BAB 11

3.4K 405 27
                                    

IMPRIMARE

Typos. Boys Love. CHANBAEK
••

Ini adalah hari ketiga setelah Chanyeol bertemu Baekhyun di klinik. Selama tiga hari itu pula, ia berdiam diri di kamar. Menatap plafon putih yang sebelumnya tak pernah dapat atensi, berubah jadi pemandangan paling menarik. Kali ini iris mata beralih ke daun pintu, perlahan kenopnya di putar, dan sang ayah berdiri di sana.

"Sudah merasa baik?" ayah bertanya sembari membawa kaki mendekat, duduk di ranjang yang sama bagian tepi.

Chanyeol mengangguk pelan, mata menatap sekitaran kamar.

Ini sangat canggung!

Selama hidupnya, Chanyeol sangat jarang berbincang akrab dengan ayahnya. Mereka tidak terlibat perseteruan apapun, hubungan baik-baik saja. Hanya terlalu canggung untuk saling bertatap muka dan membahas hal yang lumrah di katakan antara ayah dan anak.

Mungkin karena hal itu pula, ia sangat dekat dengan sang ibu. Bahkan ia menginginkan seorang pasangan yang merupakan perempuan mirip dengan ibunya. Ibunya adalah wanita yang sabar dan tegas, ia sabar dan tegas menghadapi Chanyeol yang nakal.

"Siapa yang mengantarmu ke klinik? Sudah berterima kasih?" tanya ayah Chanyeol.

"Ya, aku sudah bertemu dengannya dan mengatakan terima kasih."

Ayah mengangguk, melirik sekilas pada kepala Chanyeol yang terbungkus perban.

"Ayah dengar, dia itu imprimare-mu, ya?"

"Hm,"

Dahi berkerut dalam, "kenapa seperti itu? Kau tidak senang bertemu dengan imprimare-mu?"

Terdiam sejenak, kemudian mengangguk lagi. "dia ... seorang lelaki."

Sejenak ayah Chanyeol membisu, ia tahu benar jika Chanyeol, anaknya itu tidak menyukai lelaki dalam artian romantis. Entah keberuntungan atau kesialan malah ia mendapatkan pasangan sejenis. Ketika ia melihat tanda di telapak tangan anaknya, seekor phoenix, si burung api lagendaris berwarna merah yang sangat mempesona. Pastilah pasangan anaknya itu seseorang yang mempesona, di samping dia lelaki.

"Memang kenapa kalau dia lelaki?"

"Tentu saja, aku tidak mau mendapat pasangan sejenis. Apalagi dia pendiam, tertutup. Lagipula aku tidak bisa meneruskan keturunan kalau begitu akhirnya."

Ayah mengangguk paham, ia sudah mendengar cerita dari istrinya.

"Hm, tapi tidak masalah. Karena mereka sudah memutuskan pasanganmu, itu artinya dia adalah yang terbaik. Jangan pernah meragukan Sang Dewa. Masalah keturunan jangan terlalu di pikirkan. Kau akan mendapat jawabannya nanti." Ayah tersenyum, bagaimanapun ia tahu bagaimana perasaan anaknya. Tidak aneh, malah wajar sekali.

"Taemin bilang, aku akan bahagia jika dengannya. Tapi aku tahu kalau aku sudah menyakitinya, tandanya bahkan sudah berwarna abu-abu," menghela napas berat, Chanyeol melirik tanda yang sama, "bisa saja aku atau malah dia mati, begitu kata ibu Baekhyun. "

Baiklah, ini memang serius. Ia harus punya sesuatu untuk menyakinkan anaknya. Ia memutar otak, mengingat hal-hal bagus yang bisa membantu.

"Tapi aku sudah mengatakan untuk mencobanya dan dia menolak!" tiba-tiba ia berubah kesal, panik, dan emosi tak bernama lainnya, "aku memang ikut serta membulinya. Tapi apa memang separah itu?"

Tentu saja! Baekhyun akan berkata demikian jika mendengarnya.

"Jadi kau sudah mencobanya?" Chanyeol mengangguk, "dan dia menolakmu?" lagi, ia mengangguk.

IMPRIMARE [CHANBAEK] Where stories live. Discover now