⊳⊰ SATU ⊱⊲

306K 17.8K 1.2K
                                    

Sebuah malam yang terang di hiasi banyak bintang serta sang bulan yang setengah bulat terlihat mengintip diantara awan gelap.

Angin malam yang berhembus menerbangkan helaian poni panjang seorang lelaki tampan yang memakai jaket tebal hingga tidak dapat merasakan dinginnya udara malam.

Tangan yang dimasukkan kedalam saku jaket, kaki yang berbalut sepatu seharga sebuah motor terus melangkah melewati jalan yang biasa dilewatinya.

Tangan nya mengambil ponsel yang bergetar didalam saku jaket. Pesan masuk dari teman nya terlihat.

Yeyo

| •sent picture
| cwe lo trnyta gatel abis cok

Sudut bibirnya terangkat.
Apa peduli nya?

Yeyo

gas in brow |
jgn lupa bayar y haha |


Kembali menyimpan ponselnya di dalam saku, langkahnya terus maju dengan mata elang nya menyorot tajam ke jalan didepan nya yang kosong.

Malam hari memang selalu menjadi waktu healing yang pas.

Entah anginnya atau kesunyian nya.
Obat dari segala pikiran di siang hari yang penat.

Mata elangnya semakin tajam dengan langkah nya yang terhenti. Matanya menangkap objek perusak obat tenangnya.

Melihat jam tangan nya yang menunjukkan pukul 00:09, kepalanya kembali melihat kedepan untuk memeriksa kegiatan lanjutan dari sesuatu didepan nya.

Tunggu satu menit lagi untuk melihat sampai mana keberanian perusak malam nya itu.

Tangan nya mengepal kuat lalu ia berlari kencang sebelum ia memiliki rasa penyesalan.

Srett...

Dengan tarikan kuat nya ia menarik kembali seorang perempuan yang hampir saja jatuh— ah, bukan, lebih tepatnya menjatuhkan diri kedalam sungai yang memiliki arus deras karena angin tengah berhembus kuat.

"Jangan tolol!"

Perempuan tadi belum melakukan pergerakan, ia menunduk untuk melihat keadaan perempuan di pelukan nya. Mata sembab yang terpejam, hidung memerah, bibir yang terdapat darah kering di sudutnya serta sisa air mata di pipi tembam itu.

Cantik, kalau saja tidak menangis.

"Lo kira setelah lo terjun, masalah lo kelar gitu aja?" nada tenang nya dapat membuat mata perempuan itu terbuka hingga menampakkan pupil hitam legam yang memancarkan kekosongan dan keputusasaan.

Hatinya tiba tiba teremas kuat.

Perempuan tadi terlihat menjaga jarak dengannya, mundur beberapa langkah lalu terlihat menatapnya dengan tatapan terkejut dan takut.

Kemudian kepala perempuan itu menoleh kembali kearah pinggir jembatan yang langsung mengarah pada air sungai berbatu besar.

Tanpa diduga, perempuan itu hendak kembali melakukan percobaan bunuh diri dengan melompat ke sungai namun kegiatan itu lebih dulu dibaca nya.

Ia kesal lama lama.

Tangan nya kembali menarik lengan perempuan itu hingga masuk kembali kedalam pelukannya.

BUMI [Terbit]Where stories live. Discover now