Bab 23

2K 123 3
                                    

Pagi-pagi El sudah berada di rumah, bahkan ia belum sempat berpamitan kepada Yasmin karena dia masih tertidur. Hari ini ia berniat akan menjenguk Syifa yang masih berada di rumah sakit. Semalam  Yanda memberitahu El bahwa Syifa sudah siuman.

El sudah memasak berbagai makanan yang tentunya bergizi lalu dimasukkan ke rantang, dan dipastikan tidak ada kuman yang masuk ke dalam makanan itu. Wajahnya berseri, terlihat cerita tidak seperti semalam yang tampak kacau, pikirannya terus memikirkan keadaan Syifa dan kedua saudaranya, mereka selalu ada dibenak El, ia ingin sekali menjenguk mereka namun dirinya masih takut terhadap bosnya itu.

Setelah selesai semuanya, ia bergegas mengganti pakaian dengan kameja lalu segera berangkat naik gojek. Sampai di tempat tujuan, El segera menuju ke ruangan Syifa. Namun, pada saat di lorong rumah sakit,  ia berpapasan dengan Aldi yang menatapnya tajam, membuat El meneguk ludahnya dengan susah payah.

"Kamu ngapain ke sini? Belum puas liat semua anak saya menderita gara-gara kamu!" ujar Aldi dengan nada sinis.

"Maaf, Pak. Saya hanya ingin menjenguk Syifa sebentar aja," jawab El memelas.

"Pergi dari sini!" tegas Aldi.

"Saya mohon, Pak. Saya hanya ingin menjenguk anak-anak saja tidak lebih dari itu,"

"Punya hak apa kamu sama mereka? Kamu ibu kandungnya? Bukan'kan. Harusnya kamu bersyukur saya gak masukkan kamu ke penjara," ucap Aldi.

Hati El mencelos mendengar itu, benar juga dirinya tidak punya hak apapun bahkan tidak ada hubungan yang spesial dengan mereka.

"Kenapa diam? Merasa, ya. Saya tegaskan lebih baik kamu pergi daripada saya menjebloskan kamu ke juru besi!" tekan Aldi.

"Okey, saya bakal pergi. Tapi, tolong terima ini buat anak-anak," ucap El pasrah.

Aldi memandang El sekilas, lalu memandang ke arah rantang makanan yang dibawa El.

"Itu apa?" tanya Aldi seperti orang bodoh sudah jelas itu makanan.

"Ini makanan buat anak-anak, saya jamin tidak ada kuman yang masuk ke dalam," jawab El sambil tersenyum.

Aldi memincing matanya menatap rantang yang ada di tangan El merasa curiga.

"Nggak saya kasih racun kok, kalau anak Pak Al makin sakit saya bakal tanggung jawab," sindir El ketika raut wajah Aldi terlihat ragu.

"Kamu doain anak saya cepat mati? Dasar wanita gak punya hati!"

Sedangkan yang ditanya hanya pasrah dan enggan membalasnya.

"Maaf, Pak. Maksud saya bukan begitu--"

"Udahlah! Saya paham apa yang kamu maksud," potong Aldi.

Lagi-lagi El hanya tersenyum pasrah, serba salah.

"Bolehkan? Saya jenguk Syifa," tanya El pelan.

"Hmmm," dehemnya sambil memasang wajah datar lalu berjalan duluan.

El bersorak di dalam hati, akhirnya ia bisa bertemu dengan anak bos nyebelinnya itu.

***

"Syifa, Caca, makanannya dimakan, sayang!" bujuk Yanda ketika kedua cucunya enggan makan. Sedangkan Jesyka dia sedang makan tanpa banyak bicara.

"Enggak mau, Nek. Syifa gak mood makan," jawab Syifa  memalingkan wajah.

"Kamu baru siuman, sayang. Katanya mau cepat pulang," ucap Yanda menyodorkan makanan.

"Aku lebih baik di sini aja daripada pulang tapi gak ada Mommy," balas Syifa.

Yanda pasrah dengan Syifa. Lantas ia menoleh ke samping melihat cucu kecilnya yang dari semalam tidak mengoceh.

My Duda [HIATUS]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant