Chapter 03

435 47 0
                                    

Tak terasa sudah tiga hari Lauren berada di rumah sakit, selama itu pula Lauren mengeluh karena makanan rumah sakit yang tidak enak dan ingin cepat-cepat pulang, dan melupakan rencana libur sekolah nya dengan alasan sakit.

Mia ibunya tengah membereskan baju-baju milik Lauren untuk di masukan ke dalam tas besar dan ayahnya Frans tengah mengurus semua administrasi miliknya.

“Sekarang kita pulang, Abang-abang kamu udah kangen katanya sama kamu.” ujar Mia yang padahal Lauren tau kedua abangnya tak mungkin merindukan nya, bahkan mungkin mereka bersyukur tak ada dirinya.

Tak ingin kelepasan mendengkus, Lauren hanya tersenyum. Namun jenis senyuman yang tak sampai pada mata. Tak lama pintu terbuka dan datanglah pria paruh baya dengan setelah jas yang masih rapih.

“Udah siap?” tanya Frans yang sudah menatap tas besar yang di bawa istrinya dan menatap anaknya yang duduk sila di ranjang rumah sakit.

“Udah Pi!” jawab Lauren yang kini mengganti nama panggilan untuk kedua orang tuanya Mami-Papi.

Frans mengacak-acak rambut anaknya dan tersenyum. Kini tas besar yang di bawa istrinya berpindah tangan. “yuk.” ajak Frans dan menggandeng anaknya.

“Les't go!!” seru Lauren heboh. Gadis itu tersenyum senang berjalan sambil di apit kedua orang tuanya.

Perban di kepalanya belum terlepas, bahkan lebam-lebam di sudut bibir dan matanya masih terlihat jelas, namun tak mengurangi kecantikannya. Sesampainya di parkiran Frans membukakan pintu untuk istrinya dan anaknya.

“Silahkan masuk ratu dan tuan putri.” ujar Frans dengan nada genitnya menatap istrinya yang kini sudah bersemu merah.

Lauren terkekeh melihat kelakuan kedua orang tuanya, ahh ternyata seperti ini rasanya memiliki orang tua. Lauren bahagia tentu saja, sendari ia di raga seorang Radila Tasya Arumi ia sangat ingin memiliki orang tua.

Lauren memandang kedua orang tuanya yang di depan dengan bahagia, ia melihat keduanya bertingkah begitu romantis ahh Lauren ingin suatu hari nanti ketika ia memiliki suami ingin seperti ayahnya itu, perhatian, baik, romantis, dan juga bertanggung jawab.

★★★

Lauren dan kedua orang tuanya telah sampai di sebuah rumah besar. Ah tidak ini sangatlah besar, rumah tiga tingkat dengan desain modern. Lauren tak menyangka jika rumahnya akan sebesar ini.

Ia melihat banyaknya motor terparkir di depan rumahnya. Tanpa mau perduli gadis itu turun di susul ibu dan ayahnya yang kini sedang mengambil tas dirinya.

Mia menggandeng anaknya menuju pintu utama. Kedatangannya di sambut salah satu maid yang ada di sana. “Selamat datang kembali nona muda, selamat datang nyonya.” ujarnya menunduk.

Mia mengangguk sedangkan Lauren hanya menatap bingung maid di depannya.

“Gue harus bersikap kayak gimana?” batin Lauren bingung.

Namun tarikan pelan dari mamanya menyadarkan dirinya. Kini langkah keduanya membawa masuk menuju ruang tamu yang berisik.

Suasana yang tadinya berisik kini di isi keheningan. Di sana Lauren melihat 6 orang laki-laki dan satu orang perempuan. Lauren menatap mamanya yang juga kini menatapnya dengan senyum kikuk.

“Itu temen-temennya Lau di sekolah sama Abang kembar Lau. Lau mau kenalan sama mereka lagi?” pertanyaan dari Mia membuat semua orang yang berada di ruang tamu menyerengitkan keningnya bingung.

Lauren menggeleng, gadis itu berucap dengan pelan. “Lau pengen istirahat aja mi, mami temenin Lau istirahat ya?” pinta Lauren dan langsung di angguki Mia.

“Iya.” Mia mengelus surai anaknya sayang.

“Kalian lanjut ya, Tante mau ke dalem dulu.” pamit Mia yang di angguki kaku oleh semuanya.

Ketika Lauren dan Mia pergi, pandangan semuanya masih tertuju pada Lauren yang terlihat berbeda.

“Itu beneran Lauren? Kok gak nempelin Agsaf?” pertanyaan yang memecahkan keheningan itu membuat mereka tersadar.

“Iya kenapa? Lagi, itu kok bisa mukanya cantik gitu walaupun banyak lebam nya.” ujar salah satunya menimpali.

“Alah palingan cuman trik murahan dia aja. Gue yakin besok juga udah buat ulah lagi dia.” sarkas seseorang yang wajahnya sedikit mirip dengan wajah Lauren.

“Iya bener, saran gue kalian jangan terlalu peduliin tuh cewek murahan.” timpal satunya yang memiliki wajah yang sama.

“Jangan gitu lah bro, dia adek lo.” ujar pemuda yang memecahkan keheningan untuk pertama kalinya.

“Adek? Cuih, gak Sudi gue. Kelakuan kayak jalang gitu. Najis banget ngakuin dia sebagai adek.”

Semuanya diam, ya semua tau bahwa hubungan saudara antara mereka memang terbilang buruk apalagi kelakuan sang adik yang semakin menambah kadar kebencian sang kakak.

Oke mari kita perkenalkan mereka terlebih dahulu.

Di sana ada Agsaf Danu Erlangga, sang tokoh utama yang tergila-gila pada tokoh utama wanita. Sifatnya dingin dan sedikit kejam terhadap Lauren. Dia adalah ketua geng motor bernama Lion, geng motor besar yang terkenal di Jakarta Selatan.

Dan kemudian Athalla Regan Bagaskara wakil dari Lion, sebelas dua belas dengan Agsaf. Dingin, tak tersentuh, membenci sentuhan apalagi dari lawan jenis. Namun sifatnya yang membenci sentuhan dari lawan jenis tak berlaku bagi sang tokoh utama wanita, namun tetap pria itu hanya sebatas menggenggam tangan, jika melakukan skinship berlebihan ia menghempaskan siapapun yang berani menyentuhnya walaupun itu tokoh utama wanita.

Kemudian ada si kembar Daniel Narendra dan Danis Narendra, kedua kakak kandung Lauren. Sifatnya yang kasar dan suka berbicara asal, sangat membenci Lauren dan tak pernah menganggap Lauren adik mereka sendiri. Menyayangi tokoh utama wanita seperti adiknya sendiri dan menjaga tokoh utama wanita dengan senang hati tanpa di minta.

Lalu ada Bagas Setiawan, lelaki pemilik mulut pedas dan sangat membenci Lauren. Karena menurutnya Lauren hanyalah pengganggu sang tokoh utama wanita yang lemah lembut, baik, dan juga polos.

Kemudian ada Bima Mandraguana, lelaki yang kadang dingin kadang hangat. Tergantung situasi yang ia rasakan. Ia berbeda dari keempat temannya yang lain. Tak membenci Lauren dan tak menyukai Lauren, sifatnya netral. Namun jika Lauren sudah membully sang tokoh utama wanita dengan keterlaluan Bima bisa menjadi pribadi yang kejam.


Dan terakhir, Elisa Sintya atau sering di panggil Caca. Sang tokoh utama wanita yang memiliki sifat lemah lembut, baik dan polos. Di cintai tokoh utama pria yang berstatus sebagai pacar dari sang antagonis, Lauren Arumi Narendra. Dan di lindungi oleh 5 lelaki yang begitu populer di sekolah nya.


To be continued.

Hallo gimana? Suka ga? Semoga suka, haii jangan lupa vote ya. Makasih buat yang udah mau mampir di lapak Vava.

Not an AntagonistDonde viven las historias. Descúbrelo ahora