Tiara alviani seorang gadis cantik yang harus kehilangan mahkotanya pada umur 17 tahun karena sebuah permainan bodoh yang dilakukan oleh 5 lelaki sebayanya.
Dare or Money
Penasaran? Langsung baca aja
WARNING
Rank
#1 hubungan 20 juni 2021
#1 terlanju...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jam berapa kalian baca cerita ini?
Aku dari jatim kalian dari?
Happy Reading
2 bulan kemudian
Sejak kejadian di taman dua bulan yang lalu. Mereka semakin dekat dan tepat satu bulan masa pdkt, Tama mengungkapkan perasaannya pada Tiara Alviani di sebuah danau.
Flashback
"Kita mau kemana tuan Allaric?." Tanya Tiara.
Sejak kejadian di taman, Tiara kerap memanggil Tama dengan sebutan tuan Allaric. Nama Allaric sendiri adalah nama belakang Tama. Adhitama Allaric.
"Bawa lo ke suatu tempat yang sangat indah." Jawab Tama yakin.
"Tapi, mata lo harus di tutup dengan kain ini!." Tama menunjukkan kain berwarna hitam.
Tiara mendengus. "Ih nyebelin banget."
Tanpa memperdulikan Tiara, Tama mulai menutup mata Tiara dengan kain tersebut.
"Pegangan sama gue, pokoknya lo ikutin aja instruksi dari gue." Tama mulai menuntun Tiara untuk berjalan ke tempat yang sudah dia rencanakan yaitu sebuah danau.
Sekarang jam lima sore lebih. Dimana matahari perlahan mulai menenggelamkan diri, menciptakan warna jingga yang sangat indah di langit. Apalagi , menikmati senja di sebuah danau. Sungguh sempurna.
Tama mengukir senyum, saat dia melihat senja sore ini, sangat indah. Sepertinya alam juga mendukung rencana nya.
"Udah nyampe?." Tanya Tiara saat merasakan pergerakannya di hentikan.
"Udah, tapi jangan di buka dulu." Tama membalikkan badan Tiara agar membelakangi senja, danau dan juga dirinya.
"Dalam hitungan ke tiga lo boleh buka." Ucap Tama.
1
2
3
Tiara mulai membuka penutup mata nya. Tiara mengerjapkan matanya beberapa kali, Dia tidak menemukan sosok Tama di hadapannya. Lantas dia membalikkan badannya untuk mencari keberadaan lelaki tersebut.
"Tam-." Ucapannya terpotong saat melihat Tama menyodorkan seikat bunga mawar merah sambil berlutut dengan satu lututnya digunakan untuk menompang berat badannya.
