Chapter 06

390 40 0
                                    

Lauren merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Ia baru saja pulang dari sekolah, kejadian di sekolah membuatnya lelah.

Lauren menatap langit-langit kamarnya. “Bukankah ceritanya sedikit melenceng? Dan juga kemana sosok Caca yang baik, lemah lembut, polos dan jujur? Kenapa Caca yang sekarang manipulatif, dan wow ternyata itu sifat asli seorang pemeran utama wanita.” gumam gadis itu.

Kemudian ia memeriksa handphonenya yang bergetar. Chat dari Chika yang mengirimkan video padanya yang berdurasi hampir setengah jam itu segera ia unduh. Di sana terlihat awal kejadian tadi di kantin yang menjadi pertemuan pertamanya dengan sosok protagonis wanita.

Video itu menunjukkan kejelasan kejadian yang sebenarnya terjadi padanya.

Chika Bestie♡

Dari mana Lo dapet video ini?

Gue yang rekam, mau di sebarin sekarang atau nanti?

Lauren tengah berpikir, sepertinya nanti saja lebih bagus bukan? Pertunjukan di akhir cerita nanti pasti akan lebih menjatuhkan mental sang protagonis wanita dan juga tentu saja protagonis pria.

Nanti aja, kita biarkan dia merasa menang dlu. Bukankah pertunjukan di akhir cerita lebih menarik?

Oke!

Lauren menutup ponselnya. Sepertinya alurnya benar-benar sudah berubah. Dan tokoh protagonis yang ia anggap baik, ternyata tak sebaik itu.

Ya sepertinya ia harus siap menghadapi bermacam-macam hal mulai sekarang, karena kehidupannya sebagai Lauren tentu saja tak akan mudah.

Lauren kembali mengingat pertemuan nya dengan pria yang menanyainya tentang kelas IPA 4. Kembali mengingat, siapa kira-kira sosok tersebut. Lauren terus mencoba menggali ingatannya pada novel yang ia baca.

“Dari ciri-ciri bukan kah itu second male lead? Gemilang Januartha. Atau yang sering di panggil Janu. Astaga kenapa gue sampe ga inget sih tokoh satu itu. Dan bukannya seharusnya gue ketemu dia itu setelah gue bully Caca di toilet ya, dan Janu yang nolongin Caca, sampai akhirnya terjadilah cinta pandangan pertama Janu.” gumam Lauren dan memegang keningnya, bingung dengan semua kejadian yang menimpanya.

“Akhh ga tau ah, gue pusing mau mandi aja.”

Gadis itu langsung melenggang menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, karena sehabis pulang sekolah gadis itu langsung rebahan di kasur.

★★★

Lauren menuruni tangga untuk menuju ke dapur. Melihat di ruang keluarga yang tampak ramai membuat gadis itu menyerengit, namun tak mengurungkan niatnya menuju ke dapur.

Dapat ia lihat kedua abangnya dan teman-temannya ah tak lupa sang protagonis wanita yang kini Lauren benci keberadaan nya. Gadis itu turun hanya dengan kaos oversize dan hotpants setengah pahanya memperlihatkan kaki jenjangnya. Rambut yang di ikat asal membuat leher jenjangnya terlihat. Semua mata menatap gadis itu yang kini dengan santai melewati mereka bahkan tanpa melirik sedikit pun.

Lauren mengetuk-ngetuk jarinya di pantry sambil menggigit bibir bawahnya, tengah berpikir. “laper, makanan ga ada, masak apa ya enaknya?” gumam gadis itu dan langsung memeriksa kulkas.

Not an AntagonistWhere stories live. Discover now