"Aigo park jeongwoo! Kau tahu apa tentang cinta ha?! Kau saja tidak pernah punya pacar bahkan dekat dengan wanita saja tidak! segala nasehatin doyoung tentang cinta!." Sarkas Haruto.

"Jatuh nya mengenaskan." Timpal Asahi.

"Yaa! Kalian semua juga jomblo jadi jangan menghina aku doang."

"Kata siapa kami jomblo?! Kami itu tidak jomblo." Ucap Junkyu.

"Lalu apa?!."

"Hanya belum di pertemukan saja."

"Yeah! Sama aja kan jomblo!."

"Aish, sudah-sudah sekarang lebih baik telepon Yoshi dan minta dia untuk membelikan kita makanan." Ucap Hyunsuk.

"Sekalian Sama minumannya." Ucap Haruto.

"Doyoung, kau yakin tidak ingin memesan makanan?!." Tanya Jihoon.

"Aku mau rabokki." Ucap doyoung.

"Ya sudah biar aku telepon Yoshi dulu." Ucap Jihoon.

Sedangkan di taman Yoshi terus mendengarkan cerita dara tanpa ingin memotongnya bahkan sesekali ia melirik kearah dara yang menahan air matanya lagi.

"Dahulu saat aku berumur lima tahun aku pergi ke taman ini untuk menghabiskan waktu bersama papa dan mama di sini, aku tidak pernah merasakan hal lain selain rasa kebahagiaan bisa bersama mereka di sini, aku ingat betul bagaimana wajah mereka yang selalu tersenyum menatapku bahkan senyuman itu selalu menjadi senyuman hangat yang tidak akan pernah ada habisnya dalam hidupku." Ujarnya terdiam sejenak untuk menahan rasa sesak di dadanya.

"Aku tidak pernah menduga kalo saat itu adalah saat-saat terakhir aku bersama mereka, saat-saat di mana hari itu aku bisa melihat wajah mereka dan aku tidak pernah menyangka kalo nasihat yang mereka ucapkan pada ku dulu adalah nasihat terakhir yang mereka ucapkan untuk ku." Dara diam sejenak lalu membuang nafasnya,"sampai akhirnya aku sendiri yang melihat kejadian di mana mereka terpental dan jatuh di aspal dengan darah yang keluar dari tubuh mereka."

Dara memejamkan matanya untuk menahan rasa sesak di dadanya namun lagi-lagi air mata nya kembali turun tanpa di minta dan saat itu juga dara mencoba menghapus nya.

"Dara, lihat aku sebentar." Mendengar itu dara pun menatap Yoshi di hadapannya.

"Aku tahu, mengingatnya kembali pasti sangat menyakitkan untukmu kan?! Aku tidak memaksa kamu untuk menceritakan semuanya kepadaku dara, mendengarnya saja aku sudah tahu bagaimana rasa sakit itu kamu rasakan saat ini, sudahlah, aku yakin mereka sudah bahagia di sana kamu tidak perlu takut jika suatu hari nanti kamu mengalami suatu masalah di hidup kamu, aku yakin mereka mungkin sudah tidak ada di dunia ini tapi mereka selalu bersama kamu di dalam hati kamu, selamanya."

"Kak Yoshi." Dara terdiam dengan terus menatap wajah Yoshi yang bagi nya saat ini nada bicara Yoshi begitu lembut dan tulus bahkan sangat menghangatkan untuk dia dengar.

"Maafkan aku, aku memang awalnya tidak tahu jika orang tua mu sudah tidak ada, sebenarnya aku ingin menanyakan soal ini saat berada di rumah kamu tapi ternyata secara tidak terduga pertanyaan ku sudah terjawab saat ini." Ujarnya,"Dara, kau tidak sendirian di sini ada Nenek dan kakek kamu, ada Najwa dan Bella sahabat kamu, dan juga ada aku ah tidak maksudnya kami teman baru kamu, jadi kau tenang saja kau tidak sendirian maka dari itu berhentilah menangis tidak perlu mengingat sesuatu yang menyakitkan untuk kamu ingat, mengerti."

Dara tersenyum manis sambil menganggukkan kepalanya.

"Aku mengerti, terimakasih aku sedikit lega mendengarnya."

Yoshi tersenyum manis lalu menangkup kedua pipi dara dan menatap matanya.

"Yaa! Jangan lagi menangis seperti tadi mengerti, kau itu menangis ataupun tidak tetap saja tidak terlihat imut untukku."

Mendengar ledekan dari Yoshi dara pun memanyunkan bibirnya kesal lalu melepaskan kedua tangan Yoshi dari pipi nya.

"Ish menyebalkan!! Lagi juga siapa yang mau terlihat imut di mata Kaka! Tidak ada ya!!."

"Haha Iyah deh Iyah maaf aku kan cuman bercanda!." Ujar Yoshi mengacak-acak rambut dara.

Dara hanya menampilkan senyuman nya saja sedangkan di seberang jalan anak kecil bernama Nara itu kondisinya baik-baik saja hanya saja dia masih sedikit merasakan ketakutan atas kejadian itu.

"Kaka!!." Teriak Nara dari seberang jalan.

"Kaka telimakasih." Teriak Nara melambaikan tangannya.

"Terimakasih banyak atas pertolongan kamu nak, sekali lagi saya mengucapkan terimakasih banyak kepada kamu." Ujar Papa Nara.

"Tidak masalah om aku senang bisa membantu gadis cantik itu, lain kali hati-hati ya adik manis." Teriak dara lalu melambaikan tangannya.

"Dadah kaka cantik dan tampan." Ujar Nara lalu pergi bersama papa dan mama nya.

"Hm kita mau kemana sekarang?!." Tanya dara.

"Kita makan siang dulu baru ke mall setelah itu ke rumah junghwan."

"Baiklah, ayo pergi."

Saat hendak pergi tiba-tiba ponsel Yoshi berdering dan saat melihat ponsel nya tertera Nomor jihoon di sana.

"Sebentar." Ujar Yoshi lalu mengangkat teleponnya.

"Halo"

"Yaa! Lama sekali ngangkatnya!"

"Masih untung aku angkat telepon dari mu! Cepat katakan ada apa?!"

"Kami lapar, jadi bisakah kau mengabulkan keinginan kami sesuai yang kau janjikan tadi pagi?!"

"Ya sudah, cepat katakan kalian ingin makan apa?!"

"Baiklah, dengarkan ya! Ekhem! Bibimbap 2, hamburger 10, pizza 1 box yang panjang dan terakhir ini pesanan doyoung dia mau rabokki 1, ah iya jangan lupa minumannya Coca cola dan sprite kalo memang masih kurang belikan sosis bakar juga"

"Yaa! Kalian ingin makan atau ingin menguras isi dompet ku ha!! Aku hanya keluar sebentar tapi kalian begitu cepat menghabiskan uang ku"

"Ah ayo lah yoshi-ya! Apa kau tidak merasa kasihan dengan teman-teman mu ini yang dari pagi sudah bekerja di hari weekend seperti ini hm?!"

"Aish, merepotkan saja! Ya sudah akan aku pesankan sekarang tapi selesaikan pekerjaan kalian dulu, nanti sore aku akan ke sana dengan dara"

"Oke, semoga kalian bersenang-senang, tolong cepat sedikit pesan nya ya kami sudah lapar haha! Oke bye!"

Telepon pun di putus oleh Jihoon seketika Yoshi menggelengkan kepalanya mengingat pesanan dari teman-temannya.

"Ada apa?!." Tanya dara.

"Mereka meminta ku untuk di pesankan makanan tapi pesanan mereka begitu banyak."

"Haha ya sudahlah kak turuti saja bukankah sudah seharusnya seperti itu?! Lagi juga Kaka meninggalkan mereka semua saat mereka sedang sibuk mempersiapkan acara camping sedangkan Kaka malah memilih menemui aku?! Bukankah seharusnya Kaka adil saja dengan mereka dengan cara menuruti keinginan mereka."

"Benar juga si, ya sudah aku akan memesankan makanan mereka dulu baru kita pergi ke mall untuk makan siang." 

Dara menganggukkan kepalanya sambil menunggu Yoshi yang sedang memesan orderan makanan untuk dikirimkan ke alamat rumah junghwan sedangkan sisa nya seperti pizza dia akan membelinya sendiri.

"Ayo pergi." Ujar Yoshi yang di angguki dara.







~BERSAMBUNG~

[✓] Kaka Kelas Dingin Mencintaiku • YoshiOnde histórias criam vida. Descubra agora