Yoshi tersenyum lebar ketika melihat pipi dara bersemu merah dengan dara yang menahan rasa malu nya itu.

"Yaa! Ada apa dengan pipi mu ha?! Merah sekali haha."

Dara langsung menutupi kedua pipi nya dan memasang tatapan tajam ke arah Yoshi yang sedang tertawa.

"Ini semua karena Kaka! Kenapa berdiri di sini bukan nya duduk! Pakai segala gombal lagi!! Ingat ya gombalan receh itu tidak akan mempan untukku."

"Lalu yang mempan untukmu apa hm?!."

"Tidak ada! Tidak ada sama sekali! Ah sudah iih Kaka duduk sana jangan ganggu aku masak." Ucap dara dengan nada yang menggemaskan.

"Baiklah! Baiklah! Aku akan duduk sekarang." Yoshi pun mengacak-acak rambut dara dengan tersenyum manis lalu kembali duduk di bangku meja makan.

Sedangkan dara hanya tersenyum saja melihat perlakuan yoshi yang jarang dia lihat.

Setengah jam kemudian bubur dan sup buatan dara pun selesai dara menyajikan bubur sup ayam untuk Yoshi di sana.

"Makan lah, aku jamin ini sangat enak." Ujar dara.

Yoshi yang melihat sup itu pun merasa sangat lapar karena aromanya terus menerus masuk ke dalam hidung nya gak tinggal diam Yoshi pun menyantap kuah sup itu ke dalam mulutnya.

"Bagaimana?! Enak kan?!."

Yoshi mengangguk,"Ya, untuk kali ini aku mengakui bahwa masakan kamu memang sangat enak."

"Syukurlah, terbukti kan aku memang pintar memasak."

"Iyah Iyah seterah kamu saja." Yoshi menikmati sup buatan dara dengan sangat lahap.

"Ya sudah aku mau bawa bubur ini ke kamar nenek dulu."

"Aku ikut."

"Ha?!."

"Kau memang Bolot ya dara! Tunggu sebentar aku ingin ikut melihat nenek kamu."

Yoshi pun meminum air putih di sana lalu ikut dengan dara menjenguk nenek nya di kamar, sesampainya di kamar sang nenek Yoshi melihat kakek yang lagi memijat tangan kanan nenek yang duduk bersandar dengan bantal.

"Nenek, aku buatkan bubur untuk sarapan, nenek makan dulu ya." Ujar dara lembut.

"Dara, Lelaki yang berdiri di sana itu siapa nak?!." Tanya nenek yang melihat yoshi berdiri di sana.

"Oh, ini kak Yoshi nek Kaka kelas dara di sekolah."

"Halo nek, saya yoshi teman nya dara."

"Ya ampun kamu tampan sekali nak, beruntung dara punya teman seperti kamu."

"Nenek apaan si, jangan bilang seperti itu."

"Memang nya kenapa dara?! Memang benar kok teman kamu ini sangat tampan haha." Ujar sang kakek.

"Aku memang sudah tampan dari lahir." Ucap Yoshi yang membuat kakek dan nenek nya tertawa berbeda dengan dara yang hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Sudah, ayo sekarang nenek makan ya, dara suapin abis itu minum obat."

"Iyah nak."

Dara pun telaten merawat sang nenek menyuapi makanan dengan pelan-pelan bahkan sampai makanan itu habis dan itu tak pernah berhenti dari tatapan kagum dari Yoshi.

"Yoshi, duduk jangan berdiri terus." Ujar sang nenek.

"Ah baiklah nek." Yoshi Duduk di ujung kasur sang nenek.

"Yoshi boleh aku bertanya sesuatu padamu?!."

"Tentu saja boleh nek."

"Apa saja yang di lakukan dara jika di sekolah?!."

"Ih nenek kok nanyain soal itu si, tentu saja aku sekolah nek."

"Benarkah begitu Yoshi?!."

Yoshi tersenyum jail melirik kearah dara yang sedang menatap nya itu.

"Tidak itu tidak benar, asal nenek tahu saja ya di sekolah dara itu cerewet sekali udah gitu dia ini sering banget ngomel-ngomel padahal aku tidak sedang mengerjainya."

Dara yang mendengar itu membulatkan matanya berbeda dengan Yoshi yang sudah tersenyum jail ke arah dara.

"Tidak nek itu tidak benar, kak Yoshi yang cerewet bukan dara."

"Yaa! Kenapa jadi aku?! Kan memang benar begitu adanya."

"Haha dara kamu ketahuan ya sekarang, ternyata kamu di sekolah sangat cerewet." Ujar kakek.

"Ah tidak kakek aku itu anak nya kalem, lemah lembut dan tidak cerewet."

"Masa si?! Buktinya sekarang kau sedang membela diri bilang saja kalau kamu tidak ingin nenek dan kakek mu tahu kalo kamu itu cerewet dan ah Iyah satu lagi nek, nenek harus tau ini."

"Apa itu?!."

"Dara itu gak bisa jauh-jauh dari Yoshi nek, baru Yoshi tinggal sebentar saja dia sudah marah-marah."

"Astaga, rasanya ingin sekali aku jahit mulut nya!." Batin dara.

"Hahaha kamu sangat mirip dengan mama kamu dara, gak di sangka ternyata cucu nenek ini punya sifat cerewet seperti mama nya."

"Ah nenek jangan di percaya omongan nya, aku gak begitu nek." Ujar dara dengan wajah menggemaskan,"Yaa! Berhentilah berbicara yang tidak-tidak kak datar!."

"Wah! Kamu juga punya nama panggilan yang istimewa untuk Yoshi ya." Ujar sang kakek tertawa.

"Ah kalian bertiga benar-benar menyebalkan sekali."

Melihat wajah menggemaskan dari dara membuat mereka bertiga tertawa terbahak-bahak terutama sang nenek namun melihat itu dara tidak ambil pusing biarkan lah mereka menertawainya asal nenek nya bisa tertawa.

"Huft.. tidak apa-apa dara asal nenek bisa tertawa, terimakasih kak datar." Batin Dara.

Setelah itu dara dan Yoshi keluar dari kamar sang nenek setelah dara memberikan obat untuk nenek.

"Kak, makasih ya udah buat nenek ketawa walaupun sebenarnya aku ingin sekali menebas kepala Kaka karena seenaknya berbicara seperti itu!."

"Tidak masalah aku senang melihat nenek dan kakek mu bisa tertawa, dan untuk lelucon ku barusan tidak perlu di bawa serius aku hanya bercanda."

"Baiklah." Dara terdiam sejenak lalu menatap Yoshi,"oh ya kau bilang mau keluar kan kalo gitu tunggu di sini aku akan ganti baju."

"Yaa!." Yoshi menggenggam pergelangan tangan dara,"ah maaf."

Dara mengangguk kecil walaupun sebenarnya wajah nya memerah menahan malu.

"Aku tidak memaksamu jika memang tidak bisa pergi yasudah jangan di paksain."

"Tidak kok, tidak apa-apa karena Kaka sudah buat nenek tertawa aku ingin membalasnya jadi tunggu di sini sebentar ya."

Dara pergi naik ke lantai dua meninggalkan Yoshi di ruang tamu.

"Dasar keras kepala." Ujarnya.








~BERSAMBUNG~

[✓] Kaka Kelas Dingin Mencintaiku • YoshiWhere stories live. Discover now