Bab 9

129 17 1
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya...

Maaf, typo bertebaran...

Happy reading...

°°°°°

Aqila, gadis itu saat ini sedang menuruni tangga rumahnya dengan pelan. Kondisinya belum begitu sehat karena ulah Poppy tadi siang, dan bahkan dia harus berdebat dengan Lucas. Lucas tidak membolehkan Aqila pulang, tapi Aqila tetaplah Aqila. Gadis yang keras kepala.

"Gue bisa nggak ya?" tanya Aqila yang kembali menegakkan tubuhnya agar orang-orang tidak curiga.

"Ck! ngapain berdiri ditangga sih lo!" ketus Gracia sambil menyenggol bahu sang adik cukup keras. Hal itu berhasil membuat Aqila hampir terjatuh dari tangga, tapi untungnya ada seseorang yang memegang tangan gadis itu.

"Lo mau dapat masalah?" tanya Rian kepada adik sepupunya.

"Masalah terbesar dalam hidup gue itu dia bang, gue bahkan pengen ngebunuh dia pake tangan gue sendiri!" ketus Gracia sambil mencubit sangat keras lengan Aqila. Setelah itu, Gracia memilih untuk turun ke bawah karena sang ayah yang sudah menunggu dari tadi.

"Lo nggak papa?" tanya Rian yang entah ada angin apa bertanya seperti itu pada Aqila.

Aqila tak menjawab, dia hanya menatap kedua mata kakak sepupunya itu. Kedua mata itu hanya menatapnya dingin dan tanpa kasih sayang. Aqila lelah hidup seperti ini, andai saja dia bisa mati karena keracunan tadi.

"I'm okey," jawab Aqila pelan, setelah itu dia berjalan keluar rumah karena sang ayah sudah menunggunya.

Meninggalkan Rian yang masih menatap dirinya dengan tatapan tak terbaca. Rian akui dia tidak suka dengan Aqila karena selalu membuat adik-adiknya yang lain terluka. Tapi dia juga tidak bisa melihat Aqila ditindas oleh saudaranya sendiri, mau bagaimanapun gadis itu juga adiknya.

"Aqila," panggil Rian pelan yang pasti gadis itu tidak mendengarnya.

"Andai lo nggak terlalu egois dan mau meruntuhkan ego lo, mungkin lo akan di sayang sama semua kakak lo," gumam Rian sambil melanjutkan langkahnya menuju dapur.

Tadinya Rian memang ingin ke dapur untuk minum dan sambil menunggu makan malam. Tadi dia tanpa sengaja melihat Gracia yang tersenyum sinis menatap ke bawah. Perasaan tidak enak pun mulia menyelimuti hatinya dan benar saja bahwa Gracia ingin mendorong Aqila.

Di sisi lain, Aqila saat ini sedang duduk dengan tenang di dalam mobil bersama dengan kedua orangtuanya dan juga kakaknya. Hari ini hanya keluarga mereka yang makan malam di luar sedangkan yang lain makan malam di rumah.

Sepanjang perjalanan Aqila menggenggam tali tasnya dengan kuat. Hal itu dia lakukan untuk menahan rasa sakit diperutnya yang kembali kambuh. Sepertinya dia harus meminum obat yang diberikan dokter tadi, tapi bagaimana caranya.

"Cia, kamu jangan bikin malu ya nanti," tegur Rose pada putri sulungnya yang dari tadi menatap keluar jendela mobil.

"Aku nggak pernah bikin kalian malu," jawab Gracia menatap sang ibu malas, lalu dia melemparkan tatapannya pada sang adik yang sedang duduk disampingnya.

"Kamu Aqila, cobalah untuk tersenyum," ucap Elwin menatap sang putri sekilas setelah itu dia kembali fokus menyetir. Tak ada jawaban, Aqila malah memejamkan matanya seolah dia tidak peduli dengan apa yang diucapkan oleh sang ayah.

Artic girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang