" M-as

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" M-as..." Riani tersenyum samar

Membuat andhika cengo sebentar segera memeluk Riani yang terbaring berbantalkan lengannya merasakan sesuatu yang basah ditangannya seketika bau darah tercium oleh nya.

" R-ria... kenapa kamu lakuin ini...ria..."
andhika terisak pilu meremat pelukannya kuat sekali tidak rela membiarkan daksa rapuh itu hilang dari penglihatannya

" Kenapa kamu lakuin ini! kenapa kamu menyelamatkan aku RIANI...
kamu TIDAK BOLEH PERGI! KAMU TIDAK BOLEH MATI...!
RIA KAMU DENGER AKU..AKU TIDAK MENGIZINKAN KAMU PERGI...! "

Andhika memekik menguncang tubuh riani

" M-as... ma-af..." Suara lemah riani terdengar menyakitkan ditelinga andhika.

" Gak..aku tidak akan pernah memaafkan kamu kalo kamu pergi ninggalin aku ria...aku akan benci kamu selamanya..." Andhika mengeleng

" Bertahan aku mohon... bertahan untuk aku dan anak-anak kita...aku mohon.. sebentar lagi bantuan akan datang..."

Pinta andhika pelan menyentuh luka tembak didekat pundak riani yang masih mengalir kan darah segar tiada hentinya mengotori jas dan juga kemeja putihnya.
sekuat tenaga andhika menekan luka riani agar berhenti mengeluarkan darah, bukannya malah berhenti malah kian menderas seperti air matanya, tangannya bergetar begitu pula dengan tubuhnya.

Ia syok dan takut terjadi sesuatu pada wanita yang pernah ia sakiti dahulu, yang pernah sangat dibencinya.

Andhika menyesal sungguh sekarang, tidak mencoba mencari tahu kebenaran terlebih dahulu sebelum menuding wanita cantik itu.
Andhika menyesali semua perbuatannya di masa lalu, tapi sekarang terlambat menyesal pun tiada gunanya sekarang.

Wanita yang ia benci dan ia klaim sebagai penghianat cintanya, ternyata tidak bersalah sama sekali.

Harusnya ia yang berada diposisi Riani harusnya dia yang sekarat, harusnya ia yang tertembak tapi tidak ...

Riani malah menyelamatkannya, memeluk dirinya ketika zanetta menembakkan pistol itu kearahnya hingga mulus sudah peluru itu menancap di bagian tubuh riani, membuat wanita cantik itu tumbang seketika berlumuran darah.

Andhika menyesal sekarang harusnya dia yang membayar semua ini bukan Riani...

" M-as... m-as..."

Tangannya yang berlumuran darah milik Riani menyambut dan mengenggam tangan itu erat sekali, andhika tidak rela melepasnya sungguh.

Riani tersenyum manis merasakan tangannya akhirnya digenggam lagi oleh orang yang begitu dicintainya.
tiada sakit lagi luka yang terbuka dan masih terus mengucurkan darah, riani tidak bisa merasakan sakitnya lagi, hanya rasa damai dan nyaman dihatinya seolah ia siap pergi...

" Se-han..." lirih Riani suaranya kian memelan dengan hembusan nafas lemah semakin tidak terasa bahkan

"Iya...Sehan akan sembuh~ dan kita akan berkumpul lagi seperti dahulu.. bertahan ria aku mohon~ " jawab Andhika putus asa

ABIGAEILWhere stories live. Discover now