Eps. 29: Minimarket

48 14 0
                                    

Orang bilang, kutukan seorang ibu itu akan terbukti dan benar-benar diijabah oleh Tuhan. Agaknya, hal itu memang benar dan Lavisha kini tengah mengalaminya.

Lavisha tidak tahu apakah karena ia benar-benar menjadi anak yang durhaka atau bagaimana, jelasnya, kehidupannya seolah-olah berubah seratus delapan puluh derajat daripada sebelumnya. Dari yang miskin, menjadi jauh lebih melarat. Dari yang lumayan menderita menjadi sangat-sangat menderita.

Di hari yang sama saat sang ibu memberikan sumpahnya, masalah yang terjadi di LOVORENT terbongkar entah karena siapa. Orang-orang yang sebenarnya bersalah, malah balik menyalahkannya. Mereka bilang, Lavisha hanya iri karena dirinya tidak dilirik pelanggan sama sekali sementara mereka laris manis dan memiliki rating tinggi di aplikasi.

Mereka bahkan menunjukkan sebuah video yang menunjukkan saat Lavisha tinggal di apartemen Ezra. Mereka bilang, Lavisha telah menyalahgunakan kekuasaannya sebagai orang yang merupakan sahabat dari founder LOVORENT.

Kenapa mereka sampai mempermasalahkan hal itu? Ya, karena jenis paket yang dipilih oleh Ezra bukanlah jenis paket yang mengizinkan agent dan user tinggal di bawah satu atap yang sama. Pokoknya begitulah, Lavisha terlalu pusing untuk mengingatnya kembali.

Karena hal itu pulalah, dirinya dipecat sebagai agent dari LOVORENT. Pekerjaan yang sudah digelutinya selama bertahun-tahun, sementara orang-orang yang 'bermasalah' waktu itu hanya mendapatkan sanksi berupa pemberhentian sementara dengan jangka waktu beragam, sesuai dengan kesalahan masing-masing.

Kalau sudah seperti ini, sih, namanya senjata makan tuan. Lavisha berpikir, mungkin ia hanya salah perhitungan waktu itu.

Dipecat sebagai agent, bukan berarti Lavisha benar-benar meninggalkan LOVORENT. Ia masih tetap menjadi operator, sebab dua operator yang lain mengundurkan diri karena beberapa hal. Salah satunya karena menikah dan satu yang lain karena akan pindah ke luar kota. Alasan kenapa Lavisha masih menjadi operator adalah karena belum ditemukan lagi orang yang benar-benar cocok ditugaskan dalam posisi itu.

Namun, sejatinya Lavisha mengerti. Itu hanya akal-akalan Kanaya saja. Mungkin, sahabatnya itu merasa kasihan kalau semisal sang sahabat luntang-lantung tanpa pekerjaan. Kanaya juga membebaskan Lavisha untuk mencari pekerjaan sambilan yang lain, dalam artian, gadis itu tidak harus full berada di kantor untuk melayani pelanggan. Kanaya bahkan membekali sahabatnya tersebut sebuah tablet untuk menghandle semua pekerjaannya dari jarak jauh.

Sayangnya hingga detik ini, Lavisha masih kesulitan mendapatkan pekerjaan di tempat mana pun. Seolah-olah, semua lapangan pekerjaan telah mem-blacklist namanya. Alhasil, Lavisha benar-benar tidak bisa mengandalkan apa pun lagi kecuali pekerjaannya sebagai operator di LOVORENT.

Karena masalah yang terjadi itu jugalah, Lavisha sampai dimusuhi seluruh agent LOVORENT. Makanya ia jarang datang ke kantor daripada merusak mood semua orang yang ada, bukan?

"Halo, selamat pagi. Anda tengah terhubung dengan layanan operator LOVORENT. Adakah yang dapat kami bantu?"

Padahal, sebenarnya Lavisha baru saja selesai bersiap untuk pergi ke minimarket untuk membeli sabun pencuci piring yang sudah habis. Akan tetapi, berhubung pekerjaannya sebagai operator LOVORENT yang bisa dihubungi kapan pun dan di mana pun, alhasil niatnya tadi harus terhenti sesaat.

Lavisha yang semula sudah duduk di atas motornya, kini berjalan kembali ke kamar untuk mengambil tablet milik kantor yang berisi data-data seluruh user dan agent LOVORENT. Ia bahkan terpaksa kembali duduk di meja kerjanya untuk melayani pelanggan dengan lebih baik. Walaupun si penelpon tidak melihat apa yang sedang ia lakukan, tetapi apa salahnya untuk berusaha bersikap profesional, bukan?

✓LOVORENTWhere stories live. Discover now