10

805 77 23
                                    








Happy Reading 💜








♪♪♪



"Apa itu anak jungkook?"

"Hmm??"

Suga hanya berdehem. Dia pun juga tidak tau.
Belum mendapatkan cerita yang sesungguhnya, karena Nari terlalu mabuk. Setelah mengatakan jika dirinya hamil, wanita itu kembali meneguk sisa alkohol yang sudah berada digelasnya. Baru benar-benar berhenti saat Suga merampas paksa dan menyingkirkan nya menjauh. Namun tetap saja Nari sudah sangat mabuk sejak kedatangan mereka disana .

"Apa Jungkook memang kurang ajar begitu? Bagaimana bisa dia melakukan tanpa bertanggung jawab?"

Ucap Jieun lagi. Benar-benar marah padahal belum tau apakah Jungkook yang melakukannya apa bukan.

Meskipun begitu, Suga lebih pada bersyukur, Jieun sama sekali tidak menuduhnya. Bahkan yang semakin membuat Suga semakin jatuh cinta pada wanitanya, Jieun yang dia kira marah karena langsung masuk ke kamar, ternyata kembali keluar setelah memberi waktu untuk Suga dan Nari, dengan membawakan baju ganti untuk mengganti baju yang dikenakan Nari . Bahkan Jieun membiarkan Nari menempati salah satu kamar dirumah Suga malam ini .

Bagaiaman pun Jieun sama-sama seorang wanita. Meskipun diawal dia sempat marah karena Nari yang dengan seenaknya masuk ke dalam rumah Suga, pada akhirnya dia luluh juga melihat betapa hancurnya Nari dalam keadaan mabuk dengan air mata yang tidak berhenti.

Jieun dan Suga sama-sama masih terjaga. Sudah di dalam kamar berdua, sama-sama terbaring dengan pemikiran sendiri-sendiri, menatap kosong atap diatasnya. Terlalu pusing. Padahal bukan masalah mereka secara langsung.

Suga menghembuskan napas dalam. Malam ini tidak jadi bermesraan manis dengan Jieun, tapi bagaimanapun Nari adalah sahabat terdekatnya sejak dulu.

Suga merubah posisinya , memposisikan miring dengan lengan telentang, kemudian menepuk sebelah kasurnya mengisyaratkan Jieun untuk berbaring disana. Yang tanpa diminta ulang sudah langsung mendekat dengan lengan Suga sebagai bantal.

"Terimakasih."
Mengecup kening Jieun lembut, merapatkan pelukannya. Betapa bersyukurnya Suga mempunyai kekasih yang sangat baik dan pengertian seperti Jieun.

Padahal jika dipikir lagi, dulu Jieun sempat pernah sangat cemburu dengan Nari karena melihat kedekatan mereka berdua. Tapi setelah dipikir, bukankah persahabatan memang tidak bisa dihilangkan begitu saja hanya karena salah satu mempunyai kekasih.

Meskipun yang menjadi kecemburuan Jieun sangat jelas, yaitu Nari yang sebenarnya juga menyimpan perasaan terhadap Suga , dan prianya pun tau tapi pura-pura tidak tau hanya untuk menjaga hubungan persahabatan mereka.

Tidak mau munafik, tidak ada yang tidak bisa jatuh cinta terhadap Suga. Pria dibalik wajah dingin dan tenang itu memang menyimpan banyak kelembutan yang jarang di tunjukan kecuali terhadap orang-orang terdekatnya.

"Aku akan berbicara dengan Jungkook besok. Aku rasa Jungkook tidak tau yang terjadi."

Jieun mendongak menatap wajah Suga. Mencari jawaban atas apa yang dipikirkannya. Jika dugaannya benar tentang penuturan Suga. Bukankah Nari terlalu menyedihkan?

"Aku sudah pernah bercerita padamu. Nari bukannya tidak suka terhadap Jungkook, dan Jungkook terlalu hati-hati dengan hatinya sendiri. Keduanya pernah merasa sakit yang sama . Disini aku merasa bersalah, entah untuk siapa, tapi...."

Jieun mengerti arah pembicaraan Suga. Memilih menyudahi dengan menduselkan kepala di dada Suga, ikut memeluk erat .

"Aku akan berbicara dengan Nari dan menemaninya besok . Kamu bicaralah dengan Jungkook dengan hati-hati.  Aku juga akan melakukan hal yang sama. Ini memang bukan masalah kita. Tapi aku sadar, kita pernah menumbuhkan luka untuk keduanya, maka aku tidak akan egois dengan diriku sendiri."

I & YOUWhere stories live. Discover now