Part [ 07 ]

259 39 7
                                    

Malam itu ketika Yerim akan kembali kerumah ia terjebak hujan yang sangat deras, ditambah angin kencang menerpa dan juga kaca mobilnya berembun yang membuat penglihatan nya sangat terganggu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam itu ketika Yerim akan kembali kerumah ia terjebak hujan yang sangat deras, ditambah angin kencang menerpa dan juga kaca mobilnya berembun yang membuat penglihatan nya sangat terganggu.

Gadis itu menepi di sebuah supermarket kecil, ia tidak membawa jaket atau penghangat sama sekali. Dirinya juga lupa membawa ponselnya yang masih berada di dalam mobil.

Dia tak tau jika hujan akan turun begitu deras, sepertinya hujan tidak akan berhenti dalam waktu yang sebentar, itu perkiraan yang ada di pikiran si gadis kim.

Dirinya hanya bisa pasrah dan duduk menunggu di dalam supermarket itu, dia tak memesan apapun karena dompet nya juga ketinggalan di laci mobilnya.

Memang ceroboh, gerutu Yerim di dalam hatinya. Dia memukul kepalanya mengapa sifat ceroboh nya itu masih selalu saja melekat kuat.

Perutnya tiba-tiba mengeluarkan suara bunyi yang cukup nyaring, gadis itu memegangi perutnya dan menengok ke kanan dan ke kiri.

Untung saja sepi, gadis itu menghela nafasnya lega. Jika banyak orang dia pasti akan malu.

Selang beberapa menit ada pengunjung yang masuk ke supermarket tersebut, refleks Yerim menengok kearah pintu masuk dan melihat wajah pengunjung itu.

Tubuh Yerim langsung menegak lurus ketika melihat wajah pengunjung tersebut, dia rasa dirinya pernah melihat orang tersebut, tetapi dia lupa bertemunya dimana.

Orang itu nampaknya setengah basah kuyup, mungkin dirinya juga seperti Yerim yang memutuskan untuk meneduh dan berlari keluar dari mobilnya lalu masuk ke dalam supermarket.

Dia mulai berjalan menuju ke rak makanan, Yerim masih memerhatikan gerak-gerik orang itu dengan kedua matanya.

Tanpa sebab Yerim tersenyum ketika memandang orang itu, seolah-olah seperti ada sihir yang kuat menembus masuk ke dalam jiwanya.

Saking enaknya melamun orang yang Yerim tatap ikut menatap gadis itu juga, ia melebarkan bola matanya dan membalas senyumannya yang tak kalah manis dari si gadis kim.

Orang tersebut langsung membayar semua belanjaannya ke kasir, posisi mata Yerim masih memandang si pemuda itu dari kejauhan.

Dirinya memutuskan untuk mendekati gadis yang sedari tadi menatap dirinya, ia duduk bersebelahan dengan gadis itu dan menaruh kantung belanjaannya di atas meja.

Pemuda itu mencoba untuk menyadarkan si gadis, ia mencoba memanggil gadis itu namun tidak ada sahutan darinya. Lalu dia mencoba melambaikan satu tangannya di depan wajah gadis itu dan berhasil membuatnya tersadar.

"Eoh?." Gumam Yerim, dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengerjapkan matanya berkali-kali.

Yerim menoleh ke arah samping dan alangkah terkejutnya dia ketika melihat siapa yang tengah duduk di samping dirinya.

"Annyeong." Sapa pria itu sambil melambaikan tangan pada dirinya dan tersenyum lebar sampai kedua matanya menyipit.

"E-e annyeong." Sahut Yerim dengan perasaan yang gugup.

My Love My Enemy [ On-Going ] Where stories live. Discover now