11

822 81 35
                                    

HappyReading 💜



♪♪♪






Pukul 10 lebih 45 menit pagi , atau lebih tepatnya bisa di bilang siang karena terik matahari pun sangat menyengat di luar sana. Cuaca yang tidak bisa diprediksi akhir-akhir ini, padahal tadi pagi hujan masih turun sejak semalam, namun sekarang cuaca cerah bahkan sangat terik.

Biasanya dijam-jam segini Jieun sudah di sibukkan dengan jadwalnya, atau paling tidak sudah berkutat di studio kantornya, namun saat ini tidak, padahal bukan hari liburnya, namun dia sengaja mengambil cuti karena sambungan teleponnya semalam yang seharusnya menghubungkan pada kekasih tercintanya,  justru suara serak sang manager pria itu yang menjawabnya. Membuat Jieun bergegas datang kerumah Suga dan memilih cuti untuk merawat kekasih tercintanya yang saat ini sedang demam, mengalahi panas terik matahari di luar sana.

Meminjam studio milik Suga, tidak perlu ijin juga tidak mungkin dimarahi. Menuangkan ide yang tiba-tiba terlintas untuk ditambah ke lagu yang sedang dia kerjakan. Sekaligus mengisi waktu luangnya karena Jieun bingung mau ngapain lagi, sedangkan Suga kembali tertidur setelah meminum obatnya tadi pagi. Mau ikut tidur tapi tidak mengantuk, sudah terbiasa banyak bekerja membuatnya tidak bisa bersantai meski kadang menginginkan nya.

Sudah hampir dua jam Jieun didalam studio, berniat berhenti sebentar lagi dan menyiapkan makan siang untuk Suga. Tidak memasak hanya memanaskan saja, kemarin ibu Jieun berkunjung kerumahnya membawakan banyak lauk, dan semalam Jieun membawanya kerumah Suga, jadi dia tak perlu memasak lagi.


Sebuah kecupan hangat mendarat dibahu Jieun, disusul lengan yang melingkar di depan dada. Berjingat kaget, saking fokusnya bahkan tak sadar jika Suga masuk ke dalam ruang studio .

"Kamu terbangun? Kenapa? pusing? "
Khawatir Jieun. Sebuah gelengan lemah menggesek diperpotongan lehernya. sedikit berat, hangat juga geli tapi bisa menahannya.

Melepas kacamata yang bertengger di hidung mungilnya. Melepas pelukan Suga pelan, berbalik dan menatap wajah pucat prianya yang semakin pucat karena sakit. Sungguh tak tega melihatnya.

"Demammu masih tinggi??Coba ku cek."

Telapak tangan Jieun terulur menyentuh kening Suga. Sudah tidak sepanas dari semalam dan pagi tadi, tapi masih diatas normal . Juga keringat yang muncul menandakan jika obatnya memang bekerja.

"Sudah akan sembuh."ucap Jieun, dengan senyum manisnya. Tangannya mengusap pipi Suga menyemangati. Padahal hanya demam, tapi kekasihnya itu akan sangat manja seperti itu. Jadi gemas.

Jieun berdiri, menarik Suga untuk duduk di sofa yang lebih panjang disana.

Suga menuruti. Kembali berbaring dengan paha Jieun sebagai bantalnya, memejamkan mata mengahadap ke perut Jieun, menikmati usapan lembut Jieun di kepala juga punggungnya.

"Kenapa bisa sakit, hmm? Sudah ku bilang setidaknya makanlah lebih banyak dan jangan terlalu banyak minum ,Yoon. Bagaimana bisa kamu demam parah dalam keadaan mabuk. Ada apa? Apa ada masalah yang menganggumu?"

Suga kembali  menggeleng lemah, melipat kaki ditarik keatas, meringkuk seperti anak kecil. Menarik satu tangan Jieun untuk digenggamnya.

Kemarin Suga hanya bekerja terlalu semangat seperti biasa, sepertinya dia hanya melupakan makan, namun tak melupakan untuk menyentuh minuman berakhohol miliknya. Entah bagaimana cerita Suga menjadi demam parah kemarin, untung saja managernya berkunjung kerumah dan mendapati Suga sudah meringkuk parah diatas kasur.



"Kembali ke kamar saja. Aku akan menyiapkan makan siang, kamu harus minum obat lagi biar cepat pulih."

Namun Suga tak menghiraukan ucapan Jieun, justru semakin erat menggenggam tangan Jieun.

I & YOUWhere stories live. Discover now