13 || Bukan Hal Yang Meresahkan

1.4K 254 25
                                    

Sepertinya, hari berjalan dengan normal.

Semuanya sudah kembali beraktivitas seperti biasa, kecuali Kim Seokjin dan Jeon Jungkook. Seokjin tidak kembali ke rumahnya karena dia harus menemani Jungkook sampai sembuh, sementara Jungkook mulai beraktivitas dengan membuat jajanan kaki lima yang biasa dia jual di pasar.

"Taehun pekerja keras, tapi kenapa dia membiarkanmu bekerja?" Tanya Seokjin.

"Ah, itu karena aku tidak mau membuatnya terbebani." Jungkook menjawab dengan senyum paksa.

"Bukan karena dia tidak pernah memberimu uang?" Seokjin mengalihkan alasan, membuat Jungkook yang tengah mengaduk kuah tteokbokki menjadi terhenti.

"Hyung, apa kau bisa berhenti membahas Taehun?" Tanya Jungkook lirih. "Aku tidak boleh sampai depresi karena mengungkit-ungkit Taehun."

"Maaf." Seokjin merasa bersalah. "Biarkan aku yang mengaduk kuahnya, kau diam saja."

Jungkook menggeleng. "Aku tak ingin membuatmu kerepotan karena kau tamu."

"Justru aku yang seharusnya tidak membuat adikku ini sibuk dalam keadaannya yang sekarang." Seokjin tersenyum, mengecup pipi Jungkook lalu meraih sendok kayu dan mulai mengaduk kuah tteokbokki.

Jungkook akhirnya mengalah. Dia mendorong kursi rodanya menjauh dari kompor, beralih ke meja untuk melepas satu per satu tteokbokki yang menyatu. Dia juga memotong daun bawang dan menyiapkan bumbu-bumbu. Seokjin yang memerhatikannya menjadi miris; di mana seharusnya Jungkook hidup bahagia menjadi banting tulang kesusahan seperti ini. Seandainya dia lebih cepat dan lebih berani, kemungkinan adiknya tak akan memikul nasib sial ini sampai sekarang. Lima tahun bukanlah waktu yang singkat dan Jungkook berhasil melewatinya dengan penuh kesabaran.

Seokjin hanya butuh keadilan. Dan dia ingin Kim Taehyung menepati janjinya.

Pintu apartemen tiba-tiba terbuka. Muncul sosok Taehyung berjas rapi sementara Namjoon mengekori di belakangnya.

"Bukankah hari ini kita ke rumah sakit? Kenapa kalian memasak?"

Sapaan yang langsung pada intinya di mana Seokjin dan Jungkook terkejut karena kehadiran mereka secara tiba-tiba.

"Kalian punya sopan santun, 'kan? Bisa memencet bel dulu sebelum masuk!" Seokjin justru berbicara hal lain.

"Tak ada ketuk pintu atau pencet bel!" Taehyung menyahut ketus. Matanya melirik Jungkook. "Taruh pisaumu. Kita ke rumah sakit sekarang untuk mengecek kondisimu!" Ujarnya tanpa ba-bi-bu langsung keluar ruangan.

"Seokjin, kau bisa ikut kami." Pinta Namjoon.

"Bukankah kesepakatannya nanti malam? Biarkan saya berjualan dulu sampai jam enam petang." Pinta Jungkook, mendadak heran karena jadwal yang sebelumnya disepakati berubah.

"Maaf, Jungkook. Tapi Taehyung meminta jadwal pemeriksaan dengan Dokter Oh dipercepat karena nanti malam kami ada urusan lain." Namjoon menjelaskan, membuat Jungkook melirik Seokjin dan Seokjin menganggukkan kepala guna mengkode bahwa Jungkook harus menurut. Pada akhirnya, Jungkook menganut.

Jungkook melepas celemek yang dia pakai dan meminta izin untuk mengganti pakaian dan cuci tangan, setelahnya mereka bertiga menyusul Taehyung keluar setelah Seokjin memastikan semua bahan makanan tersimpan dengan aman dan rapih.

Di saat mereka sudah sampai di rumah sakit, hanya Jungkook yang diperbolehkan menemui Dokter Oh guna menjelaskan kondisinya. Butuh waktu setidaknya tiga jam diselingi terapi-terapi ringan, pada akhirnya Jungkook keluar dengan membawa resep Dokter Oh. Hanya ada Kim Taehyung yang setia menunggunya sementara Namjoon dan Seokjin entah pergi ke mana.

Mugunghwa || VKook [M]Where stories live. Discover now