BAB 09

15.8K 1.9K 44
                                    

SELAMAT PAGI YEOROBUN!
COMEBACK WITH RAI

Jangan lupa ramaikan cerita ini dengan komentar kalian ygy

❤HAPPY READING❤

🍀🍀🍀

Lemas dan pusing. Itulah yang dirasakan Samuel sekarang.

Untuk kali ini, ia merasa menyesal karena sudah mengabaikan ucapan Veronica. Samuel pikir dengan mengerjakan pekerjaan kantor, ia akan merasa sehat seperti biasanya. Tapi ternyata malah tambah pusing.

Samuel menutup laptopnya. Lalu melipat tangannya di meja dan menenggelamkan wajahnya di sana.

Perlahan mata Samuel terpejam. Tiba-tiba sebuah punggung tangan menempel di keningnya seperti Veronica tadi pagi.

"Elus kepala saya, Veronica." Lirih Samuel dengan mata terpejam.

Kening Guntur mengernyit. Buru-buru ia menjauhkan punggung tangannya dari kening Samuel.

"Maaf, tuan. Apa perlu saya panggil nyonya Veronica kesini? Sepertinya anda sedang sakit." Ucap Guntur, membuat Samuel membuka matanya sedikit. Tapi tidak merubah posisi pria itu.

"Kamu bukan Veronica?" Tanya Samuel, karena sekarang penglihatan matanya samar-samar.

Guntur menggeleng. "Bukan, tuan."

"Oke, baiklah."

"Apa perlu saya panggil nyonya Veronica kesini?" Tawar Guntur.

Samuel mengangkat kepalanya. Menoleh dengan tatapan tajam pada Guntur. "Kamu punya nomor HP istri saya?" Geram Samuel.

Guntur mengangguk kikuk.

"Hapus!"

"B-baik, tuan."

Guntur melakukan hal yang diperintah oleh Samuel.

"Dari mana kamu dapat nomor HP Veronica?"

"Nyonya Veronica sendiri yang chat saya, katanya suruh simpan nomornya."

Samuel mengepalkan tangannya.

"Saya pulang duluan. Saya capek, mau turu." Setelah mengatakan itu, Samuel keluar dari ruangannya. Meninggalkan Guntur yang kebingungan melihat tingkah bos nya yang makin hari makin aneh.

Di parkiran, Samuel menyuruh agar supirnya pulang naik taksi. Karena Samuel ingin mengendarai mobil sendirian.

Samuel kembali dilanda rasa galau. Tapi dia tidak berani untuk pulang dengan berjalan kaki lagi. Bisa-bisa black card yang sudah di cap milik Veronica dibegal orang.

Samuel mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Sudah lama sekali dia tidak mengendarai mobil sendirian. Karena biasanya sang supir lah yang mengendarainya.

Mobil seseorang membuntuti Samuel dari belakang. Senyum smirk tercetak di bibir sang pengendara.

Samuel memijat pelipisnya. Kepalanya pusing, badannya lemas dan hatinya galau. Komplit sudah penderitaan yang dirasakan Samuel saat ini.

Saat melewati jalan sepi, Samuel makin mempercepat laju mobilnya.

Mobil yang berada di belakang Samuel kini sudah berada di samping mobilnya. Tapi Samuel tidak menghiraukan hal itu. Dia tidak curiga sedikit pun pada sang pengendara mobil.

My Fictional Husband [TAMAT]Where stories live. Discover now