Elfatih Reza pratamafakhran

Start from the beginning
                                    

"Ya, udah masuk. Di dalem juga ada tante gue," sambungnya. Membuat mereka semua mengangguk.

"Assalamu'alaikum," ucap mereka.

"Wa'alaikumusallam," jawab seorang yang berada di ruangan tersebut.

"Eeh, Ian. Tumben kesini. Dan siapa mereka?" tanya wanita itu_Syakila kepada A'av.

"Kenalin, Tan. Mereka teman-teman aku," jawab A'av seraya menunjuk ke arah Tian and the geng.

Mereka pun membalas dengan senyuman hangat, lalu menyalimi wanita paruh baya itu satu persatu dengan tertib.

"Kalian kenal sama anak tante?" tanya Syakila kepada mereka.

"Baru tahu, Tan. Soalnya A'av nggak pernah cerita apa-apa. Jadi, kita semua nggak tahu kalau dia punya sepupu yang lagi di rumah sakit," jawab Edrea mewakili.

Wanita itu pun terkekeh. "Emang anaknya sendiri yang nggak mau semua orang tahu kalau mereka itu masih sepupuan. Dia itu tertutup kalau sama orang-orang, nggak terlalu welcome juga. Makanya semua orang nggak tahu. Kalau di sekolah juga lebih milih menyendiri gitu, nggak mau ngikutin A'av," jelasnya.

"Kalau boleh tahu, namanya siapa, Tan?" tanya Edrea sembari melirik sosok setan tampan yang berada di samping wanita itu.

"Namanya Elfatih Reza pratamafakhran, biasanya di panggil Eza," jawab Syakila seraya tersenyum sendu.

"Namanya cakep, kaya orangnya," celetuk Laras sembari terkekeh kecil.

Semua yang mendengar itu pun hanya memutar bola matanya malas.

"Dasar pucekgirl!" cetus Jevran.

"Good Girl gini, dibilang pucek. Kalian semua jahat!" ucap Laras dengan penuh drama.

"Hilangin dulu sifat alay lo itu. Malu di lihatin sama nyokap nya Eza," bisik Edrea kepada gadis kuncir kuda itu.

"Nggak papa, justru tante malah senang jadi rame gini. Biasanya juga tante kesepian," ucap Syakila seraya tersenyum hangat.

"Oh, ya, Tan. Tante ngerasa nggak, kalau disini tante ada yang nemenin?" tanya Edrea. Membuat wanita itu mengangguk.

"Iya. Tante ngerasa akhir-akhir ini kaya ada yang nemenin. Hawanya juga anget gitu kadang," jawab Syakila benar adanya.

"Em, sebenarnya ada arwah Galih, Eh maksudnya ada arwah Eza, Tan. Tapi dia kaya masih linglung gitu. Semenjak aku ketemu sama dia, dia lupa ingatan dan nggak tahu apa-apa tentang dirinya," ungkap Edrea dengan hati-hati.

Semua orang yang di sana pun kaget, tidak percaya apa yang di ucapkan gadis itu apakah benar atau tidak. Terkecuali Laras dan ketiga saudaranya itu.

Syakila pun berkaca-kaca. "Berarti selama beberapa hari ini memang dia yang selalu di ada di samping tante?" tanyanya dengan air mata yang sudah mengalir sedari tadi.

Gadis itu mengangguk. "Iya, Tan. Kalau nggak percaya sini tangan tante aku pegang," balas Edrea.

Wanita itu menyodorkan tangannya agar di pegang oleh gadis itu. Dan benar saja, ia melihat sosok anaknya yang tengah tersenyum ke arah nya.

Semenjak Eza di rumah sakit dan tidak pernah menemui Edrea, sejak itulah ingatannya perlahan muncul dan ia kembali mengingat semuanya hari ini.

Eza pun mendekat dan memeluk wanita itu membuatnya semakin histeris. Lalu membalas pelukan itu tak kalah erat tanpa melepas genggaman dari Edrea.

"Mama kangen sama kamu," ucap Syakila dengan parau akibat menangis.

Sosok itu pun mengelus punggung mamanya dengan lembut. "Eza juga kangen sama mama. Sekarang jangan nangis lagi ya, Eza nggak suka lihat mama nangis. Semoga secepatnya aku bisa kembali ke raga aku," ucapnya.

 EDREA TRANSMIGRASION Where stories live. Discover now