16 - LULUS ATAU TIDAK?

0 0 0
                                    


Hari ini adalah hari dimana ujian pendaftaran untuk masuk ke univ yang diminta oleh Anneliese itu.

Deriq sudah banyak sekali minum dari tadi, dia gugup, takut, gelisah.

Dia takut bagaimana jika hasilnya buruk? Bagaiman jika tidak memuaskan? Apa dia akan lulus?

"Deriq, kerjain yang bener ya." Peringat Anneliese dari kejauhan.

Sedangkan ketiga saudaranya, memberikan semangat dari luar.

Deriq berdoa dalam hati, saat melihat ujian akan dibagikan beberapa detik lagi.

Dia sudah belajar semalaman, pasti hasilnya akan baik bukan? Deriq hanya bisa Serahkan saja semuanya kepada Tuhan.


Semua anggota keluarga Tanrald hadir untuk menemani Deriq yang sedang ujian pendaftaran di dalam.

Emerald duduk di kursi yang telah disediakan, dia duduk dan melipat tangannya, memohon agar ujian Deriq kali ini Bagus, atau setidaknya Deriq lulus.

Star dan Delard pun sama halnya, mereka memohon agar Deriq lulus. Mereka takut jika Deriq tidak lulus, kedua orangtuanya akan marah.

KREK

Tiba-tiba pintu ruangan dimana Deriq melaksanakan ujian terbuka, menampilkan Deriq dengan wajah murung-nya.

Mereka semua mengalihkan atensi kepada Deriq, Anneliese bingung dengan raut wajah Deriq.

Ketiga saudaranya mendekat, Star memeluk Deriq.

"akhirnya keluar." Ucap Star dengan riang.

"Kayaknya hasilnya jelek deh."

Semuanya sontak menatap khawatir pada Deriq, tapi Anneliese justru menatap Deriq penuh penekanan.

Apa maksud dari kata Deriq?

"Deriq."

Anneliese mencekram lengan Deriq dengan erat, "Jangan becanda sama Mommy."

Anneliese menatap Deriq tajam. Deriq yang melihat itu jadi takut dan meringis pelan.

"kalau kamu gak Lulus, jangan harap bisa dapat perhatian Mommy." Anneliese meninggalkan Deriq, dia berjalan ke ujung dimana Edgar berada.

Anneliese kesal sekali, dia sudah berkata kepada Teman-teman nya bahwa Deriq akan masuk ke univ terbaik di Jakarta. Bagaimana nasib dirinya jika Deriq tidak lulus? Benar-benar memalukan.

"Gapapa udah. Pasti lulus kok." Star meyakinkan Deriq.

Deriq tersenyum dan menatap ke Delard yang berada di sebelah Emerald.

Dia butuh semangat, sungguh. Delard yang mengerti pun menampilkan senyum bangga-nya pada Deriq. Hal itu membuat Deriq jadi ikut mengembangkan senyum-nya.

Ya mungkin aneh, masa hanya karna Delard menampilkan senyum bangga-nya, Deriq sudah senang sekali? Tapi yang paling tau Delard adalah Deriq, dia yang paling mengerti bahwa Delard sedang memberikannya support.

Walau hanya lewat senyuman, tapi itulah Delard, saudara kembarnya.

"Em" panggil Deriq.

Emerald yang mengerti langsung merentangkan tangannya, dan memeluk tubuh Deriq yang jauh lebih tinggi dari dirinya itu.

"Its okay, you just do your best."

Emerald menepuk-nepuk punggung Deriq, memberikan dirinya ketenangan.

Our Storiesحيث تعيش القصص. اكتشف الآن