7. the old-fashioned man in coffee shop

Comenzar desde el principio
                                    

"Ah.. yeah." Daniel membuka sepatu, naik ke ring tinju. lengan nya diulurkan padaku yang segera mencengkram dan berusaha naik ke ring pula.

Daniel menghela. "Hah... alright." sambil melakukan gaya kuda-kuda. "Ku harap apa yang kau doakan itu benar, kau.. terlihat seperti wanita yang menyeramkan."

"Saat aku bicara. beladiri tak membuatku terlihat seram." balasku menaikkan dua alis. "Hit me."

"What the hell?" Daniel mengerjap bingung. aku memiringkan kepala. "Just hit me and we can start this shit now."

"Bukankah aku yang harus kau pukul?"

"Oh, Tuhan. yang benar saja." ku mendesis. "Alright, if you say so." dan langsung ku memukul wajah nya lumayan keras, membuat gema di satu ruangan.

Daniel mundur, menyentuh bagian wajah yang tadi ku pukul. ia menatapku kaget, aku mengernyit. "Sudah ku bilang lebih baik kau dulu. ...kau akan terbiasa."

"Dan aku tak mengira pukulan mu akan jauh menyakitkan dari perampok yang ku tangani minggu lalu." balas Daniel, dilanjut ingin menghantamku dengan pukulan yang segera aku tangkis dengan lengan.

Beberapa pukulan diberi Daniel, tangkisan belum berhenti sebelum aku menahan lengan pria itu dan membaliknya, memukul wajah dan menendang dada nya.

Daniel tersungkur, dilanjut aku berjalan mendekati dan balik meninjunya. begitu intens dengan suara pukulan ku menggema dan lengan Daniel terus bertahan melindungi.

Kesempatan ku menyerang pinggul, membuat Daniel meringis. menendang samping tubuh nya, berlari kearah Daniel dan melingkarkan kedua kaki di leher nya, membanting nya ke tanah.

Flip belakang, lalu aku bangkit. melihat Daniel yang terkapar dan terengah-engah. dia terkekeh. "For love of God, how the hell did you do that?"

"Latihan." ku tersenyum, berkacak pinggang. "Aku otodidak, belajar sendiri setelah mom dan dad memaksaku untuk bisa bela diri." sambil mencengkram tangan Daniel yang segera bangkit.

"Ya Tuhan, aku berkeringat." Daniel melihat sekitar. "But I won't stop." kemudian melempar pukulan yang segera ku tangkap. "Tak secepat itu, agen Daniel."

Aku membalik tangannya beberapa derajat sebelum menangkis nya, memukul dagu dan menendang leher Daniel. ketika dia terjatuh, aku menghampiri dan memukulnya lagi.

Tiba-tiba kaki Daniel memutar membuatku jatuh, aku segera bangkit tapi Daniel menahan tangan ku lalu berputar, menendang pinggang, menarik lengan, membanting ku keras.

"Oh my God, you okay?" Daniel nampak panik saat aku mengerang sambil mengelus bahu lengan. aku mengangguk singkat. "Yeah I'm fine, I'm.. fine. ...aku bisa bangun sendiri."

"Biar aku bantu." Daniel mengulurkan tangan, aku mencengkramnya dan bangkit dengan napas tersengal-sengal. Daniel bertanya. "You sure want to continue this?"

Aku mengernyi. "Cara banting mematahkan tulang lengan. ...I like that." sedang Daniel mengerjap, senyum ia singgung. "Yah. ...tapi aku butuh banyak berlatih, aku masih kurang—"

Sayang, Daniel lengah. dua lengan ku langsung melingkar di batang tubuh Daniel dan membantingnya balik.

Aku menghela berulang kali, menatapnya santai. "Dan berlatih untuk peka terhadap serangan. ....tapi kau tidak kurang, itu sudah cukup bagus."

Daniel yang masih terkapar penuh keringat tertawa pelan. "Aku tak yakin bisa bertahan jika terus seperti ini."

"Hm." aku berkacak pinggang. "Bisa kita lanjutkan?"



Hiraeth [1] ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora