06 - LUKA?

2 1 0
                                    



"Kamu gak se-perfect Star, jadi jangan berharap untuk mendapatkan perhatian yang sama seperti Star"

ucap Isana dengan ringannya, tanpa memikirkan hati dan perasaan cucunya.

"Aku gak butuh perhatian itu." Elak Emerald,

Dia memang tidak butuh perhatian keluarga nya, dia hanya ingin mereka tau bahwa dia adalah korban bukan pelaku.

Isana membuang muka, berlagak muak melihat wajah Emerald.

"Gak usah macem-macem dengan ngomong kayak gitu ma. Star dan Emerald jelas berbeda, mereka orang yang beda" tegas Edgar, bagaimana pun dia tidak akan terima jika salah satu anaknya di rendahkan.

"iya. Beda, Star cantik, putih, kurus, pintar, dapat diandalkan. Dan Emerald jauh dari itu semua. Iya kan?"

Emerald hanya bisa terkekeh mendengar itu semua, menertawakan dirinya sendiri.

Kenapa dia bisa lahir seperti ini? Dia juga tidak mau lahir seperti ini.

Star hanya menunduk tidak berani menatap Emerald, takut.

Anneliese yang merasa situasi jadi semakin tidak membaik, "udah. Kita lanjut makan lagi. Gak usah dipeduliin, oke."

Ajak Anneliese, dia menyuruh semuanya untum lanjut makan.

Semuanya pun lanjut makan dan tidak mempedulikan lagi yang tadi.

Berbeda dengan Emerald, dia hanya bisa diam dengan mata yang berkaca-kaca sambil terus berusaha tersenyum.

Emerald tersentak kaget saat punggung tangannya disentuh oleh Delard.

Mereka saling menatap, memberikan kekuatan untuk masing-masing.

Emerald mengangguk singkat dan menepuk-nepuk punggung tangan Delard, memberi tahu bahwa dia tidak apa-apa.

Deriq hanya bisa terdiam, dan terus memperhatikan Emerald dan Delard.

Sedangkan Star lanjut makan, walaupun dia sangat tidak enak dengan Emerald.

"its okey" ucap Emerald dengan menampilkan senyum di wajahnya,

entah kenapa Delard yang melihat itu, justru tambah sakit melihat nya, bukan tenang.







Acara keluarga hari ini sudah selesai, perlahan semuanya kembali pulang ke rumah masing-masing.

Star, Anneliese, dan Edgar yang berdiri di depan rumah untuk mengantar para tamu pulang,

sedangkan Delard, Deriq, dan Emerald hanya menunggu dari dalam.

Emerald menatap Star lekat-lekat, terlihat Star yang sedang diberikan banyak kecupan di pipi dan keningnya dan pelukan hangat yang diberikan oleh semua anggota keluarga.

Betapa menyenangkannya bukan? Hidup penuh dengan kasih sayang.

Deriq yang mengikuti arah pandang Emerald, mengerti bahwa kakaknya itu sedang melihat Star.

"lo tuh juga cantik, di mata orang yang tepat." Emerald melirik Deriq dan tertawa.

"Mungkin" Emerald mengangkat bahunya acuh.

"tapi gue serius." Ucap Deriq serius.

"jangan bilang itu Cuma buat bikin gue bahagia Riq, gue jadi semakin terluka dengernya. Jadi kayak di ledekin tau gak?"

Emerald selalu merasa dirinya sedang di ledeki jika mendapat pujian dari orang-orang mengenai dirinya.

"Semua perempuan gak ada yang jelek Em, Lo cantik, Star cantik, Mommy juga cantik. Kalian cantik di mata orang yang sayang sama kalian"

Delard ikut berbicara, keduanya termenung mendengar itu.

Lalu terkekeh bersama, "oke, gue percaya kalau Lo yang ngomong."

Delard pun tersenyum melihat Emerald bisa tertawa seperti itu, begitu juga dengan Deriq.

Entah kenapa mereka bingung, kenapa perempuan yang membawa banyak kebahagiaan di hidup mereka, bisa di olok-olok oleh keluarga mereka sendiri.

Bisa dikatakan Emerald adalah kekuatan untuk keduanya.

Our StoriesWhere stories live. Discover now