PROLOG

1.7K 69 5
                                    

Happy reading!

16 tahun yang lalu

"Selamat ya, bapak ibuk anak nya telah lahir dia perempuan." Ucap seorang perawat dari rumah sakit.

"Akhirnya ...." ucap mereka bersamaan, tersirat perasaan lega sekaligus terharu bagi yang mendengarnya.

"Anin, lihatlah wajah putri kita, sama persis dengan dirimu," ucap seorang pria yang usianya sudah berkepala 30 itu.

"Benarkah, mas?"

"Iya," pria itu tersenyum senang menatap bayi mungilnya itu.

Setelah itu, suster berpamitan dan keluar dari ruang rawat Anindya. Saat baru membuka pintu, ia sedikit terkejut karena ada anak-anak yang berdiri di depannya.

"Suster, saya boleh masuk nggak?" Tanya nya polos.

Suster itu pun mengulas senyum tipis, "Boleh dek, asalkan nggak bikin rusuh sama rame," Mendengar itu, anak tersebut tersenyum sumringah dan masuk ke dalam ruangan ibunya.

"Ayah!!" Suara teriakan itu membuat Gio---sang ayah dan Anindya---sang ibu menengok ke arah pintu.

"Shuutttt, Adek kamu lagi bobok, jangan keras-keras suara nya," ucap Anindya sedikit berbisik.

Anak laki-laki itu tersenyum lebar, "Hehehe, maaf Bun."

Anak laki-laki itu mendekat ke arah mereka bayi yang baru lahir itu, "Lucu banget, dia laki laki apa perempuan?" Tanyanya.

"Adik kamu perempuan sayang," Anindya mencium rambut hitam legam milik anak lelaki itu.

Anak itu membelalakkan matanya kaget, lalu menatap speechless ke arah bayi itu, "Beneran?"

"Hore!! Akhirnya punya Adek perempuan, ayah aku pergi dulu mau ngabarin yang lain kalo Adek kita kali ini perempuan,"

"Iya sekarang beritahu adik adik kamu ya?"

Anak itu mengangguk antusias, "Iya ayah, aku pergi dulu." Dia pun pergi dari ruangan itu dengan wajah yang berseri.

Setelah keluar, terdapat anak laki-laki lain yang umurnya di bawah anak laki-laki tersebut.

"Kabar gembira! Coba tebak, adek kita laki-laki atau perempuan?" Tanya nya, dia adalah anak pertama dari keluarga utama Danendra. Dia Nathan Reyhan Danendra, atau biasa di panggil Nathan. Dia memiliki sifat yang ramah dan mudah berbaur dengan orang-orang sekitar, tetapi posesif dan emosian terhadap hal-hal tertentu.

"Laki-laki?" seorang anak laki-laki lagi, umurnya terlihat seperti di bawah Nathan. Dia adalah putra ke dua dari keluarga utama Danendra. Namanya Aditya Zayden Danendra, atau biasa di sebut Aditya atau Jay (Zayden). Dia bersifat dingin, berwajah datar dan tidak banyak bicara.

"Holeee, eh Vano, kita udah jadi kakak lagi!" ucap seorang anak lagi. Putra ketiga dari keluarga utama, dia memiliki kembaran. Yah, dia bernama Alvaro Zayyen Danendra. Sifatnya seperti kakak pertamanya, sayangnya dia lebih tengil dari kakak pertama.

"Iya," Singkat, padat dan jelas. Dia adalah kembaran Varo, dia bernama Alvano Zayyen Danendra. Sifatnya tidak jauh berbeda dari kakak ke dua nya, dingin datar tapi dia lebih dari itu, dia tidak terlalu suka bergaul dan punya tingkat kesabaran tinggi untuk mengahadapi kembarannya yang sangat aktif.

"Jadi? Adek Valo laki-aki ato perempuan?"

"Adek kita...."

"PEREMPUAN!"

"BENELAN?"

"Serius?"

"Oh,"

Mereka bertiga terkejut dan bangga. Akhirnya mereka memiliki adik perempuan juga.

"Gib, gimana?"

"Giblan sama bibik," jawab Varo. Nathan pun mengangguk dan masih senantiasa tersenyum senang.

***

7 hari setelah putri mereka lahir.

"Kita namai dia siapa mas?" Gio menoleh lalu tersenyum tipis dan mendekat ke arah Anindya yang menggendong putri kecilnya.

Ia menatap Anindya pun makna, lalu beralih menatap putrinya, "Gimana kalo Syerayla Alaisha Danendra."

"Artinya?"

"arti dari nama Syerayla adalah jalan penghidupan yang tentram damai dan bahagia. dia juga akan menjadi gadis yang cerdas."

"Sedangkan Alaisha artinya gadis yang bijaksana, bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk dan menjadi gadis yang teguh dan kuat."

Anindya tersenyum, ia senang mendengar itu, lalu menatap putri kecilnya yang sedang tertidur lelap di gendongannya, "Oke mas kalo begitu aku setuju."

Lalu mereka berdua keluar dari kamar mereka dan menuju ruang keluarga. Di sana, sudah banyak keluarga yang menunggu.

Seluruh atensi mereka langsung beralih kepada Gio dan Anindya yang berjalan mendekat, "Selamat pagi semua! Terimakasih sudah datang di acara tujuh hari putri kami. Tidak usah berbasa-basi, kalian pasti juga sudah menunggu. Hari ini adalah hari dimana kami akan menamai putri kami."

"Siapa yah namanya?" Tanya Nathan dengan penuh semangat.

"Iya, ayah, ciapa nama Adek valo?" Tanya Varo ikut-ikutan.

Lalu dimana Aditya dan vano? hahaha mereka ada, tapi hanya menyimak saja, emang dasar anak dingin dan datar tanpa ekspresi di situasi apapun, itulah Aditya dan Vano.

Gibran? Dia sedag tidur, walaupun bangun pun dia tidak bicara karena dia masih belum fasih untuk bicara.

"Sudah sudah, jadi kami sepakat untuk memberikan nama kepada putri kami yaitu ... Syerayla Alaisha Danendra."

"Nama panggilannya?"

"Nama panggilannya, Ayla." Semua tersenyum senang di sana, entah dengan senyuman tulus, atau ... Sebagai probabilitas saja.

SYERAYLAWhere stories live. Discover now