Chapter 14

18 4 0
                                    

Happy reading  🌼

Malam telah berganti pagi, Satrio yang sudah selesai mandi dan berganti pakaian menjadi seragam sekolah berjalan keluar kamarnya dan mengetuk pintu kamar yang berada disebelah kamarnya.

Setelah sekian lama Satrio mengetuk pintu  namun tak kunjung dibuka oleh pemilik kamar, Satrio lalu membuka pintu kamar yang tak terkunci itu. Dan seperti yang di duganya, ternyata Elsa tak kunjung bangun dari tidurnya.

Satrio tersenyum jahil lalu mengeluarkan handphone nya yang berada di saku celananya, dan membuka kamera handphone nya lalu mengambil gambar Elsa yang tertidur dengan liur yang membasahi wajahnya dan tangan nya yang diletakkan di atas kepalanya.

Setelah selesai mengambil gambar Elsa yang tertidur dengan gaya estetik, Satrio menyambung kan handphone nya dengan speaker yang dibawa nya dari kamarnya, lalu menyalakan alarm yang berbunyi tembakan.

Door...door...door...door
Elsa yang sedang tertidur sontak bangun dan berdiri diatas kasurnya kala mendengar suara tembakan yang sangat menggangu ditelinga.

"Aaaaaaaaaaaaaaateriak Elsa yang belum tersadar.

Satrio yang melihat reaksi Elsa yang sangat kaget , kini tertawa lepas hingga menunjukkan lesung pipi yang terukir diwajah nya.

"Lo ngerjain gue?" Bentak Elsa pada Satrio dengan raut wajah kesal nya.

"Menurut lo?" Elsa yang tengah dilanda kekesalan kini turun dari kasurnya dan berniat memberi pelajaran pada Satrio.

Satrio yang merasa terancam kini berlari menjauh dari Elsa, Elsa yang tak mau kalah dia berlari mengejar Satrio yang berputar putar mengelilingi tempat tidur nya.

"Lo ga ada kerjaan lain ya selain ngerjain gue?" Ujar Elsa sambil berlari mengejar Satrio.

"Gue bangunin lo!"

"Ga gitu juga cara nya." Teriak Elsa.

Pagi yang membisingkan dirumah milik Satrio. Teriakan Elsa yang sedang dilanda kekesalan serta tawa Satrio yang tidak merasa bersalah. Hal itu membuat mama Satrio yang berada dilantai bawah naik keatas untuk melihat kegaduhan apa yang sedang terjadi.

"Lo nyebelin banget ternyata ya, baru tau gue lo bisa lari." Lagi dan lagi Elsa berteriak dengan suara cempreng.

"Bagus Lo mandi, supaya ga telat kesekolah!" Ujar Satrio sambil berlari.

"Sebelum lo dapat gue ga akan mandi!" Tegas Elsa .

Elsa melompat dari atas tempat tidur dan akhirnya mendapatkan Satrio namun dengan posisi yang sangat tidak menguntungkan.

Dengan posisi Elsa yang berada di atas punggung Satrio, dan Satrio yang berdiri menggendong Elsa yang sedang memukul mukul pundaknya.

Tanpa sengaja mata Elsa dan Satrio menangkap Nita yang tersenyum menatap mereka didepan pintu kamar Elsa .

Elsa yang kaget pun sontak turun dan memperbaiki posisi nya yaitu berdiri tepat disamping Satrio, dan kini Satrio sudah menormalkan raut wajahnya kembali datar.

"Mama ganggu kalian ya?" Tanya Nita.

"Engga kok ma, Elsa mandi dulu ya ma." Pamit Elsa lalu berjalan kearah kamar mandi yang berada dikamar nya.

Nita memandang Satrio sambil tersenyum
"Satrio tadi mau bangunin Elsa supaya ga telat ma." Jelas Satrio , Padahal Nita tidak bertanya sama sekali.

Nita hanya menganggukkan kepalanya "yaudah kamu turun dulu ya kita sarapan."
Satrio menganggukkan kepalanya.

***
Hari ini adalah hari dimana kelas XII MIPA 2 mengadakan praktek dansa. Murid-murid kelas Elsa kini sedang sibuk berlatih dansa dengan pasangannya diruang seni sambil menunggu Bu Susi datang.

"Xel! Bangun! " Teriak Elsa yang sudah berdiri didepan Axel.

"Apa?" Axel mendongak menatap Elsa.

"Gue pengen latihan dansa, tapi si Satrio   sibuk banget sama handphone nya." 

Axel yang mengerti maksud dari Elsa berdiri dan mengajak Elsa berdansa. "Maksud lo latihan sama gue kan?" Tanya Axel memastikan lalu dibalas anggukan oleh Elsa.

Elsa berdansa dengan Axel , Elsa yang masih tidak terlalu pandai berdansa beberapa kali memijak kaki Axel.
"Lo ga diajarin dansa sama ayang lo?" Tanya Axel.

"Ayang-ayang matamu! Gue ga terlalu sering latihan." Balas Elsa.

"Eh...eh ...liat tuh ayang lo liatin kita sa." Bisik Axel sambil berdansa dengan Elsa.

Elsa memicingkan matanya menatap Satrio , dan benar saja ternyata Satrio sedang menatap nya bukan lagi menatap handphonenya. "Mata nya serem banget jir."Axel tertawa karena melihat Elsa yang merasa ngeri dengan tatapan Satrio.

Tak berapa lama, Satrio menarik tangan Elsa untuk berdansa dengannya,
"gue mau latihan." Ujar Satrio.

Elsa kaget, sama hal nya dengan Axel.

"Bro, lo kalau mau latihan ga gitu juga." Ujar Axel .

"Lo Kesambet apaan sat?" Tanya Elsa menimpali.

"Gue mau latihan supaya nilai praktek gue ga hancur!" Jelas Satrio, Elsa hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Lo mau latihan tapi kaya ngerebut bini orang bang." Ucap Axel yang berdiri disamping Elsa dan Satrio yang sedang berlatih.

"Emang lo pacarnya?" Tanya Satrio dengan sorot mata tajam nya.

"Menurut lo?" Axel lalu berjalan ke pojok ruangan lalu duduk dan memainkan handphonenya.

"Lo pacaran sama Axel?" Tanya Satrio pada Elsa. Elsa hanya menggeleng gelengkan kepalanya.

"Terus kenapa gelang kalian samaan?"

Elsa menatap gelang nya." Oh, ini itu gelang persahabatan." Jawab Elsa.

Satrio tidak lagi berbicara, dia hanya menatap Elsa tajam. Elsa yang ditatap seperti itu mendadak salting, namun bukan Elsa namanya kalau tidak dapat menyembunyikan apa yang dirasakannya.

"Jangan pacaran sama Axel!" Ujar Satrio dengan tatapan yang sama.

Elsa tak menjawab, dia merasa ada yang aneh dengan Satrio. Elsa mengangkat tangannya dan meletakkan nya di dahi Satrio ."Lo sakit?" Tanya Elsa pelan.

Satrio tidak menjawab, tatapannya semakin tajam , tautan tangannya dilepasnya dari tangan Elsa. "Gue ketoilet dulu." Ujar Satrio lalu keluar dari ruang seni.

"Dia kenapa sih?" Gumam Elsa dalam hati.

Setelah membaca jangan lupa tinggalkan jejak like and komen^^

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 04, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Accidentally in Love Where stories live. Discover now