Canvas 3

3.8K 761 31
                                    

Jangan lupa tekan bintang dan tinggalkan love di kolom komentranya~
💚💙💜🧡❤️🖤🤍🤎

🌸🌸🌸

"Jo, kamu ngajakin aku makan cuma buat diam-diaman begini?" tanya Kelvin Renata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jo, kamu ngajakin aku makan cuma buat diam-diaman begini?" tanya Kelvin Renata. Ini pertama kalinya Kelvin dan Josephine bertemu berdua saja.

Awalnya Kelvin kaget saat mendapatkan chat ajakan makan siang dari Josephine. Dia menyetujui permintaan Josephine karena tahu bahwa perempuan itu anak perempuan dari keluarga Jatmiko. Tidak enak jika menolak ajakan makan siang ini.

"Memang harus ada yang dibicarakan?" Josephine balik bertanya. Sejujurnya, Josephine tidak tahu harus bagaimana membuka percakapan dengan Kelvin. Dia bukan kakak dan adiknya yang gampang sekali mengobrol banyak hal dengan lawan jenis.

Josephine terlalu kikuk dan canggung. Dia mungkin terlihat tenang dan dingin, sebenarnya itu hanya segelintir sifat dari Josephine. Mungkin Josephine lebih seperti manusia yang sangat to the point.

"Berhubung tidak ada lagi pembicaraan, kita sudahi sampai sini saja. Aku harus kembali ke kantor," ucap Kelvin yang tentu saja langsung disetujui Josephine.

Ocis sudah menebak bahwa hal ini yang akan terjadi pada sahabatnya itu. Sejak awal mendengar niat Josephine untuk ikut dalam perseteruan warisan dan merebutkan cinta dari Kelvin, Ocis yakin 101 persen bahwa sahabatnya itu akan gagal.

"Lempeng banget sih lo," gerutu Ocis yang akhirnya menghampiri Josephine setelah Kelvin benar-benar pergi dari restoran.

"Memang gue harus gimana?" tanya Josephine yang masih tetap menggulung spagetinyaa dengan tenang.

Ocis menopang dagunya, dia menatap Josephine dengan prihaatin. "Gue benar-benar khawatir dengan masa depan percintaan lo Jo," keluh Ocis.

"Gue lebih khawatir dengan masa depan lo," balas Josephine yang membuat Ocis mendengus pelan.

Ocis paham sekali dengan maksud ucapan Josephine tersebut. Dia belum memiliki pekerjaan tetap dan masih freelance sana-sini. Berbeda dengan Josephine yang sudah terkenal sebagai pelukis abstrak.

Josephine menyelesaikan makan siangnya. Dia mengeluarkan dua lembar tiket VVIP dari dalam tasnya. Tiket konser Galen Julian yang limited edition tidak banyak yang bisa mendapatkannya.

Kapasistas tempat acara yang dibatasi, tiket yang lumayan menguras dompet. Walaupun semua itu terasa pas dan terbayar dengan permainan piano Galen, serta wajah tampannya itu.

"Sejak kapan lo jadi penggemar Galen?" tanya Ocis heran. Josephine hanya menggerakkan bahunya singkat, pertanda bahwa dia enggan menjawab pertanyaan Ocis.

Makan siang Josephine dan Kelvin termasuk dalam kategori failed. Meski begitu, Josephine tidak ambil pusing, baginya sudah jauh lebih baik karena dia dapat bergerak maju mendekati Kelvin.

🌸🌸🌸

Josephine benar-benar pergi ke konser Galen. Dia pergi bersama Ocis yang tentu saja kegirangan. Sejak lama Ocis ingin menonton konser Galen yang spektakuler. Sayangnya, dia selalu kehabisan tiket konser tersebut.

"Kenapa Tuhan nggak adil banget sih. Wajah tampan dan pintar main piano, sempurna banget ya, Jo." Ocis menatap standing human berwajah Galen dengan tatapn memuja.

"Tuhan adil kok. Buktinya dia punya kelakuan aneh," timpal Josephine yang membut Ocis tersenyum miris. Ada saja kalimat yang dikeluarkan Josephine untuk membantah setiap kalimat yang Ocis lontarkan.

Konser segera dimulai setelah beberapa menit Josephine mengalah. Dia tidak akan bisa menang dengan mulut ceriwis Ocis. Josephine menikmati lantunan-lantunan musik yang dimainkan Galen.

Josephine bahkan terkejut saat Galen juga turut bernyanyi untuk beberapa lantunan music. Suara Galen terdengar lembut dan penuh dengan kehangatan, tidak heran jika banyak orang berebutan ingin membeli tiket konser ini.

Bahkan, Josephine merasa tidak rugi menghabiskan uang untuk suara emas Galen. Josephine bukanlah orang yang perhitungan, hanya saja terkadang dia merasa seperti tertipu. Beberapa kali menyangka bahwa pengeluarannya selama ini berfaedah dan justru menjadi tidak berfedah di tangan Josephine.

"Galen kayaknya naksir deh sama lo, Jo."

Tidak ada tanggapan dri Josephine. Namun, Ocis tidak kan menyerah dengan sekali kalimat saja. Pasalnya, Ocis yakin bahwa Galen sangat sering menatap ke arah mereka, atau lebih tepatnya memastikan posisi Josephine.

🌸🌸🌸

Josephine berada di sebuah museum, dia sedang mengikuti pameran tunggal seorang pelukis senior. Josephine memperhatikan setiap karya dengaan penuh pengamataan dan tenaang. Seolah-olah dia sedang menyerap kekuatan pada seriap karya yang dipaajang.

Lagi dan laagi, Galen bertemu dengan Josephine, Galen dataang ke museum karena ingin mempelajari ilmu melukis. Dia mendengar bahwa sedang ada pameran dari sebuah penulis besar. Untuk itu, asisten pribadinya mengatur waktu Galen agar lebih senggang.

"Kayaknya sekali lagi gue harus bawa cincin buat lo," canda Galen yang berdiri di sebelah Josephine.

Sebuah lukisan bulan yang berbayang di tengah air malam menyulut rasa penasaran Josephine. Dia bahkan hanya melirik sekilas ke arah Galen, komentar yang sebenrnya bisa diartikan berbeda oleh beberapa orang pula.

"Gue nggak berniat buat nikah sama lo," ucap Josephine terang-terangan.

"Terus lo niat sama siapa?" tanya Galen yang jelas penasaran. Ditolak mentah-menatah, tidak akan membuat Galen menyerah begitu saja.

"Sama Kelvin Renta," jawab Josephine tenang dan penuh dengan keyakinan.

🌸🌸🌸

"Lusa gue mau semedi di Bali." Josephine menarik kopernya, dia memberikan info pada HRD. Josephine melihatnya saja sudah mersa luar biasa untuk hal-hal seperti ini.

"Berapa lama?"

"Dua minggu."

Ocis melototkan matanya, dia kaget mendengar uang yang akan segera Josephine habiskan. Walaupun bagi Ocis, pengeluaran Josephine paling mahal adalah album penyanyi korea, Red Velvet.

"Lo nggak butuh gue temani?" Josephine menggelengkan kepalanya atas pertanyaan yang dilontarkan Ocis.

Josephine benar-benar hanya ingin mencari inspirasi. Kopernya pun penuh dengan peralatan lukisnya. Target Josephine dia setidaknya menyelesaikan satu buah lukisan.

"Baik-baik ya lo di Bali," pesan Ocis yang tentu saja hanya diangguki oleh Josephine.

🌸🌸🌸

Hallo! Setelah ini aku batu akan update lagi di tanggal 31 ya! Tanggal 30 libur dulu, mau nonton bioskop soalnya💃🏻

Warisan in Mission: JosephineWhere stories live. Discover now