Bab 14

2.1K 117 1
                                    

Ku kira sad ternyata sesad😚

Happy Reading

Keesokan harinya,  El berangkat ke kantor dengan tak bersemangat membuat Nazwa yang sudah menjabat sebagai sahabat El kebingungan dengan tingkah lakunya.

Bahkan saat bel masuk berbunyi, El sudah melakukan kesalahan membuat ia semakin heran.

"El, are you okey?" tanya Nazwa sambil mengusap punggung El.

"I'm fine," jawab El.

"Jangan bilang fine, kalau hati lo sedang hancur. Ada masalah bilang?  Jangan dipendam, gue ini sahabat lo meski baru kemarin," ujar Nazwa dengan nada tinggi.

"Ya, gue lagi gak baik-baik saja." balas El sambil menjambak rambutnya.

Inilah sisi lain dari seorang Solehatul Hasanah, dia memang kuat dan julid namun, jika masalahnya bersangkutan  dengan  orang yang ia sayang, dirinya lemah seketika mentalnya down.

"Coba cerita!"

"Ibu gue masuk rumah sakit, gue gak punya biasa buat bayar operasi." Jujur El, dirinya tidak sanggup memendam masalah.

"Berapa biayanya?" tanya Nazwa.

"Total semunya empat puluh juta,"

"Buset!  Gue gak punya kalau segitu. Tapi, gue punya tabungan bisa dipake dulu, gantinya kapan-kapan aja," tawarnya.

"Gak usah, Naz. Katanya Pak Aldi mau bantuin gue," tolak El.

"Tapi tetap saja! Gue bakal kasih uang ini buat lo, siapa tau lo membutuhkannya meski kecil," ujar Nazwa dengan tulus.

"Thanks, ya. Lo baik banget, jangan terlalu baik siapa tau gue bisa jahatin lo," ucap El bercanda.

"Gue yakin, lo orangnya baik, El. Jangan terlalu dipikirin masalah itu, perbanyak istirahat, kan Pak Aldi udah mau bantuin lo." saran Nazwa penuh perhatian.

"Gue yang gak yakin, gue baru mengenal  lo. Tapi, kenapa lo percaya banget sama gue? Siapa tau tuh duit buat pake ke club  sama gue," tutur El.

Nazwa lantas tertawa. "Yakali, lo gitu.  Meski gue juga baru kenal lo, gue tau lo orangnya baik. Kalau noh duit, buat ke club mana mungkin badan lo meriang gini,"

"Tapi-"

"Mbak El, dipanggil sama Pak Aldi. Ditunggu di ruangannya," ujar Heni rekan kerja El memotong pembicaraan mereka.

"Oh iya, terimakasih." balas El yang di angguki olehnya.

"Naz, gue temui Pak Aldi dulu," lanjutnya.

"Iya, semoga dapet pinjaman."

"Aamiin ...." ucap serempak.

El pun pergi menemui Aldi di ruangannya.

"Permisi Pak. Manggil saya?" tanya El setelah masuk.

"Biasakan ketuk pintu terlebih dahulu!"

"Maaf, saya kelupaan."

"It's okey. Duduk!" titah Aldi yang dituruti oleh El.

"Jadi gimana? Pak," tanya El ragu.

Aldi tersenyum smirk berjalan menghampiri El.

"Bisa, tapi ada syaratnya," ujar Aldi.

El menatap Aldi berbinar. "Apa syaratnya? Saya bakal lakuin asal biaya operasi ibu berjalan dengan lancar,"

Aldi menatap dalam mata indah El, bahkan kini wajahnya sangat dekat sekali.

My Duda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang