03. Awal perubahan

Mulai dari awal
                                    

Setelah menghabiskan makanannya, Arasya langsung berpamitan ke orangtuanya tanpa harus repot-repot mengajak si kembar untuk berangkat bersama seperti Arasya dulu yang ujung-ujungnya pasti di tolak mentah-mentah.

"Kamu berangkat sama si kembar?" tanya Morgan.

"Gak, toh mereka pasti juga nolak pah," jawab Arasya santai.

"Kalian gak mau kasih tumpangan ke adek kalian?" tanya Morgan dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Aku harus jemput Lauren pah, soalnya Samuel gak bisa jemput," ucap Dio dengan alasan yang sama, mau-mau nya di jadiin supir pribadi sama si muka berlapis, pikir Arasya prihatin.

Dio selalu beralasan menjemput Lauren ke sekolah terus apa gunanya dong pacar si mbak muka berlapis itu.

"Lo berangkat sama gue," ucap Gio datar tanpa menatap sang lawan bicara dan itu membuat Arasya langsung menatap tajam Abang pertama nya. "Lo waras?" tanya Arasya tanpa suara.

"Tuh, sekarang kamu berangkat bareng Gio, soalnya hari ini supir Pribadi kita lagi libur," beritahu Morgan yang mau tidak mau harus Arasya turuti, toh ia juga tidak mendapatkan ingatan tentang letak sekolah nih orang.

"Iya, Arasya berangkat dulu ya," sahut Arasya lalu menyalami kedua tangan orang tuanya lalu berjalan keluar rumah dengan wajah datarnya.

"Hati-hati di jalan!" seru Kelly dengan menatap anak-anaknya.

Mereka bertiga pun langsung berjalan ke garasi dan Dio langsung menghadang Abang dan adiknya yang akan menaiki mobil.

"Sejak kapan lo peduli sama si cupu? di paksa lo sama dia," tuduh Dio dengan menatap tajam Arasya sedangkan si empu hanya menatap Abang keduanya yang seperti punya dendam tersendiri untuknya.

"Bukan urusan lo," balas Gio datar.

"Cih! Dia berubah juga pasti buat narik simpati kita," cemooh Dio membuat Gio mengepalkan tangannya tanpa sadar.

"Cepetan, udah kepanasan nih gue! Kalau sampai bedak gue luntur habis lo berdua!" teriak Arasya marah.

Gio pun langsung masuk ke dalam mobilnya tanpa mau mempedulikan keberadaan adiknya.

"Ck! Gue yakin dalam beberapa hari lagi cupu nya bakal balik lagi," yakin Dio langsung masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan nya ke rumah Lauren.

Mobil Gio sampai di tempat parkiran SMA Atlantis yang dimana sudah banyak murid yang datang ke sekolah apalagi di samping mobil Gio sudah ada geng Alaska yang sedang nongkrong di depan parkiran.

Di sana terdapat Samuel Austen Wijaya ketua geng Alaska juga laki-laki yang disukai Arasya dulu, dia juga pacar Lauren tapi sepertinya laki-laki itu cuman mau mainin perempuan bermuka lapis itu.

Mempunyai tinggi yang semampai, badan kekar, memiliki mata yang tajam, juga rahang yang tegas.

Sikapnya bisa di bilang cukup misterius karena di depan banyak orang mungkin Samuel memang di sebut sebagai cowok yang suka mandang fisik seseorang dan segala sifat negatif lainnya, tapi apakah kalian tau sikapnya saat sendirian atau saat tidak ada yang memperhatikan nya?

Sedangkan di sebelahnya terdapat orang yang mencemooh Arasya saat kembali di rumah sakit lalu, namanya Haidar Allison sikap nya suka nge-roasting orang, suka nuduh sembarangan juga suka gegabah. Dia juga anggota inti geng Alaska.

Yang terakhir yang sikapnya sebelas dua belas sama Haidar yaitu Damian Marley tapi bedanya ia bukan orang yang suka gegabah. kelebihannya yang bisa memanipulasi keadaan membuatnya selalu dapat mengecoh lawan saat tawuran dengan geng yang sama besar nya dengan geng Alaska.

Geng Alaska terdiri dari lima anggota inti dan mempunyai banyak anggota lainnya yang tersebar di pelosok Jakarta. Si kembar juga termasuk anggota inti geng Alaska.

Gio membuka pintu mobilnya yang langsung di sambut pekikan histeris dari sebagian murid tapi sang empu hanya menampilkan wajah datar nya saja sampai ia membukakan pintu untuk Arasya dan membuat pekikan itu semakin kencang dan juga banyak yang sudah membicarakan siapakah gadis yang berangkat bersama most wanted SMA Atlantis yang terkenal datar dan dingin itu.

"Gue ke kelas dulu," pamit Arasya dan tanpa mau mendengarkan jawaban Gio ia langsung berjalan menuju kelasnya.

Gio hanya bisa menatap punggung adiknya yang mulai berjalan menjauh, tapi ia berpikir apakah adiknya itu masih mau menyapa Samuel seperti biasanya atau tidak.

Tapi dugaannya salah, adiknya itu malah berjalan santai melewati teman-temannya dan tentunya ketiga orang yang sedang nongkrong di parkiran tadi hanya menatap cengo Arasya kecuali Samuel yang menatap gadis itu dengan tatapan sulit di artikan.

Semua murid terpaku dengan gadis yang tadi melewati geng Alaska dengan tatapan datar nya, ada juga yang baru menyadari kalau gadis itu adalah Arasya si gadis cupu, yang juga suka mengejar-ngejar Samuel tanpa malu.

"Itu si cupu bukan sih?"

"Gila! Dia cantik banget!"

"Oplas kali tuh."

"Mending buang aja tuh mulut kalau guna nya cuman buat ngomongin orang," sindir Arasya keras tapi matanya tetap tertuju ke depan.

TBC.

Nb: revisi ada di versi novel

TRANSMIGRASI ICE GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang