✨ SPESIAL PART ✨ [AR.RA] II

17.5K 1.1K 4
                                    

MINAL AIDZIN WAL FAIZIN
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI SEMUANYA

MAAF KALO ADA SALAH KATA, SALAH TINGKAH ATAU SALAH MENARUH RASA

SEKIAN TERIMA GAJI 😋

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"aku mencintaimu dan aku brengsek, namun sebrengseknya aku, aku tidak akan pernah merebut mu dari Tuhan mu,"

- Arshaka Marvin


❄️❄️❄️❄️❄️

Mira melangkahkan kakinya menuju kelas. Tadi, setelah kejadian tersebut dia pamit pergi ke toilet dan sekarang ia akan kembali ke kelasnya karena memang sudah waktunya memulai kembali pelajaran.

Saat dia tengah berjalan di koridor, tiba-tiba seorang pria muncul dihadapan nya dengan terengah-engah.

"Lo Mira kan?" Tanya pria tersebut sambil mendongakkan kepalanya menatap Mira. Mira hanya mengangguk kan kepalanya pelan tanpa menatap kearah pria tersebut.

"Ikut gue ke rooftop bentar, boleh?" Tanya pria tersebut, Mira menatap bingung kearahnya.

"Mau ngapain?" Tanya Mira kembali.

"Jangan salah paham dulu, Arshaka yang nyuruh gue ajak lo ke rooftop." Sahut pria tersebut sambil menganggukkan kepalanya pelan.

Mira hanya mengangguk kan kepalanya. "Tapi ini udah jam pelajaran, bu Ita bakal marah kalo gak masuk ke kelas sekarang." Sahut Mira tanpa menatap pria tersebut.

"Sebentar doang. Arshaka luka, tapi dia ngak mau diobatin, lo tau kan nanti lukanya bisa infeksi?" Sahut pria tersebut. Mira hanya bisa menghembuskan nafas panjang.

Pria tersebut tersenyum tipis, dia kemudian melangkah diikuti Mira dari belakang.

🕌🕍🕌🕍🕌

Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di rooftop, dapat Mira lihat dari pintu masuk terdapat beberapa pria dan beberapa wanita yang sedang mengobati mereka.

Dia melangkahkan kakinya saat kaki pria tersebut mulai melangkah masuk dan menghampiri Arshaka yang sedang memejamkan matanya.

"Ka, lo diobatin dia ya?" Ucap pria tersebut sambil menepuk pelan pundak Arshaka.

Merasa sedikit terganggu, Arshaka membuka matanya yang tadi ingin terpejam. Dia menatap pria tersebut dan kemudian mengalihkan pandangannya kearah seorang gadis yang berdiri dibelakang pria tersebut, Mira.

Arshaka menganggukkan kepalanya, pria tersebut pergi meninggalkan Mira dan Arshaka disana, jangan negatif loh ya, disana maksudnya di sofa yang di dudukin sama Arshaka bukan di ruangan, di depan mereka masih banyak orang lain.

"Aku balik ya?" Cicit Mira pelan sambil menundukkan kepalanya.

Arshaka menatap Mira, dia kemudian meraih kotak p3k dan meletakkan nya dihadapan Mira.

"Obatin gue dulu, boleh?" Tanya Arshaka. Mira menatap kotak tersebut sembari menganggukkan kepalanya pelan.

Arshaka kemudian menggeser pelan tubuhnya dan membiarkan Mira duduk berjarak disebelahnya.

"Kalo sakit bilang," gumam Mira yang dapat didengarkan oleh Arshaka, dia menganggukkan kepalanya pelan kemudian mendekatkan wajahnya dan memejamkan matanya.

Perlahan tangan lembut Mira meraih kapas dan alkohol kemudian mulai mengoleskannya pada wajah milik Arshaka.

Saat tengah mengoleskan obat, tiba-tiba Arshaka membuka matanya, membuat Mira sedikit kaget.

"Ke-kenapa?" Tanya Mira sedikit gugup. Kemudian dia kembali menundukkan kepalanya, dapat dia dengarkan suara Arshaka yang terkekeh pelan.

"Mira," panggil Arshaka. Mira hanya berdehem sebagai jawaban, dia mulai membereskan alat alat yang tadi dia keluarkan.

"Andai kita seiman, pasti gue udah lamar Lo." Ucap Arshaka sambil sedikit membungkukkan badannya dan menatap Mira. Mira yang mendengarkan hal itu memalingkan wajahnya dan melihat kearah Arshaka.

"Kita memang gak seiman, tapi, in sya Allah kita seamin." Sahut Mira. Kemudian dia melanjutkan aktivitasnya yang tertinggal tadi.

"Mira, gue sayang banget sama dia. Tapi, gue juga sadar kalo genggaman tangan gue gak bakal nyatu sama sujud dia." Sahut Arshaka.

"Kita gak tau apa yang terjadi kedepannya, bisa aja kamu yang kini mencintainya dalam diam seperti Ali yang mencintai Fatimah, mungkin sekarang bagimu memilikinya adalah kemustahilan. tetapi, bukankah Allah dapat dengan mudah membolak-balikkan hati manusia?" Sahut Mira masih sibuk dengan urusan nya.

"Dia ada didepan mata ku, tapi ada sebuah tembok besar yang menghalanginya menjadi milikku." Ucap Arshaka.

"Udah selesai, aku balik dulu. Assalamualaikum." Setelah mengucapkan hal itu, Mira pergi meninggalkan Arshaka yang terdiam menatap sendu kearah Mira.

Arshaka kemudian menolehkan kepalanya kearah salah satu temannya, Azwar yang sedang membaca Alquran di handphone nya.

"Azwar," panggil Arshaka membuat Azwar yang sedang fokus menolehkan kepalanya.

"Gue pengen belajar ngaji." Satu kalimat tersebut berhasil membuat mereka semua terkejut termasuk Azwar.

"Lo mau jadi mualaf?" Tanya Darrel, Arshaka menggaruk tengkuknya gatal.

"Gak papa kali bos, tapi tujuan lo untuk mendapatkan ridho pencipta atau mendapatkan ciptaannya?" Celetuk Gala yang membuat Arshaka menoleh.

"Hm, niat gue untuk mendapatkan keduanya. Tapi yang paling utama adalah mendapatkan ridho nya. Lo mau kan ajarin gue?" Sahut Arshaka sambil mengepalkan tangannya ke udara.

"Bukan Azwar doang, kalo bisa kita juga bakalan ikut bantu kok." Sahut Gama dari belakang Arshaka.

Azwar tersenyum manis.
"Gue mau shalat dulu ke mushala, kalian tunggu aja." Sahut Azwar, sebelum pergi dia menepuk pelan pundak Arshaka.

"Pilihan lo bagus." Bisik Azwar, Arshaka tersenyum tipis dan membiarkan Azwar pergi.

"Gue bakalan berusaha!" Ucap Arshaka sambil kembali mengepalkan tangannya ke udara.

🕌🕍🕌🕍🕌

SEE YOU AGAIN GUYS
BYE 👋

THE GIRLS INSYAF AND SECRET HUSBAND || End Where stories live. Discover now