."

"Dan membuatku merasa bersalah? Karena membiarkan eonni pulang sendiri?"

Meaning Of LoveWhere stories live. Discover now