13 - HASIL UJIAN

1 1 0
                                    


Seperti hari-hari biasanya, keluarga Tanrald melakukan rutinitas mereka saat bukan hari weekend.

Seperti sekarang, Emerald yang sedang sibuk memasukkan keperluannya yang akan dibawa ke kampus.

Deriq dan Delard yang masih sarapan, Anneliese dan Edgar juga menemani. Dan Star yang terburu-buru lari dari lantai atas ke bawah

"Weiss, permisi!"

Star menyentak tangan Emerald yang sedang membereskan skripsi, agar dirinya bisa lewat dengan mudah.

Dia langsung memberikan kecupan singkat di pipi kedua orangtuanya.

"Pergi dulu, buabayyyy!"

Star berlari keluar rumah, masih dengan tangan yang terus dia lambaikan untuk semua anggota keluarga.

Anneliese dan Edgar hanya tersenyum melihat tingkah anak kesayangan mereka.

"Deriq juga deh"

"Delard juga"

"Em jugaa!"

Ketiganya berteriak memberi pamit kepada Kedua orang tua mereka.

Pagi ini ada yang berbeda, biasanya yang mendapat kan ciuman dan pelukan dari Anneliese hanya Star dan Emerald, sekarang bertambah menjadi satu yaitu Deriq.

Sedangkan Delard masih terus di abaikan, bahkan mungkin mereka tidak menganggap dirinya ada kali ya.

"jangan lupa apa yang kamu pelajari kemarin malam Riq!" pesan Anneliese,

kemarin malam memang Deriq belajar hingga jam 1 malam. Bukan tanpa alasan dia melakukan itu, itu semua dia lakukan agar hari ini saat ada test di kampusnya, dia bisa mendapat nilai A.

Karna hal itu harus memenuhi syarat univ yang akan ditujunya.

"Siap Mommy sayang!"

Ketiganya akhirnya hilang dari pandangan kedua orang tua mereka.

Emerald melempar kunci mobil ke Delard, dan spontan di tangkap oleh Delard.

"lo yang bawa!"

Emerald langsung mengambil tempat di belakang, sedangkan Deriq di samping kursi pengemudi.

Sebenarnya Delard sedang badmood untuk mengendarai mobil pagi ini, tapi akhirnya dia lakukan juga.

Berjalan perlahan menuju kursi pengemudi, walaupun hatinya bersungut-sungut.

Saat mobil sudah berjalan, Deriq ber-inisiatif untuk membuka buku dan mempelajari materi yang akan di uji hari ini oleh dosen mereka.

Emerald dan Delard yang melihat itu bangga, Deriq benar-benar serius ingin berubah menjadi anak yang pintar.

Tapi setiap kali melihat Deriq seperti itu, mereka juga jadi teringat akan alasan di balik itu semua.

"ngerti?"

Emerald memajukan kepalanya hingga berada di samping Deriq,

Deriq menggeleng menggemaskan.

Emerald mengacak rambut Deriq sebentar, lalu dia mulai memberi penjelasan satu-persatu yang tidak di mengerti oleh Deriq.

Delard hanya melirik dan sesekali tertawa saat Emerald marah-marah, karna Deriq yang tidak mengerti-ngerti.

Perjalanan ke kampus pun dipenuhi dengan Omelan Emerald dan tawa Deriq.

Seru juga kalau tiap kali perjalanan ke kampus backsound nya kayak gini, pikir Deriq.

Our StoriesWhere stories live. Discover now