10 - SOSOK IBU

1 1 0
                                    


"Liat deh Anneliese."

Seorang temannya memberikan sebuah kertas berisi sertifikat juara, dan Anneliese mengambilnya.

Anneliese sempat terdiam, "keren banget anak kamu" puji Anneliese, dia mengembalikan lagi kertas itu pada Temannya.

"Iyalah, anak kamu mana mungkin bisa gitu kan Anne?"

Teman-temannya terkekeh, Anneliese hanya tersenyum dan menyesap jus-nya.

"Apalagi Delard, aduh"

"iya, Delard dan Deriq kan anak yang berandalan banget pas sekolah"

"Anak-anak kamu udah bikin prestasi apa aja Anne?"

"Anaknya Anne buat prestasi?"

"Yaampun anaknya Anne mah bikin onar Mulu. Gak mungkin mereka bikin prestasi"

Sekumpulan ibu-ibu itu terkekeh bersama, tanpa menyadari perubahan ekspresi Anneliese.

Dia kesal karna Anak-anaknya dihina tapi dia juga kesal karna Anak-anaknya hanya membuat dirinya malu di depan teman-teman.

" anak aku di umur segini udah hebat banget deh, dia udah bisa kerja. Cari uang sendiri"

"Ih hebat ya, anak saya mana bisa. Tapi untung dia pinter, jadi bisa masuk ke univ favorit disini"

"anak-anak ku juga, katanya mau bikin bahagia ibunya"

Dan masih terus berlanjut, ibu-ibu itu terus memuji anak mereka masing-masing.

Anneliese yang sejak tadi sudah risih dengan pembicaraan itu, langsung berniat mengganti topik.

"Udah, gak usah bahas soal itu lagi"

Anneliese merubah topik, dia meletakkan gelas dan berlanjut untuk berbincang-bincang.

Anneliese sangat sensitif dengan pembahasan prestasi anak-anak, karna dirinya merasa bahwa anak-anak nya tidak ada yang bisa di banggakan.

Ya paling hanya Star.


"Anne"

panggil seorang teman baik Anneliese, sekarang hanya tinggal tersisa mereka berdua.

Karna yang lainnya sudah pulang terlebih dahulu.

"iya?"

Anneliese mendekatkan diri kepada Caitlyn, sahabatnya.

"Aku punya info"

"info apa?"

"jadi, salah satu univ terkenal di sini lagi buka pendaftaran untuk masuk. Nah, dari pada Anak-anak kamu kuliah di kampus yang sekarang, lebih baik masuk ke univ ini kan?"

Caitlyn berniat memberikan masukkan kepada Anneliese, setidaknya jika anak-anak Anneliese bisa masuk ke univ ini, teman-teman nya yang lain tidak bisa merendahkan Anneliese.

"Pendaftaran-nya gimana?" Anneliese mulai tertarik.

"Ini, tinggal ikuti ujian. Nanti kalau lolos seleksi maka bisa masuk deh" jelas Caitlyn,

"tapi ini bukan beasiswa ya" lanjut Caitlyn.

Anneliese hanya mengangguk.

Tidak masalah, yang penting bagaimana caranya Salah satu anaknya masuk ke univ ini.

"thankyou ya infonya Lyn, aku pasti minta anak-anak aku buat berusaha masuk kesini"

Anneliese memeluk Caitlyn, berterima kasih.

Our StoriesWhere stories live. Discover now