chapter 3

46 4 2
                                    

Gulf keluar dari mobilnya, mendesah lelah lalu mulai masuk kedalam rumah yang hampir seperti neraka baginya

Saat masuk hal pertama yang dia lihat adalah ayahnya yang sedang memarahi kedua adiknya, Gulf mengepalkan tangannya dia amat tidak suka jika kedua adiknya itu di marahi

"Kalian tidak bisakah membawa dia pulang, harusnya kalian bisa membujuk dirinya"ucap Mark dengan lantang

"T-tapi tadi win sudah membujuk nya ayah, katanya dia akan datang"jawab win

"Oh ya, jika sudah di mana dia, mengapa tidak datang!!!"

"Saya sudah disini tidak perlu memarahi kedua adik saya"ucap Gulf dengan dingin membuat bulu kuduk siapapun yang mendengarnya akan merinding

Mark sedikit terkejut, kemudian membentulkan ekspresi wajah nya seperti semula, berdehem pelan kemudian menatap Gulf yang dengan dingin menatap nya intens

"Ehem bagus, cepat pergi keatas bersiaplah dan turun kebawah untuk makan malam"Mark berkata dengan angkuh lalu kembali duduk di kursi tunggal miliknya

Gulf memperhatikan kedua adiknya itu masih menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap keatas, bahkan mereka masih memainkan jari mereka, sekilas Gulf menatap ibunya yang kemudian berjalan kearah dapur

"Ayo kita keatas"ajak Gulf sambil menarik tangan kedua adiknya itu membawanya ke dalam kamarnya

Saat sampai di kamar primly langsung memeluknya dan menangis

"Hiks mengapa phi lama sekali datang nya, jika ayah marah dia sangat menakutkan"tangis primly sambil menyembunyikan wajahnya kedada bidang Gulf

Gulf hanya memeluknya lalu mengusap punggung primly menepuknya pelan agar adiknya tenang, entah mengapa adik adiknya amat sangat cengeng

"Dia tidak menggunakan tangannya kepada kalian kan?"tanya Gulf

"Phi..."

"Tidak phi, ayah tidak menggunakan tangannya"jawab win cepat memotong ucapan primly

"Baguslah jika sampai menggunakan tangan kotornya itu untuk memukul kalian maka aku akan memotong tangan nya itu"geram Gulf

"Mengapa phi berbicara seperti psikopat"tanya primly

"Apakah sudah cocok?"tanya Gulf menatap primly yang ada di pelukannya

"Tidak aku tidak ingin phi ku menjadi seorang psikopat itu mengerikan"jawabnya sambil mengeratkan pelukannya

"Baiklah baiklah, phi akan berganti baju dulu na, prim kembali lah kebawah dan bantu ibu memasak"perintah Gulf sambil melepaskan pelukannya

Primly mengangguk lalu berjalan keluar dari kamar Gulf, meninggalkan win dan Gulf berdua di kamar itu, win sedikit tersentak saat mendengar Gulf berbicara pasalnya tadi dia sedikit melamun

"Ibu tidak melakukan apapun saat kalian di marahi oleh nya?"tanya Gulf

"Ibu sudah melarangnya phi namun ayah tidak mendengarkan nya dia terus saja membentak kami berdua"jawab win bahunya bergetar

"Hmmmhhh win jangan menjadi lemah phi tidak suka, kau harus menjadi kuat jangan menangis di depan pria brengsek itu, jika kau lemah maka dia akan semakin menindas mu"ucap Gulf lalu memegang bahu win

"Ssshhhh"win meringis saat Gulf memegang bahunya dan sedikit menjauh

"Kenapa dengan bahu mu?"tanya Gulf mengernyit heran

"Ehh tidak mengapa phi, ini hanya terbentur dengan tembok tidak serius hanya sedikit lebam"jawab win sambil memegang bahunya

"Jangan berbohong win kau tau phi tidak suka di bohongi!!"kesal Gulf

StrangerWhere stories live. Discover now