SAKURA-SENSEI
.
Chapter 26
.
© Masashi Kishimoto
.
.
.Fajar masih malu-malu menyingsing, udara sejuk masih terasa menusuk kulit. Aroma tanah bekas hujan semalam pun masih tercium.
Ame, kota yang selalu disinggahi hujan.
Syukurnya, hujan tak berkelanjutan di pagi hari ini. Sebab ini hari istimewa. Bagi dua keluarga yang akan saling mengikat tali.
Sakura masih mematut diri di depan cermin, di dalam kamarnya. Memperhatikan wajahnya yang telah terpoles riasan sederhana. Senyum senang tak pernah lepas dari bibirnya yang merona.
Sedangkan dibelakangnya, Ino sedang menyanggul rambut merah mudahnya. Tersenyum geli melihat sang Sahabat yang tengah bahagia.
Waktu benar-benar cepat berlalu, katanya.
Sakura mendengus melihat respon Ino. Menyangka jika Ino tengah mengejeknya.
"Apa aku terlihat baik?"
Ino mendelik, "astaga, kau lebih dari baik. Kau cantik sekali. Percaya dirilah."
"Baiklah. Aku cantik karena yang meriasku adalah kau."
"Maksudmu aku cantik?"
"Coba kau tanyakan itu pada Sai." Ucap Sakura membuat Ino mendelik, namun pipinya timbul semburat merah.
Obrolan ringan masih terus berlanjut, guna menghilangkan rasa gugup yang selalu saja mendera Sakura.
Tangannya mendingin dan berkeringat, pun degup jantungnya yang masih menggila. Sakura tidak bisa menghalau rasa gugup ini meskipun ini bukan pertama kalinya.
Tidak tidak, ini adalah kali pertama pernikahannya dihadiri oleh orang tua dan keluarganya. Itulah sebabnya gugup ini lebih gila daripada sebelumnya.
Berterimakasih kepada Sasuke yang berhasil menciptakan suasana ini.
"Selesai." Seru Ino.
Sakura pun semakin menarik sudut bibirnya. Tersenyum puas melihat hasil karya Ino yang luar biasa.
"Terima kasih Ino. Kau luar biasa."
"Hasilnya luar biasa karena kau luar biasa."
TOKK TOKK
Refleks kedua wanita itu menoleh. Mendapati seorang wanita paruh baya berambut pirang panjang, tengah bersandar pada pinggiran pintu sambil bersidekap. Kepala Sekolah mereka.
"Tsunade-sensei." Ucap keduanya lalu berojigi.
Yang disebut pun melangkah semakin ke dalam, menghampiri Sakura dan Ino yang masih berdiri.
"Wah... Aku hanya pergi sebentar dan ketika pulang aku mendapat kabar kau akan menikah." Ucap Tsunade, duduk di atas ranjang Sakura.
"Maafkan aku Bi, semua terjadi begitu saja."
"Sudahlah. Ini yang terbaik, aku yakin."
Sakura hanya mampu tersenyum, bingung memilah kata untuk ia sampaikan kepada bibinya. Mengenai ia dan Sasuke.
Ino nampak mengerti, segera ia pamit undur diri dengan alasan mengambil barang yang ia tinggal di ruang tamu, padahal ia hanya ingin memberi privasi kepada dua orang itu agar lebih leluasa mengobrol.
YOU ARE READING
SAKURA-SENSEI
RomanceSasuke tergoda. Sensei-nya yang cantik itu berhasil menarik hatinya yang semula tak peduli hal apapun tak terkecuali cinta. Namun bagaimana jadinya bila ia melakukan kesalahan yang sangat fatal. Dan bagaimana dia akan mempertanggungjawabkan hasil da...