TGIASH || °2° MULAI NYAMAN

32.5K 2.1K 9
                                    

"cinta sejati tidak berakhir dengan kematian.
Jika Allah menghendaki, cinta itu akan berlanjut sampai ke surga."

*****

Lima menit menunggu turunlah umi sarah dengan seorang gadis
Disampingnya. "Ini Mira, adiknya bang Akbar." ucap umi memperkenalkan putrinya.

"Assalamualaikum semua." ucap Mira menatap mereka satu persatu.

"Wa'alaikumsalam." Mereka semua kompak menjawab salam.

"Ayo Mira duduk disebelah Abang kamu." Titah umi meminta Mira duduk disebelah Akbar.

"Iya umi." Ucap Mira lalu duduk disebelah Akbar.

"Baiklah sekarang apa tujuan kalian kemari?" Tanya kyai Rahman pada orang tua Syila, Sella dan Aya.

"Kami kemari dengan tujuan pesantren ini dapat membuat anak-anak kami berubah." Ucap Affan mewakili orang tua mereka.

"Oh, baiklah kalo begitu..." Kyai Rahman memandang kearah Mira.

".... Mira tolong antarkan mereka ke kamar." Pinta kyai Rahman.

"Ayo dianter." Ucap umi Sarah.

"Iya umi." Sahut Mira.

"Mari kak." Ucap Mira mempersilahkan mereka.

"Ya sudah kalo begitu kami pamit pulang." ucap Farah.

"Yah... Masa mama cepet banget pulang nya?" Ucap Sella memelas.

"Belajar yang bener jangan kalah dari Abang kamu." Ucap Farah mengelus kepala Sella.

"Mama pamit, kalian jaga diri ya" ucap Farah setelah itu pergi.

"Kami semua pamit, assalamualaikum." Ucap Affan setelah itu masuk ke mobil.

"Wa'alaikumsalam." Sahut mereka semua.

"Ya sudah ayo Mira antarkan mereka ke kamar." Titah umi Sarah.

"Baik umi." Ucap Mira.

"Ayo kak, Mira anter." Ucap Mira mempersilahkan mereka.

"Hm," ucap Syila mengikuti Mira dari belakang diikuti kedua temannya.

🌼🌼🌼🌼

Dua hari berlalu kini mereka mulai terbiasa dengan keadaan hanya saja mereka belum menemukan teman yang tepat selain Mira.

Kini, mereka sedang tiduran di kamar mereka. Untuk sebuah informasi, disatu kamar santri terdapat 3 pasang tempat tidur. Karena mereka hanya bertiga otomatis 3 nya lagi kosong guys.

"Huff... Membosankan," ucap Syila, dia kini mulai menatap langit-langit kamar.

Baru saja Sella ingin menyahut syila, ketukan pintu menghentikan perkataannya.

Tok..tok..tok

"Assalamualaikum." Ucap seseorang dari luar.

"Wa'alaikumsalam." Sahut mereka kompak.

"Gih buka pintu sana." Titah Syila kepada mereka.

Seketika Sella mendelik tajam
"Ngapain merintah, pintu nya deket lo kali." Sahut Sella.

"Gak usah berantem, gw aja yang buka." Ucap Aya bangkit dari tidurnya.

Ceklek

"Kenapa?" Tanya Aya pada santri didepannya.

Santri dihadapannya menundukkan kepalanya. Aya mengernyit.

Ngapain dia nunduk?,dikira gw setan kali. batin Aya.

"Buruan, waktu gw berharga." Ketus Aya.

"Itu kak, kalian dipanggil umi ke ndalem." Ucap santri tersebut.

"Oh oke, thanks." Ucap Aya.

"Sama-sama kak, assalamualaikum." Ucap santri tersebut pergi meninggalkan Aya.

Aya mengangguk dan setelah itu menutup pintu kamar.

Saat didalam dia menatap kedua temannya. "Kalian buat masalah?" Tanya Aya pada mereka.

"Ha? Paan gw belum buat apa-apa." Ucap Sella setelah itu bangkit dari tidurnya dan duduk menghadap Aya.

Aya menatap Syila, Syila yang peka pun menatap Aya. "Gw sama kayak Sella." sahut Syila bangkit dari tidurnya.

"Memangnya kenapa sih?" Tanya Syila pada Aya.

"Kita dipanggil umi ke ndalem." sahut Aya, dia masih berdiri ditempatnya.

"Ya udah ayo, jangan buat umi nunggu lama." ucap Syila bangkit menarik kedua temannya.

🌼🌼🌼🌼

Kini, mereka sudah ada didepan pintu yang terbuka.

Syila maju mengetuk pintu tersebut. "Assalamualaikum," ucap Syila dan teman-temannya.

"Wa'alaikumsalam, sebentar ya," sahut orang dari dalam.

"Ngapain sih kesini." ucap Sella.

"Tunggu bentar Sel." sahut Aya.

"Iya iya." ucap Sella sedikit kesal.

Tak lama kemudian suara terdengar dari dalam. "Maaf buat kalian nunggu lama." ucap umi Sarah.

"Ngak papa umi." sahut Syila.

"Ayo silahkan duduk." ucap umi Sarah.

"Mau disiapin apa?" Tanya umi Sarah.

"Ngak usah umi, langsung aja." Sahut Syila.

"Syila, gak sopan gitu." bisik Sella, dia mencubit pelan pinggang Syila. Dia meringis, cubitan Sella tak main-main. Dengan cepat ia menepis tangan Sella.

"Sakit anjir." ringis Syila.

"Makanya yang sopan sama yang lebih tua," sahut Sella. Dia sekarang seperti seorang ibu yang sedang memarahi anaknya.

"Iya bunda." ucap Syila meniru suara anak kecil. Saat Sella ingin menyahut, suara Aya memotong ucapan nya.

"Aduh, maaf umi temen Aya memang gitu." ucap Aya, ia merasa tak enak dengan umi Sarah.

"Maaf umi, kenapa umi manggil kami?" Tanya Syila.

"Oh iya, hampir aja umi lupa." Ucap umi Sarah. Setelah itu menatap mereka bertiga.

"Umi minta tolong ya, kalian ke pasar beli perlengkapan dapur pesantren." ucap umi Sarah.

"Kita sih mau mau aja tapi...." ucap Syila, ia menggantung kan ucapannya. "....kita pergi nya naik apa?" Tanya Syila.

🌼🌼🌼🌼

HAI GUYS

KALO ADA TYPO TANDAIN
JANGAN LUPA VOTE
BUDIDAYA KAN COMMENT

SEE YOU AGAIN GUYS
BYE 👋

Ra
16 Januari 2022

THE GIRLS INSYAF AND SECRET HUSBAND || End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang