DUNIA DALAM DIMENSI

82 5 0
                                    

Mortal. Makhluk fana  paling lemah yang sejak pula selalu menyalahi hukum alam dan menciptakan pertikaian dengan bangsanya sendiri. Ya, mereka merujuk pada manusia.  Sesuatu yang seharusnya tak kan mungkin terjadi, tanpa trilogi apa pun menjadi realita. Hal buruknya, itulah awal mula porak porandanya seluruh dimensi. Benar. Penyebabnya tidak lain adalah makhluk fana, manusia.

Secara kosmologi dimensi terbagi menjadi tiga : Dimensi Atas; Dimensi tengah; Dimensi Bawah. Ketiga dimensi tersebut saling terhubung, namun juga terpisah. Ada semacam sekat tak kasat mata yang memisahkannya, sebenarnya ada pula sesuatu yang berfungsi seperti pintu antar dimensi, terlebih hampir tidak mungkin untuk menemukan hal seperti itu. Layaknya mencari sebuah jarum pada tumpukan jerami. Ada satu dimensi luar yang mengelilingi ketiganya, seperti selambu tipis yang menyelubungi ketiga dimensi yaitu Dimensi Rukh/Ruh. Dimensi Rukh, tempat bagi para roh tinggal. Jika diibaratkan akan seperti tiga kelereng yang disusun ke atas dalam botol pipet.

Pada tiap-tiap dimensi terdapat beberapa dunia. Dimensi Atas terdiri dari Asgard, Vanaheim dan Alfheim.

Asgard, tempat paling tinggi dari Dimensi Atas. Penghuninya adalah Aesir  atau bisa disebut dengan dewa tinggi.

Vanaheim, tempat tinggal para Vanir, yaitu golongan dewa-dewa kecil. Para Vanir tidak se-superior seperti Aesir, namun bukan berarti mereka lemah. Bagaimana pun mereka masih seorang dewa.

Alfheim, tempat para Elf tinggal. Elf sebagai makhluk yang mempresentasikan cahaya. Mereka dekat dengan alam dan mayoritas adalah seorang vegetarian. Oleh karenanya, mereka disebut dengan ras pengatur kesuburan. Makhluk bertelinga runcing dan berumur panjang. Berbeda dengan Aesir dan Vanir, Elf bukan makhluk yang immortal, hanya saja mereka mempunyai jangka hidup lebih lama dari makhluk mortal lainnya. Dikatakan mortal pun, mereka bukan salah satunya.

Dimensi Tengah. Pada dimensi ini, hanya ada satu dunia yaitu Midgard. Mencakup seluruh semesta, menitik beratkan pada satu sistem tata surya Bima Sakti dan berfokus pada satu planet yang bernama Bumi. Tempat tinggal manusia. Manusia dikatakan sebagai mahkluk mortal. Hal itu tidak lain karena jangka hidupnya yang paling pendek dari makhluk lainnya.

Dimensi Bawah, dibagi menjadi lima dunia. Pertama; Jotunheimr, Seakan memasuki dongeng kacang polong ajaib dengan pohon dan bangunannya yang berukuran raksasa. Maka di sanalah kaum Jotun bermukim. Jotun bertubuh raksasa dengan ciri fisik yang bermacam-macam tergantung ras mereka. Jotunheimr bersebelahan langsung dengan Midgard, oleh karenanya banyak dongeng yang berkisah tentang raksasa di Midgard. Dalam sejarahnya, ada beberapa mortal yang menemukan pintu masuk menuju Dimensi Bawah.

Kedua; Svartalfheim, dihuni oleh para Elves. Jika Dimensi Atas ada ras Elf, Dimensi Bawah mempunyai Elves. Mereka adalah ras Elf dari kegelapan. Ciri fisiknya sama dengan Elf, namun memiliki warna kulit gelap. Bukan hitam atau cokelat, hanya gelap seperti malam yang pekat tanpa cahaya.

Ketiga; Niddhavellir, dunia yang didominasi dengan pegunungan berapi aktif. Di sinilah para Dwarf bermukim. Makhluk kerdil yang suka menambang dan menempa. Hasil tempa mereka digadang-gadang sebagai senjata terkuat dari ketiga dimensi. Dikenal sebagai ras yang pemarah, mereka sangat sensitif terhadap apa pun, namun pada dasarnya kaum Dwarf tidak sejahat mahkluk Dimensi Bawah lainnya.

Keempat; Niflheim, Dunia bawah tanah yang dingin. Tempat jiwa-jiwa tersesat, penghuninya kebanyakan adalah mahkluk yang tidak berbentuk seperti Ghoul dan Wraith. Dikuasai oleh Hel, perempuan yang mempunyai setengah tubuh hidup dan setengahnya lagi mati. Hel mempunyai seorang adik bernama Lyra, sang burung es.

Kelima; Muspellheim, yang paling bawah dari Dunia Bawah. Dunia api, itulah nama lain dari Muspellheim. Dengan menginjak tanahnya, akan membuat kaki melepuh. Dikuasai oleh Surt, raksasa yang kulitnya berupa lahar dan berambut api.

Sebelumnya, ketiga dimensi dihubungkan oleh mata air Urd sebagai sungai dimensi. Hal ini digunakan para dewa dan makhluk dunia bawah untuk menghancurkan satu sama lain. Pertikaian antara keduanya mengakibatkan ketidakseimbangan dimensi, oleh karena itu para roh turun tangan dan memutus mata air Urd sehingga mata air itu hanya mengalir di Dimensi Atas saja.
Sangat sulit untuk melintasi dimensi, sampai suatu saat terjadi perang dunia di Midgard. Hal ini mengakibatkan retakan dimensi hingga Surt yang makhluk terbawah di dunia bawah pun bisa memasuki Midgard walau hanya sebagian dari kekuatan sihirnya. Hanya menunggu waktu sampai retakan dimensi itu menjadi sebuah portal. Makhluk bawah akan melakukan apa saja untuk mencapai dunia para dewa, meski harus menghancurkan Midgard dunia para Mortal.

Perang yang terjadi di Midgard bukan hanya sekali, namun sudah empat kali : perang dunia I, perang dunia II, perang dingin dan terakhir perang dunia III, yang paling parah dan efeknya mengacaukan segala peradaban modern. Badai elektromagnetik mengelilingi permukaan bumi, radiasi di mana-mana. Apa yang telah para mortal perbuat terhadap dunianya sendiri? Aneh, tapi itulah karakter dasar dari makhluk fana yang diburu waktu. Mereka hidup dengan bayang-bayang waktu, yang seolah-olah akan berhenti pada hitungan mundur. Sedangkan keperluan mereka belum terealisasikan, inilah awal dari sifat tamak para mortal.

Sejak pecahnya perang dunia yang terakhir, banyak pulau yang tenggelam terkena debit air laut yang pasang setelah Kutub Utara dan Selatan sirna. Terkalahkan oleh global warming yang tiada henti menerjang bertubi-tubi. Penggunaan nuklir, rudal, senjata biologis dan beberapa alat perang yang mematikan, menyebabkan badai elektromagnetik dan radiasi di beberapa tempat. Semua hal yang berhubungan dengan magnet dan energi listrik tidak berfungsi lagi; mobil, handphone, lampu, segalanya. Hal mengerikkan yang tidak mereka ketahui adalah adanya retakan dimensi. Retakan dimensi, selang berjalannya waktu akan menciptakan sebuah portal, sehingga memungkinkan invasi dari dimensi lain.

Limat tahun setelahnya, para mortal berusaha membangun ulang peradaban yang runtuh akibat ulah mereka sendiri. Negara kecil yang mendiami pulau-pulau kecil di seluruh belahan dunia telah lenyap. Semakin berkurangnya daratan, para mortal membentuk tiga kekuatan besar. Berdirilah tiga negara super power : Amsta, Xing dan Malait.

.
.
.
Cerita ini menambahkan mitologi nordik di dalamnya, namun ada sebagian yang saya rubah. Jadi ada perbedaan dalam sistem dunianya dan relasi antar keluarga para dewa.

PERINGATAN

Tolong jangan menjiplak/ meng-copy karya saya, menjiplak secara keseluruhan maupun sebagian. Karena karya ini saya buat dengan susah payah dan banyak hal luar biasa yang saya alami dalam menulis karya ini. Saya tahu karya ini banyak kekurangan, namun plagiarisme itu dilarang.

Happy reading ^^

NYANYIAN LUMUT : 5 Lights & Lutifia's FootWhere stories live. Discover now