15.

536 70 0
                                    

Di rumah dara, kondisi sang nenek masih jauh dari kata baik, batuk kering yang terus nenek rasakan membuat tubuh nya semakin lemah.

"Uhukk..uhukk.. apakah dara sudah pulang uhukk." Ujarnya dengan nada lemah.

"Aku harus melihatnya uhukk..." Saat hendak bangun dari tempat tidur nya nenek terus memegangi dada nya dan berjalan pelan dengan berpegangan pada dinding.

"Uhukk..uhukkk.. uhukk. Astaga kenapa rasanya dadaku nyeri sekali." Ucap nenek pelan.

Saat kondisinya belum pulih nenek memaksakan diri untuk keluar kamar dan berjalan dengan berpegangan pada dinding sampai akhirnya ia tidak bisa menahan tubuhnya yang benar-benar lemas dan terjatuh ke lantai.

"Astaga, nenek!!." Dara yang baru saja pulang itu di buat panik saat melihat tubuh nenek nya di lantai.

"Nenek tidak apa-apa?! Kenapa nenek ada di sini?! Ayo dara bantu." Dara pun memapah tubuh sang nenek sampai masuk ke kamar lalu membantu merebahkan tubuh sang nenek.

"Da-dara uhukk..uhukk.."

"Nek, kenapa nenek keluar kamar?! Nenek perlu sesuatu?!."

"Tidak nak uhukk.. nenek hanya ingin melihat kamu sudah pulang atau belum itu saja kok."

"Jangan memaksakan diri nek, aku tidak mau melihat nenek seperti ini terus, aku khawatir dengan kondisi nenek, aku cuman mau nenek sembuh itu aja, jadi aku mohon jangan keluar kamar seperti tadi lagi kalo nenek butuh sesuatu nenek bisa minta tolong sama kakek tapi kalo ada dara nenek tinggal bilang ke dara ya."

Nenek mengangguk kecil lalu tersenyum dan mengelus rambut dara,"Maafkan nenek ya dara, nenek tidak bermaksud untuk membuatmu khawatir nak."

Dara menggeleng dengan mengambil tangan sang nenek di kepalanya,"nenek tidak perlu minta maaf, dara sayang nenek jadi dara mohon cepat sembuh nek."

"Iyah sayang uhukk..uhukk.. nenek pasti sembuh kok, sudah jangan khawatir nenek tidak apa-apa."

Data tersenyum manis dengan terus menatap sang nenek.

"Oh ya di mana kakek?!."

"Tadi kakek bilang kalau dia mau bersihin gudang belakang sekalian mau nyari sesuatu."

Dara mengangguk,"Oh gitu, apa kakek sudah makan?! Lalu nenek apa sudah makan juga?!."

"Kakek sudah makan, kalo nenek belum nafsu sayang uhukk..uhukk.."

"Nek, nenek harus makan supaya nanti bisa minum obat Dengan begitu nenek pasti sembuh, ya sudah nenek tunggu ya biar dara buatkan sup untuk nenek Abis itu minum obat."

"Dara, nenek tahu kamu pasti lelah kan nak uhukk..uhukk.. sudah tidak apa-apa, kamu juga perlu istirahat dara, sekolah sambil bekerja adalah hal yang sulit untuk anak seusia kamu."

Dara tersenyum manis,"Lelah aku sudah tergantikan dengan melihat nenek di depan aku, ya sudah tunggu sebentar saja biar dara buatkan sup dulu untuk nenek ya, sebentar."

Dara pun berjalan keluar dari kamar sang nenek yang melihat bagaimana khawatir dan perduli nya dara terhadap nenek nya itu.

"Maafkan Nenek karena merepotkan mu dara uhukk...uhukk.." ucap sang nenek yang tidak bisa di dengar oleh dara.

Di gudang kakek dara sedang merapihkan kotak-kotak yang ada di gudang saat merapihkan itu semua kakek melihat sebuah kotak besar yang bertuliskan 'untuk dara' saat melihat kotak itu kakek pun mengambilnya dan menyeka debu-debu yang berada di atas kotak itu lalu membukanya.

"Ini foto-foto kenangan dara dengan orangtuanya." Ujar kakek tersenyum lalu mengambil foto-foto dara masih kecil dengan orangtuanya.

"Dara, dulu kamu adalah gadis kecil yang paling kami sayangi, setiap melihat tingkah kamu kami selalu tertawa gemas melihat nya, saat kamu berpura-pura nangis agar mama kamu tidak memarahi kamu karena kamu membuat bingkai foto pecah karena tersenggol oleh mu dengan tidak sengaja saat itu kakek dan nenek tertawa melihat bagaimana lucu nya kamu agar tidak di marahi oleh mama kamu."

[✓] Kaka Kelas Dingin Mencintaiku • YoshiWhere stories live. Discover now