Bab 20:Terima Atau Tidak?

2.9K 118 7
                                    

Sehari sebelum tahun baru, Niya bangun untuk menunaikan solat subuh berjemaah. Dia masih mamai, matanya digosok-gosok sambil kaki menuju ke bilik air untuk membersihkan diri dan  mengambil wudu. " Adui, mengantuknya mata, ni belum masa sekolah lagi! " rungut Niya, " BUK! " .

" Adoi! " teriak Niya. Dia terjatuh di atas lantai, kepalanya terasa sakit. Perlahan-lahan dia membuka mata, " Ya Allah, aku belum buka pintu rupanya ish, ish, ish! " kata Niya.

Selesai membersihkan diri, Niya memakai telekung nya di bilik solat. Masih belum kelihatan kelibat Hafizah dan Lina di bilik tersebut. " Mama, mana Ka Fizah dengan Lina? " soal Niya, " Hmm, entahlah diorang tu, sudah dibangunkan masih belum mau bangun! Biar papa sajalah yang bangunkan " jawab mama Izah panjang lebar. Niya menggeleng-gelengkan kepala nya.

Faham sangat lah perangai mereka berdua tu, bila sudah datang malas, apa lagi ponteng solatlah. Dengan alasan uzur lah, itulah, inilah bla.. Bla.. Bla... Nampak sangat korang tu pemalas, period apa sampai sebulan? Itu penyakit namanya~

Jam menunjukkan pukul 9 pagi, Emma berada di tempat kerja nya. Perasaan malas menghasut dirinya, mungkin kerana dia dilanda demam panas. Khadijah perasan akan kelakuan Emma yang agak malas itu, dia menghampiri Emma secara perlahan-lahan.

" Bah! " sergah Khadijah, " Oi Luqman, Man, Man! " latah Emma. Khadijah membuat senyum nakal, " Eh, Luqman? A.. Kau suka Luqman erk? Abang Luqman kau tu a.. " usik Khadijah. " Ish, tak adalah! " marah Emma, dia membetulkan tudungnya yang senget-benget. " Kau kenapa? Low, ja! " kata Khadijah, " Demam lah! " jawab Emma.

" Emma, adik-adik kau Ok dah? " soal Khadijah, " Apa? " kata Emma. Wajah nya kelihatan bingung, " Alah, Hafizah, Lina dengan Niya. Macam mana? Diorang masih bermusuh? " jelas Khadijah. " Oh, a'ah! Diorang masih bermusuh. Aku pun tak tahu lah, masih ada peluang mau bebaik kah tidak. " jawab Emma, " Oh, kau sabar ja lah Ok Emma. " kata Khadijah.

" Hai Emma! " suara Aznil kedengaran dari arah belakang, Emma dan Khadijah menoleh ke belakang. " Oh, Aznil. " kata Khadijah, " Dijah aku nak cakap dengan Emma kejap boleh? " kata Aznil. " Oh Ok! " kata Khadijah, Emma menarik lengan Khadijah. " Jangan pergi! Jangan pergi! " bisik Emma, " Alah, kau layan ja lah! " bisik Khadijah. Dia pergi meninggalkan Emma dan Aznil.

Emma menahan geram, dia membelakangi Aznil. " Emma. " panggil Aznil, Emma terus memandang Aznil. Di tangan nya terdapat kotak hadiah kecil, Emma memandang kotak hadiah itu. " Emma, ni untuk awak. " kata Aznil, Emma terkejut. " Kenapa? Hari ni bukan birthday saya. " kata Emma, " Ambil ja lah, sebagai kawan. " kata Aznil. Emma menjadi ragu-ragu hendak mengambilnya, hadiah tersebut telah berada di tangan nya.

" Bukalah. " kata Aznil, Emma membukanya. " Cincin? " bisik hati Emma, " Saya harap kita dapat jadi kawan. " kata Aznil. Emma memandang wajah Aznil, Aznil terkejut. " Kenapa dia pandang aku macam tu? " soal Aznil dalam hati, " Kenapa Emma? " soal Aznil. " Tiada lah, cuma, rasa ganjil bila awak tiba-tiba bagi cincin. Sedangkan selama ni saya tak layan awak pun. " jelas Emma.

" Lah, pasal tu ja. Tak apalah, asalkan... " kata Aznil, " Asalkan? " kata Emma sambil tersenyum manis. " Asalkan awak nak kawan dengan saya. " kata Aznil, Emma ketawa. Nampak comel di mata Aznil, first time tu! First time! Selama ni Emma dan Aznil tak pernah macam ni. Cakap pun jarang tersangatlah jarang! Apa tidak gembira dan berbunga-bunga hati Aznil.

Petang menjelma, Mikhail sekeluarga duduk di ruang tamu. " Apa ibu? Ala, tak naklah ibu! " rungut Mikhail, " Kenapa? Setakat makan malam bersama ja! " kata Datin Sharifah. " Tapi... Adik... " kata Mikhail dalam nada yang manja, " Malu! " pintas Luqman. " Ish, seboklah! " Mikhail memukul lembut lengan Luqman, " Hahaha, malu dengan Niya lah tu! " tambah Luqman lagi. " Eee! " Mikhail menumbuk-numbuk Luqman, Luqman hanya ketawa, ketawa dan ketawa.

My Lovely Crush❤ Where stories live. Discover now