15 || Akan Ada Masanya

1.5K 273 24
                                    

Walaupun tidak sebesar gaji pekerja kantoran, Jeon Jungkook tetap bersyukur karena pendapatan dari menjual tteokbokki di stan yang dia miliki empat tahun lalu masih laris-manis dan rasanya tetap sama. Walaupun ada kenaikan sedikit, dia tidak mengurangi jumlah porsi dan tidak mengurangi jumlah rasa yang ada. Apalagi, semenjak Kim Seokjin kakak tirinya berada di sini dan membantunya, dia tidak kewalahan seperti sebelum-sebelumnya. Uang hasil menjual tteokbokki dia kumpulkan untuk melunasi hutang yang diajukan Kim Taehun tanpa sepengetahuannya atas namanya, yang mana dia tidak mau membuat Kim Taehyung melunasi semuanya.

Seratus juta won.

Butuh bertahun-tahun lamanya Jeon Jungkook mengumpulkan semuanya.

Satu minggu setelahnya, beberapa polisi dan kuasa hukum mendatangi apartemennya, langsung menyita seluruh mobil dan harta yang dimiliki Kim Taehun hasil berhutang. Jeon Jungkook tak tahu bagaimana Kim Taehyung menyelesaikan masalah ini hanya dalam sehari. Memang ya, memiliki kekuasaan apalagi kalau kau berada dalam kelompok itu, kau tak perlu khawatir tidur tidak tenang. Jungkook sendiri tak akan merasa terbebani akan hal itu.

"Sepertinya aku akan memutus sewa apartemen, Jungkook. Aku mau menemanimu di sini." Ujar Seokjin. "Aku akan menemanimu sampai kau sembuh."

"Hyung, aku terlihat kasihan, ya?" Jungkook bertanya balik, membuat Seokjin menggelengkan kepalanya.

"Terlihat kasihan bagaimana? Justru suamimu itu yang harus merasa dikasihani karena dia memanfaatkanmu seperti itu." Seokjin mendengus kesal. "Dasar tidak tahu malu!"

Jungkook tertawa kecil mendengarnya. "Hyung tinggal di sini saja, membantuku berjualan. Nanti uang hasil berjualannya kita bagi dua. Lagipula, masakan Hyung rasanya enak. Tidak mungkin tidak akan ada yang suka."

Seokjin tersenyum, mengusap pucuk kepala Jungkook dengan lembut. "Kalau begitu aku harus mengambil barang-barangku di sana. Ada pakaian, beberapa perabotan kecil, dan tabunganku."

"Iya. Nanti bisa dibicarakan. Aku akan menemanimu ke sana."

"Kau tidak boleh pergi keluar, Jungkook. Sebentar lagi, surat perceraian akan sampai padamu. Kau harus menandatanganinya, lalu menyerahkannya ke pengadilan untuk menyelesaikan perceraianmu dengan Kim Taehun." Mulut Jungkook sedikit terbuka, tetapi Seokjin langsung memotongnya. "Jangan tanyakan aku bagaimana itu bisa diurus. Aku dengar, Kim Taehyung itu adalah jajaran anggota itu?"

Jungkook mengangguk. "Aku tahu dari Taehun..."

"Keluargamu juga berkomplotan dengan sebuah kelompok tertentu."

"Bukan menjadi bagian dari mereka?"

"Tidak." Seokjin menegaskan. "Mereka memang memiliki kekuasaan, akan tetapi mereka tak bisa mengalahkan kekuasaan Kim Taehyung. Aku sudah tahu Kim Taehyung sejak lama, sejak kita masih bersama dan ayah mengajak kita bertemu rekan bisnisnya." Jelas Seokjin.

"Aku paham, Hyung. Aku juga tahu. Aku tidak tahu kalau sebenarnya yang menikah denganku adalah Kim Taehyung." Jungkook mengembuskan napas. "Aku... aku hanya ingin, di kehidupan selanjutnya jika aku diizinkan menjadi manusia lagi, aku terlahir di keluarga biasa saja namun penuh dengan harmonis. Tidak perlu kaya yang penting berkecukupan. Ada pertengkaran kecil biasa dari orang tua dan anak, ada kebersamaan yang terjalin yang membuat iri keluarga lain. Hanya itu harapanku." Jungkook tersenyum, membuat Seokjin yang menatapnya menjadi sedih.

"Aku paham, Jungkook. Aku berharap di selanjutnya saat kau sudah menikah untuk kedua kalinya, kau bahagia bersama Taehyung."

Dari jam 10 pagi sampai 7 malam menjual tteokbokki sampai habis, Jungkook tak menduga jika apartemennya sudah diisi oleh Namjoon, Yoongi, dan Taehyung. Tiga pria itu bahkan sudah duduk di meja makan, asyik dengan dunianya sendiri sebelum akhirnya suara Seokjin meruntuhkan fokus mereka.

Mugunghwa || VKook [M]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن