Bab 10

2.7K 146 3
                                    

Hai, jangan lupa semangat dan bersyukur😊
Maljum nih! Ngepet guys☺

Happy Reading

Aldi berjalan menuju sebuah ruangan kecil tanpa pintu tepat disebelah ruangannya. El mengekor di belakang dan mengedarkan pandangannya.

"Ini ruang kerja kamu," ucap Aldi. "Di komputer ini sudah tersimpan file-file kamu tinggal pelajari saja, dan simpan file yang saya butuhkan."

"Baik, Pak!"

"Dan sebelum jam duabelas berkas-berkas ini harus selesai, karena jam satu kita ada meeting. Seharusnya jam sepuluh namun, di undur oleh clain kita."  Tunjuk Aldi  pada tumpukan berkas di meja.

"Baik, Pak."

"Kamu paham kan? Apa yang saya jelaskan," tanya Aldi memastikan.

"Iya, Pak. Paham!"

"Bagus. Jangan sampai ada berkas yang terlewatkan, atau telat sedikitpun.  Saya tidak suka sama orang kerjanya salah lelet," ujar Aldi dengan dingin.

"Sekarang kamu bisa mulai bekerja!"

Tanpa menunggu jawaban Aldi keluar dari ruangan tersebut.

"Tumben sikap dia dingin seperti itu? Apa dia marah, ya? Sama gue," gumam El sambil menatap nanar berkas-berkas yang menumpuk dihadapannya.

"Buset, baru pertama kerja aja, udah dikasih tugas berjibun. Bisa stres lama-lama," gerutunya.

Tak ingin membuang waktu, dengan semangat El mengerjakan tugas dari Aldi. Tepat pukul duabelas, semua pekerjaannya sudah beres. Ia bernafas lega, akhirnya semua berkas yang menumpuk kini kelar juga.

El berdiri, bergegas menuju ruangan atasannya untuk memberikan berkas-berkas. Ditambah perutnya sudah lapar minta di isi asupan.

Tok, tok, tok!

El mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban dari dalam. Ia mencoba sekali lagi namun sama hasilnya, karena tidak ada jawaban ia pun membuka pintu tersebut.

'Klek," El masuk secara perlahan-lahan ia takut tidak sopan karena tanpa permisi masuk ruangan Aldi apalagi saat melihat wajahnya yang menyeramkan.

"Punten ... paket!"  ujar El.

"Pak Al, oh ... Pak Al,"  panggil El namun tidak ada tanda-tanda pria tersebut berada disini.

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Aldi yang sedang membenarkan bajunya.

"Ngapain kamu disini? Kenapa tidak ketuk pintu dulu?"

El menunduk. "Maaf, Pak. Saya sudah lancang, saya tadi sudah mengetuk pintu namun tidak ada jawaban akhirnya saya memutuskan untuk masuk saja. Saya kesini hanya untuk mengantarkan berkas yang dibutuhkan nanti saat meeting." El menjelaskan panjang lebar sambil memberikan sebuah berkas.

"Terimakasih," jawab Aldi sambil menerima berkas itu.

"Kalau begitu saya pamit kembali ke ruangan saya," pamit El lalu hendak pergi.

"Tunggu! Saya belum mengizinkan kamu pergi," cegah Aldi.

El membalikkan tubuhnya, dan menatap Aldi heran.

My Duda [HIATUS]Where stories live. Discover now