"Iya, sayang, mama ngerti, tapi Nata itu baik, dia cewek yang bisa mengimbangi kamu." ucap mama Ital lagi.

"Mama percaya Nata, karena dia anak dari tante Tiffany, tante Tiff pasti mendidik Nata sebaik baiknya, jadi mama yakin sama Nata."

"Ini soal menikah, ma." Hyunsuk memberanikan diri untuk menatap mamanya.

Sorot mata dari mama Ital membuat cowok itu kembali menunduk hanya dalam beberapa detik berkontak mata.

"Jalani dulu, ya? Biasakan diri, mama pernah dengar, rasa cinta itu ada karena terbiasa." kata mama Ital kini mengusap usap punggung kepala Hyunsuk.

Pelan pelan pandangan Hyunsuk kembali naik, "Jalani dulu enam bulan, kalau kamu dan Nata ngerasa saling cocok, kalian lanjut, kalo enggak ngerasa cocok, ya emang enggak bisa dipaksa, kalian bisa berenti." ucap mama Ital.

"Enam bulan?" tanya Hyunsuk.

Mama Ital mengangguk, "Tapi kalian harus tunangan dulu, status kalian harus satu tingkat lebih tinggi dibandingkan pacaran. Mama udah obrolin juga sama tante Tiff." ujar mama Ital.

"Kalo Nata gak mau? Ma, dia aja nolak mentah mentah perjodohan ini."

"Coba dulu, sayang." ucap mama Ital lembut.

Hyunsuk hanya bisa mengangguk, walau sebenarnya ia sama sekali tidak setuju untuk bertunangan dengan Nata.

"Kamu udah makan."

Hyunsuk mengangguk, "Udah tadi di rumah Jihoon, gofood." jawabnya.

"Yaudah deh kalo gitu, mama keluar ya?"

Hyunsuk mengangguk.

"Kamu jangan begadang." nasehat mama Ital sebelum menutup pintu kamar Hyunsuk.

Setelah itu pintu benar benar sudah tertutup, sekarang tersisa Hyunsuk bersama otaknya yang terasa kusut mendengar ia akan bertunangan dengan Nata.

Selang lima menit setelahnya, handphone Hyunsuk berdering panjang, Nata yang menelpon.

Hyunsuk mengangkatnya dengan malas.

"Woy! Gila! Crazy sih parah! Masa nyokap gue bilang, kita bakal tunangan secara resmi minggu ini, gila gila aja!"

Hyunsuk refleks menjauhkan handphone nya dari telinga nya ketika mendengar bacotan Nata.

Sudah pusing, ditambah Nata berisik kayak gini, Hyunsuk pengen hidup sebagai ulat bulu aja rasanya.

"Pikirin pikirin! Gua gak mau tau, kita harus berhasil gagalin rencananya sebelum hari minggu."

"Diem bisa gak? Lo berisik banget." kata Hyunsuk judes.

"Gue nelpon lo buat ngomong, bukan buat diem!" sahut Nata tak kalah s
judes.

Hyunsuk berdecak, "Gue juga dibilangin nyokap gue tadi, katanya gue sama lo bakal tunangan, tapi gue gak tau kalo itu minggu ini."

"Kok lo santai aja? Pikirin cara dong." desak Nata.

"Gue gak bisa bantah nyokap gue, Nat."

"Ini bukan ngebantah, kita nurut, tapi sambil mikirin cara supaya tunangannya itu enggak jadi gitu loh, ih! Kesel gue sama lo."

"Satu minggu, Nat, enggak keburu buat nyusun rencana batalin pertunangannya, gue ada saran, kita tunangan aja dulu, kata nyokap gue jalanin setengah tahun, kalo setelah enam bulan itu kita cocok, lanjut nikah, kalo enggak cocok, kita berenti, nah jadi selama enam bulan itu kita atur segala sesuatunya supaya kita bisa berenti."

"Gitu?"

"Sumpah, gue buntu banget sekarang."

"Yaudah."

Dan panggilan berakhir.

Hyunsuk menatap kesal sebaris nama di log panggilan terakhirnya, "Lo nelpon nelpon ngerusuh, kutil! Pusing gue." gerutunya.

••

"Akkkkkkh! Ih, masa harus tunangan? Ya emang sih cuman enam bulan, tapi bayangin misalnya dalam enam bulan enggak berhasil buat batalin perjodohan nya? Kan gawat banget." rasanya Nata mau berteriak, tapi tidak bisa, takut mama Tiff dengar, jadi dia cuma bisa mangap mangap tanpa suara.

"Parahnya lagi, kalo misalnya selama enam bulan bukannya berhasil batalin perjodohan, malah gue yang tiba tiba jadi suka Hyunsuk, sorry, kak Hyunsuk, dia lebih tua tiga tahun dari gue." Nata memegangi kepalanya.

"Aduh? My head terasa sakit." katanya lebay.

"Pusing banget deh, serius." Nata merebahkan dirinya dikasur, kemudian menatap langit langit kamar.

Mendadak suasana jadi sendu, "Jadi kangen papa." tiba tiba ia bergumam dengan tatapan kosong kearah langit langit kamar.

"Papa bahagia gak ya di atas sana?" lanjutnya.

"Pa... Nata gimana? Nata enggak mau tunangan sama dia, dia ngeselin orangnya."

"Nata tuh mau cowok yang sifatnya tuh kayak papa, lembut, penyayang, pengertian, sabar, perhatian."

"Choi Hyunsuk mah kayak reog."

Tiba tiba handphone Nata berdering, cewek itu sampai terlonjak kaget.

"Ih! Asem! Kaget gue." gerutunya kesal.

"Apa lagi?" tanya nya setelah menjawab panggilan yang masuk.

"Jihoon, enggak ada pilihan lain, Nat, cuman Jihoon yang bisa bantu kita dalam waktu cepat."

"Enggak."

"Nat, ayolah, lo mau emangnya kita berakhir nikah beneran?"

"Ya enggak, tapi kan manusia banyak, enggak cuman Jihoon, gue gak mau Jihoon pokoknya."




To Be Continued

Hallo...

Dijodohkan || Choi HyunsukWhere stories live. Discover now