20. gloomy day, isn't it?

195 26 0
                                    

A/N: hi readers, this is fis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N: hi readers, this is fis. how's your day? semoga hari kamis kalian menyenangkan. seperti biasanya, thor akan merilis 2 chapter sekaligus. itu saja, dan selamat membaca <3


enjoy the story!




[LYNN POV]

Duduk di dekat tangga, dengan beberapa luka yang ku terima di dahi dan lengan. seorang perawat tengah mengurusi luka itu dengan ku terdiam lesu. tak hanya aku, Hill dan beberapa agen berkumpul di ruang utama dengan luka yang lumayan parah.

Hingga Fury dibalik Earbuds memberikan informasi pada kami. "Agen Coulson sudah tewas." membuatku mengernyit kaget dan tersadar dari lamunan. yang benar, apa Fury bercanda?

"Tim medis sedang menuju ke tempatmu." ucap salah satu agen yang dibalas cepat Fury. "Sudah disini. ...sudah dipastikan."

Aku masih mengernyit tak percaya dengan engahan napas yang tak terkendali. si bedebah itu telah membunuh Coulson? benar-benar membunuhnya?

Beberapa waktu berlalu, kelam memenuhi. mungkin sampai aku percaya Coulson telah meninggal, berkorban bagi para regu dan anggota S.H.I.E.L.D yang ripuh mengurusi Helicarriers dan anak buah Loki.

Aku duduk di meja bundar, meratapi kepergian Coulson yang mendadak. bersama Tony dan Steve yang sudah berganti baju, sama-sama terpuruknya.

Fury memandangi kartu-kartu lama, pandangan penuh sedih. "Ini, ditemukan di jaket Phil Coulson. ...kurasa dia belum sempat memintamu tanda tangan." kemudian melempar kartu itu ke hadapan Steve.

Kartu-kartu Captain America yang berlumuran darah Coulson. aku mengernyit dalam sedih, merasa kasihan sekaligus duka. Steve pun sama, memandang sedih kartu-katu Captain America itu sambil mengambil salah satunya yang berlumuran darah.

"Kita mati diatas sini. komunikasi kita, lokasi kubus itu, Banner, Thor, ...aku tidak punya apapun untuk kalian. ...aku kehilangan seorang anak buah terbaikku." dilanjut Fury menahan tubuh dengan dua tangan di meja. "Mungkin saatku akan datang juga."

Aku kembali merunduk, menghela berat.

Fury menghela, berjalan memutari kami. "Ya. ...kami memang mau membangun persenjataan dengan Tesseract. ...tapi aku tak pernah bertaruh pada semua itu, karena aku tahu hal itu sangatlah beresiko."

Kemudian Fury berhenti di sampingku. "Ada satu ide. Stark dan Josephine tahu itu. ...yang disebut pembentukan The Avengers. ...ide nya adalah untuk menyatukan sejumlah orang-orang luar biasa. ...untuk melihat apa mereka bisa berguna, untuk melihat apa mereka bisa bekerja sama saat kami membutuhkan mereka. ...untuk bertempur dalam pertempuran yang tak bisa kami menangkan."

Aku diam, mengatup rahang. masih ragu dengan ide itu walau terdengar bagus untuk dilakukan, aku tahu jika Tony juga sama pemikirannya seperti aku. hanya terhalang sifat buruk kami yang tak bisa diturunkan.

Hiraeth [1] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang