"Tapi kalo gue pegang tangannya Endra dia nggak bisa liat kek Laras tuh," batinnya bertanya-tanya.

"Oh, iya, Ta. Kemarin lo kemana aja, sih? Sampai bolos nggak ngajak gue," ucapnya dengan nada setengah kesal.

"Ouh.. kemarin gue pergi ke kafe, terus ketemu sama babu gue," jawabnya dengan wajah tanpa dosa.

"Ke kafe mana sampai lo bolos gitu? Babu lo siapa lagi itu?" gerutunya kepada Edrea yang tengah menatapnya polos.

"Ke Lateshia cafe, babu gue ya En-eh Athmar dkk, lah. Siapa lagi emangnya selain mereka?" kata Edrea hampir keceplosan.

"Hampir aja gue keceplosan manggil Athmar dengan sebutan Endra, dia kan babu kesayangan gue," batinnya sembari bernapas lega.

"DEMI APA? Lo beneran ke cafe yang lagi Hits itu? Kenapa nggak ngajak gue, Ta?" rengek Laras kepada Edrea seraya menggoyangkan tangan miliknya.

Sedangkan Edrea hanya berdecak malas. "Nanti mau kesana, ketemuan sama mereka. Terus lanjut ke markas buat latihan," ujarnya dengan ogah-ogahan.

"Yang bener? Siap kalo begitu kapten," kata Laras dengan girang seraya memberi hormat kepada Edrea.

"Ck! Lebay lo!" cetus Edrea sambil menoyor jidat mulus milik Laras, membuat sang empu meringis.

"Kok gue ngakak ya, Ta," ucap Laras dengan tersendat akibat tertawa karena melihat Galih dan juga sosok kuntilanak tengah kejar-kejaran.

"Humor lo yang terlalu receh kali, gue biasa aja, tuh," jawab Edrea dengan santai.

Laras pun berdecak kesal. "Lo, mah, emang orangnya kaku, kek kanebo kering," ungkapnya di sertai ejekan.

Mata Edrea terbelalak. "Enak aja! Gue di samain sama kanebo, gue tuh humble kalau ada yang satu frekuensi," kata Edrea, memang nyatanya dirinya lebih sering tertawa jika sedang bersama orang-orang terdekat saja.

Seperti keluarga dan juga para babu kesayangannya itu, jika belum mengenal terlalu jauh pasti akan di bilang cuek dan terlalu bodoamat.

"Lo belum se frekuensi sama gue, Ta? Padahal kita udah satu bacotan, tuh," ucap Laras bertanya.

"Udah, kok, sekarang emang lagi nggak mood buat ketawa aja," jawab Edrea sembari tersenyum.

"Bisa gitu," ucap Laras dengan lirih.

"Galih sini!" panggil Edrea kepada Galih yang sedang berusaha menghindari kejaran Miss K.

"Tolongin gue, Ta! Gue nggak mau sama dia," ucap Galih seraya bersembunyi di balik badan milik Edrea.

Di karenakan Laras masih setia memegang tangan milik Edrea, ia pun juga bisa melihat wajah tampan milik Galih yang terlihat pucat.

"L-lo beneran setan? Cakep gini padahal," tanya Laras kepada Galih.

Galih pun berdehem. "Nggak tahu gue, cuma ya gini,"balasnya singkat seraya menoleh ke arah Laras.

Laras pun hanya  mengangguk saja, dan setelah dilihat-lihat ternyata Miss K sudah tidak ada.

"Kok udah nggak ada, Ta?" tanya Laras kepada Edrea.

"Udah gue usir tadi," jawab Edrea dengan santai.

"Kuy pulang, ke markas aja sekalian. Galih lo ikut!"  sambungnya seraya meninggalkan taman tersebut.

Mereka berdua pun segera bergegas mengikuti Edrea.

 EDREA TRANSMIGRASION Where stories live. Discover now