Chapter 12 : School

34 34 1
                                    

  Dijam istirahat sekarang, seluruh anggota OSIS akan melaksanakan meeting diruang utama. Dias selaku Ketos telah membuka pertemuan dan acara intipun dimulai. Karena terjadinya perbedaan argumen antara Dias si ketos yang merupakan waketu genk adudu, dengan Angga si waketos yang merupakan waketu genk phoenix. Suasana sangat ricuh sehingga memulai pertengkaran yang cukup besar diantara mereka. Semua siswa sudah tahu bahwa disekolah tersebut tidak diper bolehkan adanya genk,tapi karena mereka melihat prilaku Dias dan Angga yang tak men cerminkan contoh baik,mereka pun menirunya. Jika terjadi perbedaan argumen,solusi terakhir pastinya tawuran.
"Udah! Mau sampai kapan kalian debat? Daripada kayak gini terus yang ujungnya bakal tawuran,mendingan kita minta bimbingan aja sama guru!". Ucap Shandra melerai mereka dan memberikan saran.
"Diem lo! Gak usah ikut campur!" Ujar Dias menyentak.
"Shandra cuma ngasih saran, harusnya lo tampung! Bukan malah disentak,gimana sih?". Nevin tak terima dengan sentakan Dias pada Shandra
"Ngebela dia lo?"
Nevin tak menjawab apapun,dia menggebrak meja dan berdiri akan menampar Dias. Tapi dengan cekatan,Shandra menahan tangan Nevin yang sudah melayang diudara. Dia tak ingin benih- benih perteng karan terjadi lagi.
"Udah,Nev! Jangan diper panjang! Duduk!". Shandra mulai cemas,dia mencoba tuk menahan emosi Nevin supaya tidak semakin memuncak.
               •
  Sesudah selesai meeting, Nevin segera kembali kekelas nya. Penghuni kelas itu sedang membicarakan jadwal dan strategi tawuran selanjutnya. Suasana yang tadinya hening, menjadi ricuh seketika itu juga. Seorang Nevin yang tadinya sedang membaca buku, terganggu oleh suasana bising tersebut.
"Gue gak suka keramaian!"
Ketus Nevin sambil menggebrak meja dan berlalu pergi dari mereka. Tapi tak ada satupun orang yang memperdulikannya. Jujur,ia lebih menyukai kelas Sriwijaya School yang dulu, daripada kelasnya sekarang. Karena merasa lapar,Nevin menuju kantin seorang diri tanpa memperdulikan waktu jam Kbm sekarang. Disaat ia sedang menikmati makanannya,tibalah Dias yang berhasil membuat selera makan Nevin berantakan.
"Ekhem...ekhem... enak banget ya,makan dijam kbm!"
Ucap Dias membuyarkan suasana, lalu ia duduk dihadapan Nevin berniat akan memperkeruh suasana damai.
"Ngapain lo kesini?" Tanya Nevin ketus.
"Urusan kita belum selesai! Dasar kelas pembunuh!"
Dias sangat ingin membalaskan dendamnya pada Nevin,meskipun ia tahu Nevin tidak terlibat masalah apapun atas kematian rekannya kemarin saat tawuran.
Dias tak menjawab sepatah katapun,dia terus menatap Nevin dengan tatapan merendah kan. Tapi Nevin hanya melirik Dias dengan ujung matanya yang sinis. Musuh yang nyata.
"Pulpen lo mana? Apa dipinjem sama si Shandra? Hm... enak banget ya? Pas meeting tadi dibelas sama siswi,kayaknya dia suka deh sama lo. Keren! Pake pelet apatuh?".
Nevin tak menjawab sepatah katapun dari banyaknya ocehan Dias. Tapi karena tak kuat dejgan emosinya yang sudah memuncak,Nevin menatap Dias dengan tatapan sangat kejam. Tanpa berancang-ancang,Nevin segera menancapkan garpu yang dipegangnya tepat pada per gelangan tangan Dias. Sontak darah segarpun keluar tanpa menunggu reaksi lebih lama.
"Berani banget lo!"
"Kata siapa gue takut?" Nevin mulai menantang
"Biadab! Dasar kelas pembunuh! Gara-gara kelakuan temen lo,temen gue kehilangan nyawanya! Kurang ajar".
Dias mengepalkan tangannya tak terima dengan perlakuan Nevin. Dengan segera,Dias langsung menggores leher Nevin dengan kukunya yang panjang karena ia lupa tidak membawa silet.
"Ck! Lupa gak bawa silet,ya? Jadi pakai kuku! Pecundang!".
Karena kalah debat dengan Nevin,Dias seera berlalu pergi dengan wajah kesal. Itulah mereka,yang selalu mengandal kan ego dan tawuran dalam setiap masalah. Berbeda dengan tragedi Nevin,dikelas X IPS I,mereka sedang membicara kan kekuatan utama yang tertuju pada Nevin.

Bad GangsterWhere stories live. Discover now