Tiara alviani seorang gadis cantik yang harus kehilangan mahkotanya pada umur 17 tahun karena sebuah permainan bodoh yang dilakukan oleh 5 lelaki sebayanya.
Dare or Money
Penasaran? Langsung baca aja
WARNING
Rank
#1 hubungan 20 juni 2021
#1 terlanju...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Note: Buatkalianpembacalamaceritaini, silahkanbacaulang part 6 dan 7 karenaudhakurevisi. Oke makasih.
Happy Reading
Kring Kring Kring
Mendengar suara itu Tama bergegas keluar kelas tanpa menghiraukan teriakan temannya.
"Tam mau kemana lo?." Teriak Sam.
"Eh buset kenapa tuh anak main kabur aja." Ucap Bagas melihat Tama main nyelonong pergi padahal bel istirahat baru bunyi.
"Kebelet kali." Saut Aji.
"Mungkin aja ya, gue liat-liat tadi si Tama kayak pengen cepet-cepet keluar." Ucap Sam yang dari tadi memperhatikan Tama yang sibuk menengok ke arah cendela.
"Ke kantin ga nih?." Tanya Aji.
"Yok lah laper gue?." Jawab bagas.
"Terus Tama gimana?." Tanya Fian.
"Biarin dah ntar juga nyusul dia."
"Oke."
✨✨✨
Tama terus menyusuri koridor untuk mencari keberadaan Tiara sekarang. Dia sudah mendatangi kelas Tiara tapi hasil nihil, Tiara sudah tidak berada dikelasnya.
"Argh...kemana si perginya." batin Tama.
Kantin.
Yah kantin, Tama baru sadar sekarang jam istirahat pasti Tiara berada di kantin. Tama langsung berlari menuju kantin.
Tama melihat wanita itu berjalan sendiri di depannya. Tama menarik pergelangan tangan wanita tersebut.
"Aku mau ngomong sama kam-." Ucap Tama terpotong saat melihat wanita yang di depannya ini bukanlah Tiara.
"I-iya mau ngomong apa ya kak?." Tanya siswa itu gugup.
"Salah orang." Jawab Tama begitu saja , lalu melanjutkan ke kantin.
Saat Tama sampai di kantin, dia melihat dengan teliti satu persatu siswa yang berada di kantin tapi lagi dan lagi hasilnya nihil, Tiara tidak berada di kantin. Lalu kemana perginya wanita itu.
Tidak sengaja Tama melihat teman dekat Tiara sedang bercanda gurau dengan siswa laki-laki. Dengan langkah lebaran Tama menghampiri meja yang sedang Arini tempati.
