BAB 9

3.3K 417 28
                                    

IMPRIMARE

Typo(s). Boys Love. CHANBAEK
••

"Ini. Terima kasih atas bantuannya, sunbae."

Baekhyun membungkuk sedikit, sembari menyerahkan paper bag pada Chanyeol di parkiran. Lelaki jangkung yang tengah memainkan ponselnya itu tersentak, menatap Baekhyun seolah dia adalah suatu hal paling aneh di dunia.

"Kau sudah mencucinya?" matanya memicing.

Baekhyun mengangguk, "aku sudah mencuci bersih. Ibuku juga menitipkan setoples kue kering di dalam sana."

Chanyeol menerimanya dengan baik, sedikit mengintip isi dari paper bag itu lalu mengangguk. "Ucapkan terima kasih pada ibumu,"

Baekhyun balas mengangguk, lagi. "Baiklah, aku pergi dulu."

"Hm."

Chanyeol menatap kepergian Baekhyun dengan pandangan yang sulit di artikan. Tiba-tiba teringat dengan ucapan Ibu Baekhyun kemarin. Sepertinya tidak akan mudah walaupun ia sudah terbiasa dengan Baekhyun, karena mereka cukup sering berpapasan.

Ia menghela napas berat.

Mengusap telapak tangannya perlahan, ia mengamati tanda imprimare mereka. Sama dengan milik Baekhyun, warnanya sedikit memudar. Mungkin jika Seulgi tidak mengatakannya, Chanyeol tak akan pernah sadar. Mengabaikan sakit mendadak pada telapak tangan dan bagian dadanya yang sesak.

Dan boom! Tiba-tiba saja ia kehilangan Baekhyun.

"Rasanya sedikit tidak rela. Tapi dia laki-laki. Tidak bisa pula meneruskan keturunanku."

Chanyeol selalu berharap, jika nanti ia punya pasangan dan menikah, ia akan punya dua orang anak. Lelaki dan perempuan. Namun ketika ia punya Baekhyun, bukankah harapan itu tidak akan tercapai?

Tapi, bukankah artinya Baekhyun merasakan yang sama?

Pikiran makin kusut dan kacau.

Lelah, Chanyeol bergegas masuk dan menjalankan mobilnya. Ia akan pulang ke rumah, lalu mampir sejenak ke bar. Mungkin segelas brandy atau red wine akan sedikit meredakan kebimbangan hatinya, risiko mabuk akan di terima belakangan.

Sepintas teringat dengan kejadian kemarin dimana ia dengan gila menggendong Baekhyun yang pingsan di kamar mandi. Menuruni lantai dua dengan tergesa dan hampir saja menabrak mahasiswa lain. Teriakan dari Minho juga Junmyeon tak dihiraukan.

Ia sangat khawatir.

Lagaknya sudah seperti pahlawan saja. Padahal ia penjahatnya.

"Oy, Chanyeol!"

Chanyeol menarik tuas rem, membuka kaca mobilnya, ada Taemin yang berdiri dengan melambaikan tangan semangat. "Kemana mobilmu?"

"Aku ikut denganmu, ya. Mobilku masuk bengkel."

Sebenarnya ia ingin sendiri. Sangat. Namun melihat Taemin yang berdiri layaknya orang bodoh di pinggir jalan membuatnya meringis. Setidaknya Taemin cukup bersahabat dan tidak gampang mengejeknya.

"Oh, apa ini?" ucap Taemin tertarik, ia mengambil paper bag dari Baekhyun. Mengintip isi yang ada di dalamnya dengan berbinar, "kau dapat kue dari mana. Sepertinya enak. Aku coba satu, ya?"

Chanyeol berdecak. Ia menarik paper bag itu menjauh, "ini dari calon mertuaku, tidak untuk dimakan sembarang orang."

Pipinya digaruk walau tak gatal. Bagaimana bisa ia mengaku sebagai calon menantu, kalau Chanyeol dan Baekhyun saja tidak menjalin hubungan.

IMPRIMARE [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang